8. TRAGEDY

10 2 0
                                    

Kembali ke Kastil Uilos, Ruin mendapati kamar pribadinya kosong. Berbalik, melangkah menuju bagian ujung dari kastil, sisi terluar kastil, di mana terdapat sebuah arena berlatih lengkap dengan semua peraga elemen sihir di dalamnya.

Ruin berdiri mematung di pintu masuk. Meskipun dia sudah mengetahui apa yang tidak diketahui orang lain mengenai Tavady, tetap saja dia merasa takjub melihat apa yang ada di depannya saat ini. Tubuh bersandar di sebuah pohon, mata tertutup, rambut cokelat sepunggung tergerai bebas membingkai wajahnya yang tegas.

Mungkin Tavady tidak menyadari, tapi elemen hutan benar-benar bereaksi dengan kehadiran Tavady di sana. Hutan terasa lebih hidup, lebih bercahaya, dan tampak nyata.  Ruin baru sekali menyaksikan yang seperti ini. Sedikit iri, bahkan elemen air di tempat itu tidak bereaksi padanya.

Melangkah tanpa, menghunus pedang yang sengaja dibawanya. Berniat mengejutkan Tavady dengan serangan diam-diam.

Dan Tavady sekali lagi mengejutkan Ruin karena berhasil menangkis serangannya.

"Aku tidak yakin kalau kamu benar-benar manusia," kelakar Ruin sambil duduk di samping Tavady.

"Lalu apa?"

"Maia."

Kali ini Tavady menoleh, tidak mengerti perkataan Ruin. "Maia?"

Ruin mengangguk, menceritakan pengetahuan umum dunianya pada Tavady. Membuat Tavady tertawa saat Fuin.embandingkan dirinya dengan Maia yang pastinya sangat jauh berbeda. Juga bercerita tentang pohon cyreg yang tak pernah menampakkan buahnya pada siapa pun.

"Siapapun?"

"Siapa pun. Bahkan aku baru melihat bentuknya saat menemukanmu."

"Aku?"

Ruin mengangguk, mengambil sebuah kotak kayu kecil dari kantung bajunya, menyerahkan pada Tavady yang menerimanya dengan tatapan bingung.

"Bukalah."

Membuka kotak di tangan, matanya memincing mengenali buah yang membuatnya tak sadarkan diri beberapa hari lalu.

"Itu buah cyreg, buah dari pohon kehidupan. Tidak semua orang bisa melihat buahnya, terlebih pohon cyreg berada di tengah Hutan Tewerin yang tak bisa dimasuki sembarang orang."

Tavady diam, tangan mempermainkan kotak kayu di tangan, mendengarkan dengan seksama penjelasan Ruin.

"Hutan Tewerin, termasuk kastil yang kita tempati saat ini, memiliki atmosfer tersendiri yang membuat kaum Elf yang masuk melemah karena sihir bawaan mereka kacau di tempat ini. Bahkan jika mereka memaksa masuk, kemungkinan mereka mati dintempat tersebut sangat tinggi."

"Kenapa bisa begitu?"

Ruin memandang wajah Tav selama beberapa saat sebelum menjawab, "Konon, pemilik kastil terdahulu yang menjadi penjaga pohon kehidupan pernah menyalahgunakan buah cyreg demi kepentingan pribadi, sebelum meninggalkan Aranour demi seorang manusia.

Buah cyreg memiliki banyak manfaat, selain bisa menyembuhkan segala penyakit, buah cyreg yang selalu berpasangan juga bisa mengikat dua jiwa yang memakannya, pasangan yang memakan buah cyreg, tidak akan pernah terpisah, mereka akan berbagi masa hidup, sehidup semati. Karena itu penjaga yang penjaga terdahulu menyegelnya."

"Apakah itu nyata?"

Ruin mengendikkan bahu. "Aku hanya membaca catatan kuno, sulit membuktikan teori saat tidak ada lagi yang bisa menemukan buah tersebut."

"Lalu kenapa aku malah luka dalam saat memakan buah itu?"

Terkekeh saat melihan wajah bingung Tavady. "Itu efek air Sungai Sirion yang kamu minum."

GELIRTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang