intro by toko roti (bab 2)

6.6K 51 6
                                    

Akhirnya aku memutuskan pergi, dan tak lupa membawa kotak kecil milik mbah Ainun yang memintaku untuk membawanya. Bahkan sampai sekarang, aku belum membukanya. Sudah dua bulan benar-benar mengganggur, aku mencoba menjadi penjaga warnet hanya bertahan seminggu, berjualan cat di toko material, atau jualan pisau di pasar sering sekali dimintai uang keamanan, hal yang bisa ku buat hanya membuat roti dan meracik saus coklat.

"hahh... " aku tiduran di dalam kontrakan, menghela nafas sambil melihat tabungan yang masih ku miliki.
"Mojo.... mojo!!!!", suara keras dobrakan pintu seakan menghamburkan segala lamunanku. Segera ku bukakan pintu kontrakan itu.

"Kowe iki arep bayar kontrakan kapan?!!!",
(Kamu ini mau bayar kontrakan kapan?", ucap pemilik kontrakan yang menagih tunggakanku yang hampir dua bulan ini. Aku hanya terdiam saja sambil mengenggam uang yang tadi ku liat.
Tanpa basa basi, sepertinya itu pemilik kontrakan ini langsung menyambar uang yang ku bawa.
"ini duit, tak gawa dhisik. Awakmu durung bayar sasi iki, minggu ngarep aku njupuk maneh. Ileng!"
(ini duit aku bawa dulu. Kamu belum membayar bulan ini, minggu depan aku ambil lagi. Ingat!), agak kaget saat pemilik kontrakan ini mengambil uangku.

"Nasib.... nasib...", hari ini terpaksa ku irit lagi. Terlebih uangku yang dibawa pemilik kontrakan tadi hanya cukup untuk berdagang esok pagi.

Glodakkk.....

Tiba-tiba kotak yang sudah lama ku simpan di atas lemari terjatuh.

"Ouhh... kotak ini", aku teringat kalau kotak ini adalah pemberian almarhumah mbah Ainun.
Karena sudah tidak punya duit, aku penasaran dengan isi kotak dari mbah Ainun itu.
Sempat berpikir isinya adalah barang berharga, dan saat dibuka isinya hanyalah gulungan kertas.
Itu pun hanya berisi resep, namun pada bagian atas sama sekali tidak ditemukan judul atau nama resep itu.

Yang ku tahu, isi bahan resep itu adalah coklat, mentega, susu, terigu, dan bahan pembuat kue.
Namun saat ku buka lagi, ternyata di dalam kotak tersebut masih ada kotak lagi yang berukuran kecil, dan isinya adalah botol yang bertuliskan air mawar.
Tanpa basa-basi, aku melihat uangku yang siapa tahu cukup membuat roti untuk dijual pada tetangga atau orang lain.

ROTITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang