-35

81 6 32
                                    

Haiii!

Gaskeun kuy~

Happy reading!^^

.....


Dira menyimpan kepalanya di pundak Arvin, menatap sunset dari sini. Dira tertawa melihat Diaz dan Kinan yang saling membasahi satu sama lain dengan air pantai. Sedangkan Miko dan Anin, mereka sedang duduk berdua di ayunan sambil menatap sunset sama seperti dirinya.

Sekarang mereka sedang berada di pantai yang pernah mereka kunjungi sebelumnya. Kinan yang meminta untuk datang ke sini, ia ingin semuanya tidak merasa tegang dan pusing dengan kejadian minggu lalu di rumah Zayden dan Lalita.

Setelah melihat sunset, mereka langsung saja pulang karena sudah malam. Dalam perjalanan menuju apartemen, Dira tertidur karena saking lelahnya.

Arvin memberhentikan mobilnya di depan apartemen, menoleh menatap Dira.

Arvin menyingkirkan rambut yang menutupi wajah Dira. "Ra, bangun."

"Kamu turun ya, aku mau pergi lagi."

Dira meregangkan tubuhnya. "Mau kemana?"

"Mau ke rumah Miko sebentar, ada yang ketinggalan tadi." Arvin mengusap kepala Dira.

"Ya udah deh, aku tunggu kamu di apart ya." Dira melepas seat belt-nya lalu turun dari mobil.

"Hati-hati di apart, mandi terus pake baju yang bagus ya," ucap Arvin sedikit berteriak dan langsung menancap gas keluar dari parkiran apartemen.

"Hah?" Dira menatap bingung mobil Arvin yang menjauh.

Dira mengangkat kedua bahunya dan masuk ke dalam apartemen, lalu mandi dengan cepat.

Dira keluar dari kamar mandi sambil mengeringkan rambutnya dengan handuk, membuka lemari pakaiannya.

Matanya menatap sebuah kertas terselip di antara bajunya, lalu mengambilnya dan membacanya.

Hai, cantik! Pake baju yang bagus ya!

Dira tertawa membaca tulisan tersebut.

Dira menggelengkan kepalanya sambil masih tersenyum. Gadis itu langsung saja mengambil pakaian yang senada, lalu duduk di depan cermin untuk mengeringkan rambutnya.

Dira mengambil kertas yang ada di bawah sisirnya dan membacanya.

Buka kulkas ya, Ra.

"Apa lagi sih, Vin." Dira terkekeh, mengeringkan rambutnya terlebih dahulu, lalu menyisirnya dan pergi ke dapur.

Dira mengambil kotak berwarna cokelat yang di atas tutupnya ada sebuah kertas lagi. Gadis itu menyimpan kotak itu di atas meja dan membaca kertas itu.

Dimakan ya kue pertama buatan aku, haha.

Dira terkekeh. "Kapan coba kamu belajar bikin kue?"

Dira membuka tutup kotaknya, dan mulai memakan kue buatan Arvin.

"Lumayan, enak." Dira memakan semua kuenya hingga habis.

Membawa kotak bekas kue itu ke wastafel lalu mencuci tangannya. Matanya melihat kertas lagi terselip diantara piring.

Jangan lupa cuci tangan ya, sayang. Ke kamar aku yuk, cari kertas lagi.

Dira tertawa kecil lalu masuk ke dalam kamar Arvin, menghampiri kucing putih berbulu lebat yang ada di atas kasur dan mengusapnya. "Imiw tau kertasnya ada dimana?"

RAVIN [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang