03 - Masih Bersama

88 41 37
                                    

Sebelum baca jangan lupa VOTE

Jangan lupa komentar

Author sayang kalian

~Selamat membaca~

°°°°°

Hidupku sepenuhnya tentang dirimu, tiap detik yang dihabiskan denganmu adalah waktu yang sangat berharga. Aku ingin tetap seperti ini untuk selamanya. —Salim.

"Salim! Jemput gueeeee!!!!! CEETANNNNN...." Teriak Kartika dalam panggilan telepon.

Salim menjauhkan telinganya dari telepon.
"Iya bentaran... Ini baru ganti baju."

"Boong lu ya? Belum mandi kan? Baru bangun kan? Cepetan lah anjir gw udah siap hey." Ucap Kartika sambil menyambar roti isi di mejanya.

"Kututup telponnya, mau ganti baju dulu."

"Shit!." Umpatnya kesal.

"Duduk dulu sayang kalo sarapan." Ucap ibu Kartika.

"Kartika mau ke rumah Salim ma. Berangkat dulu." Kartika mencium tangan ayah dan ibunya.

"Rumah Salim kan depan rumah kita sayang, sarapan dulu sebentar lagi Salim pasti datang." Ibunya meyakinkan.

"Engga ma, Kartika sengaja mau main. Bye." Kartika berlari menuju rumah depannya.

"SALIIIMMMM SALIIIMMMM... SALIIIMMMMM.... Berangkat yukkkk. Ayo cepeettt." Kartika meneriakkan nama Salim di depan rumah seperti anak kecil yang mengajak bermain.

"Nona... Cari den Salim? Silakan masuk dulu. Den Salim masih belum bangun. Ada di kamar." Seorang ART membukakan pintu.

"Wah beneran masih molor kan nih anak." Kartika melesat ke kamar Salim. Mereka sudah sangat dekat, bahkan mereka tidak lagi canggung saat memasuki rumah atau kamar satu sama lain.

Brakkk...

Kartika membuka kasar pintu kamar Salim. Terlihat seseorang berbalut selimut hingga kepala.

Kartika memukul mukul pria dalam selimut itu.
"Bangun! Bangun ga lo!? Berani ya boongin gw! Bangun! Gw bikin perkedel juga Lo lama lama."
Kartika bahkan sampai menduduki tubuh pria itu dan melompat lompat di atasnya.

Pria itu menggeliat lalu melempar kasar tubuh Kartika tanpa terbangun.

"BANGSAAAAATTTT kurang ajaaaarrr mati Lo!." Kartika bangun lalu menendang dan menarik kasar selimut pria itu.

"Kartika." Suara lembut memanggilnya dari arah clothes room belakangnya.

Kartika menoleh lalu mematung.

"S-salim?!..." Kartika kaku lalu menoleh ke arah ranjang. Disana sudah ada pria yang duduk dengan wajah yang mengatakan seolah ingin menelan Kartika bulat bulat.

"O-om Bram?!...." Kartika tersenyum stres ketika tau bahwa orang dalam selimut adalah ayah Salim. Matilah aku... Batinnya.

"Kartika..." Panggil om Bram dengan nada rendah.

"Ya om."

"Apa seperti ini perlakuanmu dengan anak om?."

"M-maaf om."

"LANJUTKAN!!!." Teriak om Bram lalu tertawa keras dan turun dari ranjang.

Kartika tidak terlalu terkejut, om ayah Salim memang sering bercanda dan konyol. Tapi tetap saja Kartika khawatir ia akan marah karena ketidak sopanannya. Dan ternyata om Bram tetaplah om Bram, dia selalu konyol.

"Kalian ini! Anak muda setiap hari beranteeemmm terus. Cepet lulus, nanti kalian om nikahin." Om Bram menepuk pundak Kartika.

"Pa..." Salim.

"Loh kenapa? Kalian mau nikah kan?. Udahlah, kalian ini udah cocok banget kok." Om Bram keluar kamar dengan tawa yang tidak kunjung reda.

"Bapak lo makin hari makin jadi dah, kapan kapan anterin ke psikiater ngapa. Kasian mana udah tua." Kartika menatap pintu yang telah di lewati Bram.

"Husss..."

"Udah ayo berangkat." Kartika menarik tangan Salim.

"Ini belum ada jam setengah enam Kar, yakin mau berangkat sekarang?." Tanya Salim lembut.

Semangat Kartika menyusut,
"Iya juga ya..."

"Jalan jalan dulu yuk." Salim menyambar tasnya lalu menarik Kartika keluar.

🌱❤️🌱
*

Kartika dan Salim menuju taman untuk memberi makan burung dan ikan di taman, mereka juga bermain ayunan dan permainan anak lainnya. Mereka tersenyum lepas dan bahagia layaknya anak usia 5 tahun. Setiap bersama, mereka akan melupakan masalah yang mereka miliki. Hari harinya selalu dilalui bersama dan hanya berpisah saat tidur. Mereka sudah seperti satu paket, dimana ada Kartika disitu ada Salim.

Setelah pukul setengah tujuh, mereka langsung tancap gas ke Sekolah.

Berita kesembuhan Kartika sudah menyebar dan menjadikan ia trending topik beberapa hari terakhir.
Saat ia kembali bersekolah, semua mata tertuju padanya.

"Kenapa pada liat liat sih?." Tanya Kartika sambil menjilati es krim di tangannya.

"Kartika, pagi jangan makan es krim banyak banyak." Salim mengingatkan karena Kartika sudah makan dua es krim sebelumnya.

"Bacot!. Makan nih! Telen!." Kartika menyumpalkan es krimnya ke mulut Salim kemudian mengelapkan tangannya yang sedikit terkena lelehan es krim ke celana Salim.

Salim hanya menggelengkan kepalanya lalu menghabiskan es krim Kartika dalam sekali gigitan.
Setelah itu ia mengelapkan tangannya yang terkena lelehan es krim ke rambut Kartika.

"SALIIIIIMMMM......" Kartika menyentuh rambutnya yang basah karena es krim. Kartika mendengus
"MATI LOOOOO..." Ia berlari mengejar Salim yang melarikan diri.

"Maaf kartikaaaaa..." Suara teriakan Salim terdengar saat ia berlari sekuat tenaga.

"Gue bijek bijek Lo Saliiiimmmm.... Kurang ajar! BANGKEEEEE." Kartika terus mengejar.

*Salim

Jangan lupa VOTE ya kakak

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jangan lupa VOTE ya kakak.

Vote dulu yuk

VOTE

VOTE

VOTE

Udah masuk perpustakaan kalian belum? Kalo belum tambahin 👍

Love you all

BODOHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang