10 - Ayla di rumah Salim

48 20 0
                                    

Plakkk...

Aww...

Ayla tiba-tiba memukul keras kepala Salim yang sedang fokus menyetir.

"HUAHAHAHAHAHA....." Ayla tertawa keras dan lepas.

Salim hanya menoleh sebentar lalu kembali fokus ke jalan.

"Rumah kamu di mana?." Tanya Salim.

Tidak ada jawaban.

"La..." Salim menoleh, ternyata Ayla pingsan.

Salim mengeluarkan ponselnya lalu terlihat memencet nomor seseorang.
Tut... Tut.. Tut...
Tidak ada jawaban.

Salim meminggirkan mobilnya ke tepi jalan.

"Gw harus tanya siapa ya? Temennya Ayla siapa aja sih?." Salim mengecek kontaknya.

"Sial!." Ia menscroll kontak tapi hanya terdapat nomor Kartika, ayah, dan beberapa teman satu gengnya dari sekolah lain. Ia tidak menyimpan satupun nomor teman satu sekolah atau satu kelasnya kecuali Kartika.

"La, Ayla..." Salim berusaha membangunkan Ayla. Tapi hasilnya nihil, Ayla tetap tertidur.

"Gimana ya? Kartika ga ngangkat telpon, kemungkinan dia udah tidur. Masa iya harus bawa ke rumah papa?." Salim berfikir bingung sambil beberapa kali menatap Ayla yang duduk di sampingnya.

"Ya udahlah mau gimana lagi." Salim menarik tuas persneling mobilnya lalu tancap gas menuju rumahnya.

Sesampainya di rumah, ia menggendong Ayla.
Bel rumah di tekan, Ting tong...

Bram membuka pintu. Alangkah terkejutnya ia saat melihat ada gadis cantik yang tidur di tangan anaknya.

"Minggir cepet pa! Pegel nih." Salim menyempar kaki ayahnya agar ayahnya tidak menghalangi pintu.

"Dia siapa Lim? Gilaa.... Canti banget–."

"Sttt udah! Papa diem aja. Nanti Lim ceritain. Biar Salim tidurin Ayla di kamar dulu." Salim berjalan menuju kamarnya di lantai dua.

Bram segera menghampiri anaknya setelah Salim keluar dari kamar.

"Siapa Lim? Namanya siapa? Anak siapa? Gila cakep bener. Pinter banget kamu cari cewek. Tadi aja bilangnya ga mau, eh pulang pulang bawa anak orang." Bram mepet mepet ke Salim.

"Ih apaan sih pa." Salim mendorong ayahnya agar menjauh.

"Siapa?. Sini cerita." Bram menarik anaknya untuk duduk di sofa.

"Temen sekelas Salim, pa. Tadi niatnya Salim mau nolongin dia pas di ganggu sama berandal jalanan, tapi taunya dia mabuk. Terus Lim juga ga tau rumahnya, Kartika ga bisa di hubungi, terpaksa Lim bawa pulang. Gapapa kan pa? Semalem aja, kasian." Ucap Salim.

"Mabuk? Dia nge bar? Minum? Cewek loh ini, masih SMA lagi." Tanya Bram.

Salim hanya menaikkan kedua pundaknya.

"Kenapa kamu ga tanya temen sekelasmu?." Tanya Bram lagi.

"Lim ga punya kontak temen." Salim melepas jasnya, melonggarkan dasi, dan melepas dua kancing paling atas kemejanya.

"Grup kelas kan ada Lim."

"Ga masuk. Dulu pernah masuk tapi berisik banget. Ganggu." Salim merebahkan tubuhnya di sofa.

"Jangan tidur di sini, nanti leher kamu sakit loh. Tidur sama papa aja yuk." Bram mengulurkan tangannya.

Salim meraih tangan papanya lalu bangun dengan wajah letihnya.
Bram merangkul anaknya kemudian mengacak-acak rambut Salim.

BODOHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang