Bab 7 : Ritual

1 1 0
                                    

Ellen berdiri di sebuah ruangan kosong di sebuah rumah. Rumah ini milik seorang pendeta yang bernama Pak Salim. Ia adalah teman Kakek Madi. Rasa takut coba dihalau dari dalam hatinya menghadapi ritual ini. Ellen menatap kembali Samuel dan Kakek Madi, mencoba mencari kekuatan dari sana.

Ya, ia sudah memutuskan untuk menjalani ritual untuk menghalau kutukan yang akan tersemat padanya, kutukan yang ditujukan oleh Oma Dini padanya. Sebenarnya ia sudah membujuk Ethan agar menjalani ritual ini bersama, namun Ethan menolaknya karena ia mau memohon langsung pada Tuhan agar dijauhkan dari kutukan itu.

Pak Pendeta Salim mulai mengambil air suci sementara Samuel dan Kakek Madi duduk di pojok ruangan, menunggu. Pendeta mulai memercikkan air suci ke wajah dan kepala Ellen beberapa kali. Ellen memejamkan mata, ia hanya bisa memohon pertolongan Tuhan agar dijauhkan dari kutukan itu. Pendeta Salim memandu Ellen untuk berdoa bersama. Dalam hati, Ellen pun mendoakan Ethan agar terbebas dari kutukan ini.
Ritual yang dikira Ellen menyeramkan ternyata kenyataannya sangat jauh dari perkiraannya. Dalam ritual ini, Ellen diajak untuk berdoa dan diperciki air suci. Itu saja. Mungkin hanya sekitar 30 menit sudah selesai dan tidak ada hal aneh terjadi padanya. Pendeta menyarankan agar Ellen menjalani ritual ini seminggu sekali sebanyak 7 kali.

Ellen menjalani hari-harinya dengan tidak tenang, serasa nasibnya selalu ada di ujung tanduk. Bila sedang ada di rumah, ia selalu mengawasi apa yang terjadi di rumah terutama aktivitas Oma Dini. Memang Oma Dini jarang berada di rumah. Paling hanya malam hari dan akhir Minggu, itu pun jarang karena seringnya Oma Dini pergi ke luar kota.

Ellen juga menyadari jika kerajaan bisnis Oma Dini semakin besar. Kini bukan hanya perhotelan dan properti saja bisnis milik Oma Dini, tapi juga merambah di bidang retail. Oma Dini seperti tidak puas-puasnya menambah kekayaannya.
Pada Minggu keempat Ellen menjalani ritualnya, ia merasa aneh karena malam Jumat ini Oma Dini sejak sore hari berada di rumah. Hati Ellen mengatakan jika Oma Dini mungkin akan menjalani ritual seperti yang ia lihat dulu di kamarnya.

Ellen berusaha tenang, ia harus berusaha untuk bisa mengetahui apa yang Oma Dini lakukan malam ini di kamarnya.
Malam terasa pekat sekali, hujan rintik turun membasahi bumi. Udara malam mulai terasa dingin di kulit. Ellen sudah bersiap untuk menyelidiki Oma Dini malam ini, ia harus tahu siapa yang hendak Oma Dini korbankan malam ini.

Ellen sangat hati-hati melangkahkan kakinya menuju kamar Oma Dini. Perlahan sekali dibukanya pintu kamar tanpa menimbulkan suara. Ellen pun berhasil masuk ke dalam kamar Oma Dini dan dugaannya benar jika malam ini Oma Dini melakukan ritual untuk kembali menyerahkan tumbal pesugihannya.

Ellen menenangkan degub jantungnya yang berdetak kencang, pelan-pelan diintipnya foto yang ada dalam sajen yang ada didepan Oma Dini. Matanya membelalak seketika saat foto dirinya lah yang ada di sana. Tangan Ellen seketika menutup mulutnya yang hendak berteriak. Kemudian dengan sangat perlahan, ia pun keluar dari kamar Oma Dini.

Esoknya di kampus, Ellen pun menceritakan semuanya pada Samuel dan Samuel pun tak kalah terkejutnya.

"Sam, bagaimana ini? Apa yang harus aku lakukan?" tanya Ellen dengan air mata yang terus berlinang.

"Tenang, Ellen. Bukankah kurang 3 kali lagi ritual yang kamu jalani? Aku yakin kamu akan terbebas dari kutukan itu," ucap Samuel menenangkan.

"Aku takut banget, Sam."

"Ellen, bagaimana kalau sekarang kita pergi ke rumah kakek Madi? Selama ini Kakek Madi terus mencari informasi tentang kutukan rambut iblis ini," ajak Samuel.

"Baiklah," sahut Ellen pasrah. Ia bingung dan takut akan kutukan yang sekarang tertuju padanya.

Sesampainya di rumah Kakek Madi, tanpa buang waktu Samuel langsung bertanya mengenai kutukan rambut iblis ini.

"Jadi sekarang sudah pasti jika Ellen adalah tumbal berikutnya?" tanya Kakek Madi memastikan.

"Benar, Kek, padahal ritual yang harus aku jalani masih 3 kali lagi," ungkap Ellen bingung.

"Ellen, kamu harus lebih banyak berdoa. Karena baru tadi malam jadi kamu belum merasakan apa-apa. Biasanya Oma kamu harus menjalani 3 kali ritual sebelum tumbal diambil oleh iblis. Itu artinya pas sekali dengan ritual kamu."

"Lalu apa yang akan terjadi padaku, Kek?" tanya Ellen yang belum mengerti sepenuhnya.

"Setelah Kakek menyelediki, biasanya korban yang akan ditumbalkan dalam 3 Minggu itu akan mengalami mimpi buruk dan penampakan bayangan hitam yang seperti terus mengintainya," jelas Kakek Madi lagi.

Samuel menggenggam tangan Ellen erat, menguatkan kekasih hatinya yang nasibnya berada di ujung tanduk.

Hari-hari berikutnya bagaikan mimpi buruk bagi Ellen. Hidupnya seperti mayat hidup yang ia sendiri sulit untuk menggambarkannya.

Hampir setiap malam ia selalu mimpi buruk, mimpi yang sama yang selalu terulang. Sedang saat ia beraktivitas, sering kali ia melihat bayangan hitam yang mengikutinya. Sedangkan sosok kuntilanak yang adalah mamanya, sejak Ellen melakukan ritual sudah tidak pernah lagi menampakkan diri.

Ritual yang Ellen jalani pun semakin berat dalam 3 kali terakhir ini. Setiap air suci hendak dipercikkan ke tubuhnya, ia merasakan penolakan dan terasa panas menyengat kulitnya. Mungkin kutukan itu memang sudah tertanam di tubuhnya sehingga air suci bagaikan musuh yang akan dilawannya.

Pendeta menyarankan agar Ellen melakukan ritual sekali lagi hanya untuk memastikan walaupun beberapa malam ini Ellen sudah tidak mimpi buruk lagi, bahkan bayangan hitam juga sudah tidak memperlihatkan dirinya. Ellen pun kembali menjalani ritual doa dan saat air suci dipercikkan ke tubuhnya, ia pun sudah merasakan biasa saja. Hati Ellen sangat lega karena sepertinya ia berhasil terhindar dari kutukan itu.

Malam hari saat Ellen makan malam bersama Ethan dan Oma Dini, ia merasakan sikap Oma Dini sangat berubah padanya. Oma Dini menjadi ketus dan pandangan matanya terlihat sangat benci pada Ellen.

Ellen takut, ia hanya menundukkan kepalanya dan makan dengan cepat. Perubahan sikap Oma Dini ini ia yakini kalau Oma Dini sudah tahu mengenai penolakannya akan kutukan yang ditujukan padanya.

Esok malamnya adalah malam Jum'at, seperti biasa sejak sore Oma Dini sudah ada di rumah. Ellen sengaja terus berada di kamarnya, ia menghindari Oma Dini karena sikap Omanya menjadi jauh lebih sinis padanya.

Malam ini Ellen harus bisa melihat aktivitas Oma Dini dalam menjalani ritualnya. Dengan tanpa suara, Ellen mengintip di kamar rahasia Oma Dini. Dikerjap-kerjapkannya matanya agar bisa melihat foto yang terletak dalam nampan sajen. Namun saat melihatnya, mata Ellen seketika membelalak ngeri. Foto itu adalah foto Ethan, itu artinya Ethan lah tumbal berikutnya menggantikan dirinya.

Kutukan Rambut IblisTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang