Uap air membentuk selubung besar berwarna putih di sekitar sungai. Tampak sosok berkulit pucat, dengan rambut berwarna silver panjang sepunggung tengah berendam menghadap air terjun, menggosok bagian tubuhnya dengan tenang, seolah sedang menikmati waktu sendirinya.Menenggelamkan diri, hanya terlihat helai rambut silvernya yang mengambang di permukaan air. Sebuah batu giok di antara kain yang bertumpuk di atas batu berpendar redup. Wajah oval menyembul ke permukaan air, kulit halus pucat bagaikan giok, berhias hidung lancip dengan bibir merah. Telapak tangan mengusap lembut sisa air di wajah, mata terbuka perlahan, mengerjap, warna kuning keemasan dibingkai oleh bulu mata serta alis yang senada dengan warna rambut. Sebuah garis melingkar bergerigi di atas---lambang api---tipis berwarna merah tercetak di dada kiri.
Melangkah pelan menuju baju yang terlipat rapi di atas batu, tak perlu waktu lama baginya untuk mengenakan kembali pakaiannya. Melewati jalan batu yang cukup terjal menuju istana berwarna gading di atas tebing batu. Kediamannya.
Hari ini perayaan Oranor*, selubung pelindung akan menipis, rakyat Kerajaan Aranour** akan puas melihat matahari.
(*Oranor berarti hari yang penuh matahari.)
(**Aranour berarti tanpa matahari.)Kerajaan Aranour, sesuai dengan namanya, merupakan kerajaan yang sangat jarang mendapat sinar matahari langsung. Selama setahun, hanya ada enam kali mereka bisa merasakan sinar matahari langsung. Karenanya, rakyat akan dengan senang hati menyambut kedatangan Oranor dengan suka cita.
Oranor kelima dalam setiap tahun memiliki arti khusus bagi pemuda berambut silver ini. Hari di mana dirinya ditemukan oleh pasangan raja dan ratu yang tengah merayakan perayaan Oranor di aliran Sungai Sirion.
Melihat sosok bayi merah bermata emas tersenyum secerah matahari, raja dan ratu tidak bisa menolak untuk langsung jatuh hati padanya. Membawanya kembali ke istana untuk diangkat menjadi putra.
Sebagian besar tetua melarang keras, ada aturan tak tertulis, jika raja dan ratu---yang selama ini hanya bisa melahirkan satu putra seumur hidupnya---tidak boleh sembarangan memungut apalagi mengangkat anak.
Di sisi lain seorang tetua bijak melihat ada keistimewaan yang dimiliki oleh bayi tersebut.
Raja dan ratu yang terlanjur jatuh sayang, memutuskan untuk tetap merawat bayi tersebut dan memberinya nama Ruin Neithildin karena kulitnya yang pucat seperti bulan dan tanda merah di dada kirinya.
Merawat seolah putra kandung, meskipun tidak bisa memberikan gelar pangeran. Tumbuh bersama dengan putri kecil mereka yang berjarak tiga tahun dari Ruin.
Nama Ruin Neithildin pada akhirnya nyaris dilupakan setelah mendapatkan posisi sebagai panglima keamanan bergelar Daggor O'sëan. Tak ada lagi selain keluarga istana yang memanggilnya Ruin, walau ia lebih suka dipanggil dengan nama itu.
Sudah 333 tahun sejak ia ditemukan, 250 tahun sejak ia menempati Kastil Uilos. Kenapa masih terasa berat? Masih ada sesuatu yang kurang.
*****
Matahari bersinar dengan riang, menyinari rumah-rumah penduduk serta jalan-jalan desa yang sudah dihias sedemikian rupa hingga tampak meriah.
Berjalan di bawah sinar matahari langsung membuat Ruin yang berkulit pucat serta memakai pakaian berwarna putih tampak bersinar. Senyum manis tak luntur dari bibir tipis setiap ada warga yang menyapa.
Tak bisa disangkal jika Ruin sangat disayang oleh rakyat Kerajaan Aranour, perayaan Oranor kelima selalu lebih meriah dibanding perayaan lain. Tak heran jika beberapa pihak semakin ingin menyingkirkannya.
Masih dengan senyum ramah, berbincang atau sekedar menyapa penduduk, hatinya tiba-tiba merasa gelisah. Segera ia berdiri pamit, tak ingin yang lain ikut merasakan kegelisahannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
GELIR
FantasyDalam bahasa sindarin, Gelir berarti Gay. Ooh, betewe .... Terkadang ada slip typo dan italic, mahapkeun sebelumnya.