5.Labrak

57 9 2
                                    

Sebaik apapun kita,
segalanya akan terlihat
buruk dimata pembenci
-Es batu keldos-

+6289545xxxxxx

P|19.30
Ini Unge kan?|19.31

Iya ini Unge|19.32
Ini siapa?|19.32

Aku Barra, jangan lupa save ya|19.32

Oh okei|19.35

Besok mau aku jemput?|19.35

Gak|20.00

Keliatan banget modusnya kaya cowo pada umumnya.

Gue membuka pintu kamar dengan hati-hati. Ada seorang laki-laki berdiri didekat pintu, gue terkejut untuk kesekian kalinya.

"Heum, hobi amat sih mas nganggetin orang!"

"Kamu aja yang lebay"

"Mas jangan apa-apain aku dong belum siap hm"

Gibran yang telah membaringkan badannya diranjang kaget mendengar ucapan gue.

***

Jadwalnya kelas XI MIPA 6 olahraga. Gue yang mengetahui hampir terlambat langsung berlari sekencang kilat jangan sampai gue terlambat lagi seperti pertemuan minggu lalu. Gue seperti diberikan kekuatan super untuk berlari tapi seakan tidak diberikan untuk mengerem hinga akhirnya gue mencium aspal lagi bahkan sekarang lebih parah kening gue terbentur batu. Darah bercucuran, gue yang phobia terhadap darah langsung tak sadarkan diri.

Gue sudah dilarang mengikuti olahraga hari ini tapi gue tetap memaksa. Gue tidak menerima penolakan atau gue akan merengek tanpa henti.

Kebetulan Pak Xiu selaku guru olahraga sedang izin jadi, XI Mipa 6 hanya melakukan pemanasan setelah itu istirahat. Disaat sedang melakukan pemanasan ada seorang wanita yang tak lain adalah kaka kelas bernama Rinka Ane Pratama mengguyur gue dengan air dari belakang.

"Murid baru gakusah so. Pake acara pulang bareng. Dasar pelakor cap murahan!" kata pedas terlontar dari mulut Ane

"Maksut kaka apa?, saya tidak paham."

Gue bener-bener harus nahan amarah apalagi ini kakel dan katanya sih adiknya pemilik sekolah ini jadi gue harus jaga sikap jangan sampe beasiswa gue dicabut cuma gara-gara mak lampir satu ini.

"Idih udah ketangkep basah tapi gamau ngaku! so suci banget lo!"
"Kenapa diem! jawab pertanyaan gue. Ga punya mulut lo?!"

Gue masih diam dan menunduk hingga pada akhirnya jatuh karena didorong oleh Ane.

Ane menampar pipi gue kasar, "Lo udah nyari masalah sama gue hidup lo gue jamin nggak akan bahagia!"

Gue yang tak kuat memilih pergi tanpa meninggalkan sepatah kata pun ketimbang makin terpancing emosi karena sikapnya.

"Kamu kenapa?" Gibran sedikit khawatir melihat keadaan gue sekarang.

"Gpp mas"

"Kenapa basah kuyup gitu?"

"Oh itu tadi ada temen ultah mas" gue bohong

Es DurenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang