Bab 5 : Kenyataan

2 1 0
                                    

Samuel menjemput Ellen akhir Minggu ini. Rencananya Samuel akan mengajak Ellen untuk menemui kakeknya yang memiliki banyak pengalaman dalam dunia supranatural, karena Kakek Samuel adalah seorang indigo.

Saat sampai di rumah kakek Samuel, Ellen disambut seorang kakek yang belum terlalu tua dengan senyuman ramahnya.

"Inikah yang namanya Ellen? Pacarnya Samuel?" tanya kakek yang langsung membuat pipi Ellen memerah.

"Iya, Kek," sahut Ellen malu-malu, sementara Samuel malah tersenyum bangga.

"Panggil saja saya Kakek Madi. Ayo silahkan masuk." Kakek Madi memandu Ellen untuk masuk ke dalam rumahnya.

Kakek Madi tinggal bersama seorang cucunya yang kini sedang bekerja, sedangkan istri kakek Madi sudah meninggal dunia beberapa tahun yang lalu.

Samuel tampak membuatkan minuman untuk kakeknya dan Ellen. Ellen sangat senang mengobrol dengan kakek Madi karena orangnya sangat welcome dan banyak pengalaman.

"Ellen, kakek tahu apa tujuanmu datang," kata kakek Madi langsung saat Samuel sudah duduk bersama mereka.

"Iya, Kek. Maaf ya saya datang karena punya tujuan bukan hanya untuk mengunjungi Kakek," ucap Ellen tidak enak hati.

"Haha nggak apa-apa, Kakek malah senang jika masih ada yang membutuhkan pertolongan Kakek."

"Kek, apa Kakek tahu kuntilanak yang selalu menghantui Ellen?" tanya Samuel langsung, ia memang penasaran apakah benar kuntilanak itu benar mama Ellen atau bukan.

"Hem ... Sebentar ya." Kakek Madi tampak memejamkan mata berkonsentrasi.

Setelah beberapa saat lamanya, kakek Madi pun membuka matanya dan senyum simpul tersungging di bibirnya.

"Ellen, Kakek dengan mudah tahu soalnya dia ini sebenarnya selalu mengikutimu," ucap Kakek Madi yang yang langsung membuat Ellen ketakutan.

"Tanya sama Sam, dia pasti juga menyadari," kata Kakek lagi menambahkan.

Samuel hanya mengangguk menyetujui perkataan kakeknya. Ia memang sengaja membawa Ellen menemui kakeknya karena yakin jika kuntilanak itu pasti mau berkomunikasi dengan kakeknya.

"Ellen, kamu tenang saja. Kuntilanak itu memang mama kamu. Dia hanya ingin memperingatkan kamu dan adikmu agar segera pergi dari rumah yang kamu tinggali sekarang. Mama kamu sedih karena tidak bisa berbuat apa-apa untuk menjagamu dan adikmu," jelas kakek Madi.

"Bagaimana bisa mamaku berubah jadi kuntilanak, Kek?" tanya Ellen dengan air mata yang mengalir di pipinya. Ia sangat sedih mendapati kenyataan ini.

"Mungkin karena mama kamu belum ikhlas untuk pergi dan masih ada urusan yang belum dia sekesaikan," kata Kakek Madi.

"Kek, tolong tanyakan pada mama. Kenapa aku harus pergi dari rumah Oma Dini?" tanya Ellen yang kini sudah tampak bisa menguasai diri.

"Mama kamu tidak bisa menjawabnya, Ellen. Mungkin kamu yang harus mengetahui sendiri nantinya. Ehm ... Boleh Kakek bertanya? Bagaimana mama kamu saat dia meninggal?" tanya Kakek Madi.

"Mama terkena serangan jantung. Tapi yang membuat aku heran, banyak sekali rambut di mulutnya. Saat aku tarik rambut-rambut itu sepertinya tidak ada habisnya. Jadi akhirnya aku merahasiakan itu semua dari siapapun, bahkan dari adik saya," kata Ellen menjelaskan kenangan buruk saat mamanya meninggal dunia.

"Hem ... Begitu ya?" Kakek Madi terlihat manggut-manggut.

"Bagaimana, Kek? Apa Kakek mencurigai sesuatu?" tanya Samuel penasaran.

"Kakek tidak bisa mengatakannya sekarang. Begini saja, Ellen. Seminggu ini kamu memantau apa saja aktivitas di rumah Oma kamu. Kalau ada kejadian yang kira-kira tidak wajar, kamu ceritakan langsung pada Samuel. Kakek akan menyelidiki juga dari sini," kata Kakek yang membuat Ellen merasa ada bahaya mengintai dirinya dan Ethan.

Kutukan Rambut IblisTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang