"Mama....", ucap anak perempuan yang memanggilku. Meski aku bukanlah mama yang asli, jiwa keibuanku tiba-tiba muncul tanpa ku duga sebelumnya. Aku memeluk anak perempuan yang sudah yatim ini. Memang Ryana selama ini tinggal bersama mertuanya yang dianggap orang tuanya sendiri. Aku mengingat sejenak memori Ryana lebih dalam, ternyata Ryana sudah yatim piatu. Aku turut bersedih meski aku berada di dalam tubuhnya yang sebelumnya hanya menjadi kulit kosong tanpa nyawa dan itu semua adalah kesalahanku."Iyaa.. sayang. Mama sudah pulang", sambil ku peluk puteri kecilnya yang mungkin ku anggap sebagai puteriku sendiri."tumben baru pulang sekarang", tanya ibu mertuaku, dan ku lihat ada adek laki-laki dari sang mendiang suami. Dia bertubuh gempal layaknya aku yang dulu, usianya mungkin masih 12 tahun."a... ..Ku ngen....", bahasanya terbata-bata untuk seusianya, aku mengingat sekali lagi memori dalam Ryana. Ternyata adik ipar ini menderita bisu sedari kecil, jadi dia tidak dapat berbicara. Dan ku lihat Ryana begitu menyayangi adik ipar yang berkebutuhan khusus itu.Ku lihat jam menunjukkan pukul 9 pagi, dan tidak seperti biasanya Ryana sesiang itu kalau pulang ke rumah. Biasanya jam 8 sudah sampai ke rumah mertuanya itu. Maklum lah, aku sendiri bukanlah Ryana yang asli. Aku terus dipeluk puterinya,"Ma... Adek Karin bisa bersepeda lho", anak perempuan itu mulai memamerkan keahliannya naik sepeda kecil meski disangga dengan dua roda di sisi kanan dan kiri."pinter.... anak mama sekarang", ku puji sambil mencium pipi anak perempuan yang bernama Karina Novilda ini. Aku melihatnya penuh dengan harap, aku merasa seperti ibunya sendiri. Perasaan ini tidak bisa berubah sama sekali, bahkan mirip sekali dengan Ryana dengan posisi yang normal. Dan ku lihat di sisi yang lain, adik ipar hanya memainkan kuas di bidang kanvas yang selalu menjadi temannya saat kesepian. Maklum, adik iparnya sama sekali tidak bisa bicara yang membuatnya dikucilkan dengan teman sebayanya.Ku mendekati adik ipar Ryana ini, dengan senyum ku lihat lukisan anak kecil bersama ibunya yang ternyata modelya adalah aku dan Karina, keponakan yang lincah meski berusia 3 tahun."Maa.... ", tiba-tiba Karina terjatuh dari sepeda, karena ada lubang di taman belakang yang belum ditutup oleh kakeknya. Untung saja lubangnya tidak terlalu dalam, namun masih saja memecah isak tangis Karina hingga mertua perempuan Ryana langsung keluar ke taman belakang."Ada apa Ry???", tanya neneknya Karina yang begitu panik. Padahal aku sendiri sedang mengangkat cucunya dari sepeda karena lubang tadi. Karina terus saja menangis, dan ku gendong untuk masuk ke dalam rumah. Lalu diikuti Candra, adik iparku yang belum sempat ku ceritakan namanya tadi.Karina dielus neneknya karena takut ada apa-apa. Aku mencoba menenangkan agar tidak menangis. Aku memang panik, namun tidak sepanik mertuaku ini."kenapa Karina bisa jatuh?", tanya mertuaku padaku. Belum sempat menjawab, Candra mencoba memberitahu ibunya akan lubang yang ada di taman. Mertuaku mengikuti Candra,dan ....."Dasar Kakung!!! Wes ngerti duwe putu wadon isih ae ga mudeng", (Dasar Kakek!!! Udah tau punya cucu perempuan masih aja ngga ngerti), kesal mertuaku pada suaminya. Sejenak kesal itu muncul saat yang bikin onar tadi masuk ke rumah.Ternyata mertuaku yang laki-laki baru pulang dari sawah. Memang mertuaku ini pensiunan guru, dan mertuaku cuma tinggal bersama cucu dan satu anaknya ini. Meski mereka berdua memiliki 3 anak, yang satu tinggal di luar negeri karena urusan pekerjaan. Sedangkan anak keduanya adalah suami Ryana, dan terakhir adalah Candra Pamungkas. Naasnya suami Ryana meninggal beberapa bulan silam, ntahlah aku tidak bisa membayangkan kekalutan Ryana yang ditinggal belahan jiwanya itu.Kakek Karina langsung melihat apa ada cedera yang menimpa cucu kesayangannya itu. Memang wajah Karina mirip dengan bu dhenya yang merupakan kakak perempuan dari suami Ryana itu, karena aku sempat melihat foto kecil dari suami beserta kakaknya itu. Kedua mertuaku terus mengelus kepala si kecil, karena Karina masih menangis kencang."kamu udah makan belum", ucap mertua lelaki Ryana ini. Aku hanya jawab dengan senyum dan menggangguk, perlahan Karina tertidur karena terus ku peluk. Begini rasanya memeluk anak, batinku yang seakan jiwa keibuan ada di dalam tubuhku.Saat Karina sudah tertidur, ku pindahkan ke dalam kamar. Tidak begitu luas, namun saat ku lihat memori yang dalam. Ternyata di kamar ini, Ryana memecah keperawanannya untuk suami. Ku lihat sekeliling ruangan yang begitu tenang, sambil terus ku lihat memorinya seperti yang ada di dalam pajangan dinding itu.Perlahan ku tutup pintu kamar, dan menguncinya sebentar. Ku coba melihat lemari pakaian, dan ku lihat berbagai dress termasuk dress yang dikenakan pada upacara pernikahannya. Meski bukan dress layaknya orang Eropa, dress ini adalah kebudayaan jawa yaitu kebaya.Ku ingin mencobanya, batinku sambil mengelus kebaya yang digantung di dalam lemari ini."halus..." , pikiranku melebur kemana-mana. Tanpa basa-basi dan melihat sekitar, aku mulai melepas pakaianku beserta jilbab seakan-akan aku ini adalah pengantin yang akan menikah."Hmmm... Ketat amat", pikirku sambil mengenakan korset yang ada di sebelah kebaya itu. Kulihat dari photo memang terlihat berbeda ketika Ryana masih gadis dan memiliki anak seperti saat ini. Ku lihat pinggul Ryana memang lebih berisi sekarang apalagi dadanya. Sudah tidak bisa membayangkannya.Aku langsung memakai kebaya yang masih tergantung di dalam lemari, sembari mengingat memori terdalam Ryana. Aku pun mengingatnya ternyata kebaya yang berwarna gading itu adalah kenangan saat menjadi calon pengantin dalam anak lamaran atau tunangan. Terlebih raut wajah yang begitu tegang terlihat dari tunangan pria yang sekarang menjadi suaminya itu.
saat ryana bertunangan
Aku mencoba memakainya meski tidak seanggun dulu dengan tubuh ideal tanpa tumpukan lemak, meski tumpukan lemak ini adalah hasil dari melahirkan anak perempuannya itu. Ku lihat ke cermin begitu anggunnya diriku memakai kebaya yang mungkin sudah lama ditinggalkan Ryana cukup lama di dalam lemarinya.
kunjungi juga blog author https://creaminbutter.blogspot.com/