( Agustus, 2019 )
Saat pertama kali wajahmu hadir didepan mataku, aku tak pernah berfikir bahwa kelak dirimulah yang akan memporak porandakan isi kepalaku. Kala itu, aku masih belum meng - iyakan bahwa sosokmu telah membuat cinta bersarang didalam hatiku. Aku pun tak tau sejak kapan hati ku luluh perihal parasmu.
Tunggu, aku ingat satu hal, kedekatan kita berawal dari sebuah kemarahan ku padamu mengenai kesalahpahaman tentang sebuah tugas kala itu. Kala itu, tak terbesit sama sekali sebuah niatan didalam hatiku untuk jatuh cinta padamu, karna ku tau sahabaku sedang berusaha mendapatkan hatimu. Entahlah, skenario tuhan memang selalu unik dan menarik untuk diulik.
Sunyi seakan berdiskusi dengan nurani tentang peran apa diambil oleh hati. Ketika sebuah sepi berkepanjangan mendadak terang kala paras cantik datang untuk bertamu. Dan dengan keluguan sang pemilik raga menyuguhkan sebongkah hati untuk sesosok istimewa dihadapannya. Mungkin, satu hal yang membuat ku luluh adalah, sebuah perhatian kecilmu padaku yang sedang tertunduk lesu kala meratapi satu fase rumit dalam hidupku.
Bak sebuah pintu, hati pun akan luluh ketika berulang kali diketuk. Cinta memang pragmatis, dan hati seolah deduktif untuk menerima itu. Akhirnya, seuntai cinta pun lahir di hati dingin ku secara seksama dan dalam tempo yang terbilang lama bukan sesingkat-singkatnya.
Fungsional logika seakan tak berdaya kala dihadapkan dengan cinta.
Semua lalu lalang tentangnya selalu istimewa.
KAMU SEDANG MEMBACA
"tentangmu"
Short Storytentang sebuah rasa dalam ikatan pertemanan. sesuatu yang sukar diungkapkan namun sesak kala dipendam. rasa sakit yang selalu jadi santapan selalu ikut andil dalam keseharian.