Jika kalian sudah pernah membaca book ini mungkin baiknya kalian baca ulang karena aku sudah merubah beberapa hal termasuk membenahi kepenulisan. Aku sangat bersemangat menampilkan sisi baru dari cerita Bimbingan pada kalian. Kalau tertarik jangan l...
Sudah sekitar 1 bulan penuh Jenaka rajin melakukan bimbingan agar skripsinya cepat beres. Dalam jangka waktu itu pun, ia jadi sering begadang untuk kejar target. Pagi ini dengan rasa kantuk yang cukup kuat, ia terpaksa harus bangun dan berangkat ke Sun&Moon. Jenaka mencuci wajahnya sekali lagi, sebelum kembali berdiri di balik meja kasir.
Sun&Moon sudah buka sedari pukul 7 pagi dan menyediakan menu sarapan serta berbagai minuman pendamping. Minuman yang paling laku ketika pagi hari adalah varian hot coffee dan juga teh, sepertinya memang kedua jenis minuman itu cocok untuk mendampingi sarapan. Hari yang panjang harus dimulai dengan secangkir ketenangan seperti kopi dan teh.
Pintu caffe terbuka, membuat lonceng yang ada di atasnya berdenting. Sosok pria dengan pakaian rapih, seta ransel hitam tergantung dibahu kirinya melangkah masuk. Ia melihat sekitar, mencari tempat duduk yang pas lalu mengalihkan pandangan pada menu yang terdapat di atas meja kasir. Papan menu digital yang kali ini menampilkan menu khusus sarapan.
"Kopi Acehnya satu." ucapnya sembari mengeluarkan dompet dari saku. Ia masih belum menyadari sosok pria tampan yang ada di balik meja kasir.
"Pak Narendra?" sapa Jenaka yang sedikit kaget karna kehadiran dosenya itu. Senyumnya terkembang sempurna dengan mata yang menyipit indah.
"Loh Jenaka? kamu kerja di sini?" Narendra ikut tersenyum melihat mahasiswa bimbingannya berada di sini.
"Iya pak, saya kerja di sini." jawabnya, ia melanjutkan "Jadi kopi Aceh satu. Ada tambahan lain? takeaway atau di sini?" lanjutnya.
Ia menggelengkan kepala singkat. "Ngga deh, kayaknya itu aja. Saya minum di sini."
"Baik, totalnya 30 ribu Pak." Jenaka mengetukan jarinya pada layar monitor kasir, kemudian menerima kartu milik Sang dosen.
Setelah membayar, Narendra memilih tempat duduk di teras caffe. Pemandangan dari sini cukup bagus karena ada taman kecil dengan bunga yang sedang bermekaran, banyak sekali jenis bunga tapi yang ia tahu beberapa, kosmos warna pink dan juga mawar. Ia menarik nafas dalam mencoba mengisi paru-parunya dengan oksigen gratis dari alam kemudian barulah membuka laptop miliknya dan mulai mengerjakan sesuatu.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.