Tidak peduli tindakannya benar atau salah, tapi kalau masuk dalam jajaran orang paling berpengaruh, sudah tentu dibenarkan. —Dalasnaga
-Memasuki sekolah bersamaan dengan teman segugus karena baru saja latihan yel-yel di rumah salah satu di antaranya, Cyan tersenyum malas. Baginya, rangkaian kegiatan paling menyebalkan dari MPLS adalah perkemahan. Bukan apa, Cyan adalah tipe orang yang tidak bisa tidur di sembarang tempat, termasuk di sekolah.
"Surat ijin lo semua mana? Kolektif aja biar gak lama," usul salah seorang siswi.
Cyan mengangguk kemudian mencari surat izin yang ia lipat menjadi empat di saku seragam pramuka. Takut hilang juga sebenarnya, tapi kalau diletakkan di tas, pasti akan ribet saat diminta seperti ini, secara ia juga membawa kayu bakar untuk acara api unggun nanti.
"Cycy, pegangin kayu gue," pinta Cherry.
Cyan mendecak malas. "Ribet banget lo. Taruh di bawah aja sana!"
"Pelit banget sih?" protes Cherry, tapi tetap menuruti saran dari Cyan. "Kalau lo pelit terus, nanti gak bakal disukai si mata ganteng loh."
Cyan mendelik memperingati, lalu melirik teman segugus yang masih sibuk dengan urusan mereka masing-masing. Untunglah. Bukannya apa, tapi kalau soal lawan jenis, Cyan tipe orang yang tidak suka diledek. Satu dua tidak masalah, tapi kalau sampai lebih, ia bisa menjadi sangat kesal.
"Punya lo, Cy."
"Iya-iya, ni- aduh!" Cyan refleks menoleh, menyorot tajam pada sosok siswa yang baru saja menabraknya. "JALAN JANGAN PAKE KAKI DOANG, MATANYA JUGA DIPAKE NGELIAT SEKITAR!" Dia membentak marah, tapi siswa tersebut tidak peduli dan tetap berlari.
"Parah sih, muka Cyan udah ngeluarin sinar gini masa matanya gak ngeliat?"
Tangan kanan Cyan yang tadinya bertumpu pada pundak temannya berganti menjitak dahi Cherry. Menampilkan ekspresi puas sebentar, ia menunduk mendapati kertasnya jatuh. Sialnya, jatuh di genangan air sampai basah, berwarna, cokelat, dan mungkin juga bau.
"Eh, basah dong, gimana ini?"
"Tanda-tanda gue gak diijinin ikut kemah," jawab Cyan asal.
Cherry mendengus. "Gak ah! Lo harus ikut!!!"
Para siswi segugus mengangguk setuju sebab Cyan adalah icon gugus mereka untuk tampil yel-yel dan unjuk bakat nanti sebelum acara api unggun, bisa bahaya kalau gadis itu tidak ikut, pasti juga tak ada yang berminat menggantikan.
"ITU YANG BERGEROMBOL KENAPA GAK MASUK? MASUK CEPAT!!!"
Cyan mendengus, dia langsung membalikkan badan, tapi segera ditahan tiga orang temannya dan juga Cherry, lalu dipaksa memasuki gerbang sekolah. Sungguh, Cyan enggan masuk, takut dimarahi anggota PRAMUKA yang konon katanya lebih galak daripada OSIS dan MPK.
Tak bisa memberontak, Cyan akhirnya mengikuti langkah para teman, menuju tempat pengumpulan surat izin dengan mata bergerak ke sana ke mari-salah satu tanda jika ia tengah gelisah.
"Ntar lo jujur aja, anak PRAMUKA gak pernah marah kalau lo jujur."
Cyan mengangguk, menatap seorang teman segugus yang menepuk pundaknya satu kali. Dia sedikit lega mendengar pernyataan barusan, apalagi melihat banyak badge ala PRAMUKA di seragam SMP gadis itu. Ia yakin sang teman sudah berpengalaman.
KAMU SEDANG MEMBACA
DALASNAGA
Teen FictionDalasnaga itu sisi paling gelap dari SMA Garuda Asa. Tampak seperti geng motor di mata masyarakat umum, tetapi aparat keamanan menyematkan julukan khusus yaitu gangster sekolahan. OTB atau Organisasi Tanpa Bentuk, itulah yang sering alumni akui. Sed...