-9

66 10 82
                                    

Aku up niiiih uhuuuy

Comment nama Anin kumaha? Kuy lah

Comment nama Anin kumaha? Kuy lah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jangan lupa pencet bintang oke😗

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Jangan lupa pencet bintang oke😗

Happy reading! ^^

.....


"Lo?! Lo ngapain di sini?!"

Arvin menyender pada pembatas balkon, tangan kanannya mengapit sebatang rokok. "Gue mabal, jadi ke sini."

Arvin menghisap rokoknya dalam-dalam sambil memandang ke depan. "Kenapa mabal?"

Arvin melirik Dira sekilas. "Ya gue mau aja." Arvin kembali menghisap rokoknya.

Dira mengibas-ngibaskan tangannya di depan wajahnya. Dira maju mendekati Arvin, mengambil sebatang rokok yang berada di bibir Arvin. Dira menginjak rokok itu dan menendangnya ke bawah.

"Lo ngerokok sama aja nyari mati." Arvin mengangkat alisnya sebelah.

"Gue ngerokok sekali-kali, jadi nggak bakal kenapa-napa." Arvin masuk mengikuti Dira dan duduk di bawah.

"Mulai sekarang nggak boleh ngerokok lagi, awas aja kalo gue liat lo ngerokok kek gitu lagi."

Dira menatap luka di pinggir bibir Arvin. "Kenapa nggak sekolah?"

"Gue udah bilang, gue mabal." 

"Terus itu kenapa? Sama mereka?" Arvin mengernyit bingung.

"Apaan?" Dira berdecak, lalu menunjuk arah pinggir bibir Arvin.

"Ohh, iya." Dira menghela napas lalu bangkit dari duduknya, saat melewati Arvin, Arvin menahan tangannya.

Arvin mendongak menatap Dira. "Mau kemana?"

"Ngambil kotak P3K."

Arvin menarik tangannya untuk duduk di depannya. Arvin menggenggam tangan Dira. "Gue nggak mau diobatin lo terus, sekarang gue maunya ngobatin lo."

RAVIN [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang