Jangan lupa tinggalkan jejak 💚😊 Maaf ya lama updatenya, selamat membaca ><
ㅡ𝐁𝐈𝐌𝐁𝐈𝐍𝐆𝐀𝐍ㅡ
Narendra mengenakan kacamata miliknya, mencoba membaca dengan baik papan nama yang bertuliskan mengenai informasi satwa. Hari ini keduanya masih berada di daerah Lembang, tepatnya di Lembang Zoo yang belum lama ini mulai beroprasi.
"Buaya Irian, kalo dari informasi ini katanya buaya ini termasuk hewan endemik Indonesia." Ia berucap setelah selesai membaca papan tersebut. Matanya kini beralih menatap beberapa ekor buaya yang tengah berjemur di bebatuan dekat kolam. Ia kemudian melanjutkan, "Kamu tau ga, buaya itu salah satu hewan yang setia tapi malah sering kali jadi simbol ketidaksetiaan."
"Kayak buaya darat?"
"Yap. Padahal mereka masuk dalam kategori hewan monogami yang setia sama satu pasangan."
Jenaka mengangguk paham, senyumnya mengembang karena baru mengetahui fakta tersebut sekarang. Sejak tadi Narendra seolah sedang menjadi tour guide yang memberikan banyak informasi padanya.
"Kamu tau banyak hal soal hewan?"
"Nggak juga, tapi dulu saya suka baca buku ensiklopedia soal hewan, jadi ada beberapa hal yang saya tau dan masih ingat sampai sekarang." Ia melanjutkan lagi, "Sebenernya cita-cita saya pengen jadi dokter hewan."
"Terus kenapa sekarang kamu jadi dosen bisnis?"
Narendra menghela nafas, ia menatap ke arah depan sembari tersenyum kecil. Sebenarnya banyak hal yang terjadi sampai dirinya harus mengubur dalam-dalam cita-cita tersebut. "Ada banyak alasan. Salah satunya ya orang tua saya, mereka ga setuju kalau saya jadi dokter hewan."
Matanya masih menatap lurus pada Narendra, secara jelas ia menangkap raut kesedihan dalam senyuman yang terpancar. Jenaka tak bisa membayangkan bagaimana beratnya kehidupan Narendra yang harus selalu menuruti kemauan orang tuanya tanpa memiliki keberanian untuk menyuarakan pendapat.
"Jangan ngeliat saya pake tatapan sedih gitu," suara Narendra membuat Jenaka tersadar dari lamunannya. "Semuanya udah berlalu, dan saya emang sedikit nyesel ga bisa capai impian saya. Tapi kalau dipikir-pikir lagi, hal yang sekarang saya jalani ga begitu buruk kok, apalagi karena hal ini saya bisa ketemu sama kamu."
Awalnya tak ada jawaban apapun dari Jenaka, pria itu seolah baru saja terhipnotis oleh kalimat dan senyuman manis yang disuguhkan oleh Narendra Albani. Namun detik berikutnya ia bergumam, sebuah gumaman yang dapat terdengar jelas. "Narendra, jangan kayak gini."
"Emang kenapa?"
"Saya jadi pengen peluk kamu sekarang, sayangnya banyak orang di sini."
Demi apapun yang ada di sini, Narendra bisa merasakan kalau pipinya terasa panas, mungkin jika ia bisa bercermin sekarang, dirinya akan mendapati pipinya dalam keadaan merona.
Kalimat yang baru saja Jenaka lontarkan mungkin terdengar biasa saja untuk pasangan lain, tetapi untuk dirinya yang baru memulai suatu hubungan dan di hari pertama, rasanya benar-benar berbeda.
Dengan jantung yang masih berdegup tak seperti biasanya, Narendra menatap sekitar, melihat satu keluarga kecil terakhir baru saja berjalan ke area lain, menyisakan mereka berdua saja di sana. Kemudian tanpa ragu, dirinya maju selangkah mendekat ke arah yang lebih muda.
"Sekarang udah ga ada siapa-siapa."
Setelah ini dirinya mungkin akan merasa sangat malu dan menyesali keputusan ini, tetapi siapa sangka kalau nantinya ia malah akan berterima kasih pada keberaniannya mengatakan kalimat seperti itu, tidak ada yang tahu.

KAMU SEDANG MEMBACA
BIMBINGAN | EDISI REVISI
FanfictionJika kalian sudah pernah membaca book ini mungkin baiknya kalian baca ulang karena aku sudah merubah beberapa hal termasuk membenahi kepenulisan. Aku sangat bersemangat menampilkan sisi baru dari cerita Bimbingan pada kalian. Kalau tertarik jangan l...