09 - Club malam

48 20 0
                                    

Jangan lupa vote komen ya guis.

Vote dulu yuk. Gratis.

Ok semoga kalian menikmati.

~selamat membaca~

"Berbuatlah sesukamu, aku akan menanggung semua kesalahanmu. Asalkan kamu jangan membuat kesalahan dengan pergi dariku." —Salim.

"Nanti malem Lo berangkat?." Tanya Vernon.

"No. Gw ga mood." Jawab Ayla.

"Ngebar yuk nanti malem."

"Fine fine aja sih gw." Ayla tambah merapatkan rangkulan tangannya di lengan Vernon ketika ada yang melihat.

"Seolah kita pasangan bahagia. Lo ga capek?." Tanya Vernon.

"Selama citra gw baik, kenapa harus capek?. Gw wanita nomor satu di sekolah ini, dan Lo most wanted. Perpaduan yang paling sempurna, semua orang iri sama kita." Ayla menyandarkan kepalanya di bahu Vernon.

"Good girl." Vernon menarik pinggang Ayla agar ia lebih mendekat.

🌱❤️🌱
*

*Pukul 20.10

Malam ini Salim sibuk belajar. tadinya ia ingin keluar dengan Kartika, tapi tidak jadi karena Kartika bilang ia ingin tidur lebih awal. Salim memaklumi karena akhir akhir ini Kartika terlihat kurang istirahat, apa lagi dengan keadaannya yang belum pulih total.

"Lim." Bram masuk ke kamar Salim dengan koyo cabe di pipinya.

"Hm."

"Whanhuin whawa."

"Ha?"

"Whanuhin pahah."

"Kalo ngomong yang jelas pa." Salim meletakkan pulpennya lalu menghadap Bram.

"Uhmmnnnm." Bram menunjuk nunjuk pipinya.

"Hadeuh... Sakit gigi lagi?."

Bram mengangguk.

"Perasaan sakit gigi doang bukan sakit syaraf, kenapa ga bisa ngomong sih?." Salim kesal.

"Hehmm.." Bram memukul bokong anaknya.

"Apa sih pa? Tadi papa bilang apa?." Tanya Salim

"Bantuin papa." Akhirnya Bram bisa bersuara jelas.

"Bantu apa? Garuk punggung? Kerokin? Atau cabut uban?." Ucap Salim karena biasanya Bram memang sering mengganggu anaknya untuk meminta bantuan kecil seperti itu.

Bram menyerahkan ponselnya.
Undangan.

"Papa suruh aku Dateng buat gantiin papa?." Salim mengangkat alisnya.

Bram hanya mengangguk.

"Ga ah pa. Lim ngga ngerti." Salim ingin kembali duduk.

Bram menendang kursi Salim, untung saja Salim sigap dan tidak terjatuh.

"PA!." Ucap Salim terkejut.

"Hihi whenhing."ucap Bram.

"Ha?." Salim tidak bisa mendengar jelas.

"Huhek." Bram kesal.

"Pa... Salim pengen nangis deh harus nerjemahin bahasa alien papa."

"Budek. Aww....." Gigi Bram sakit karena memaksa bicara.

BODOHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang