Alam, aku ingin bercerita tentang seseorang, ku harap dengan tulisanku ini ia tau bahwa ada seseorang yang selalu setia menemaninya, selalu ada untuknya, selalu mengusahakan bahagia untuknya meski derita selalu hinggap padaku. Aku tak pandai bersajak, tulisan ku adalah apa yang ku rasakan.
Ini tentang seseorang, seorang wanita yang selalu lalu-lalang dalam isi tulisanku, tentang sebuah rasa dalam ikatan pertemanan yang sangat sulit untuk diungkapkan. Tak pernah kiranya ku terjatuh begitu dalam mengenai urusan cinta sebelumnya. Ya, dia yang pertama, jujur aku adalah orang baru dalam urusan ini. Mungkin bagi sebagian orang mereka mengira bahwa diriku adalah seorang petualang yang telah sangat dalam menjelajah samudra cinta. Padahal tidak.
Ketika ku putuskan untuk mengizinkanmu masuk kedalam hatiku, itu berarti aku telah siap menerima semua perihal dirimu. Tentang mencintai seseorang dengan konsekuensi patah didalamnya. Meski mereka berkata padaku tentang betapa buruknya dirimu, aku tak bisa berhenti peduli padamu. meski mereka berkata betapa bodohnya diriku yang masih peduli pada seseorang yang selalu menyakiti, aku masih tak bisa melepasmu.
Entahlah, "aku mencintaimu" mungkin itulah alasanku. Aku rela mendengarkanmu bercerita tentang seorang lelaki lain padaku. Aku tau kau mengerti tentang perasaanku, tentang sebuah rasa yang berbeda, tentang peduli yang melebihi ikatan sebuah pertemanan biasa.
Aku sadar, aku tak serupawan dan se mapan mereka. Mungkin, karna itulah kau masih enggan mengakuiku. Bukan ku tak ingin mengungkapkan, melihat respon mu, tanpa perlu kau ucapkan, aku tau mungkin memang sebaiknya aku hanya menjadi "kawanmu" saja.
Sampai pada akhirnya, kau kembali tersakiti untuk keduanya. Dan kau bercerita padaku tentang sakit itu. Ingin sekali ku berkata padamu "apakah kau masih ingin menafikan seseorang yang selalu ada untukmu ada disampingmu?" Kuraharap kau mendengar isi hatiku.
Tak apa jika kau masih enggan untuk mengakuiku. Aku akan tetap mencoba menunggumu, meski ku harus menahan luka dalam perjalanan itu. Ku harap tuhan menyadarkanmu atau mungkin membuat ku ikhlas tentang kenyataan bahwa aku hanya akan menjadi "temanmu". Jika pada akhirnya pilihan kedua yang menjadi takdir ku, aku tak menyesal pernah begitu dalam mencintaimu. Aku tau tuhan telah merencanakan hal indah setelah patah. Aku percaya jika tuhan telah menyiapkan pengganti yang sejajar denganmu atau mungkin lebih. Tuhan selalu punya skenario terbaik untuk hambanya, aku percaya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
"tentangmu"
Cerita Pendektentang sebuah rasa dalam ikatan pertemanan. sesuatu yang sukar diungkapkan namun sesak kala dipendam. rasa sakit yang selalu jadi santapan selalu ikut andil dalam keseharian.