Volume 1 : Satu Awal Chapter 6

307 12 0
                                    

Chapter 6 : Nadi Takdir yang Tidak Berbalik

Selama perjalanan menuju rumah sakit, Rio terus mengendalikan energi sihir yang berada di dalam tubuh Reyna untuk memperkecil pendarahan. Meskipun Rio memiliki banyak spesialisasi sihir, hanya sihir penyembuhan sajalah yang tidak dapat dikuasainya. Ketika dia sampai ke rumah sakit, Reyna segera di bawa oleh para medis yang ada di sana. Rio tidak dapat berbuat apa-apa dari sana dan membiarkan para medis melakukan pekerjaannya.

Terdengar langkah di lorong yang sepi tersebut. Dia melihat Gerdio berdiri di depannya dan menatapnya.

“ Apalagi yang kamu lakukan sekarang ? Menghancurkan kuburan ? Membakar mayat-mayat jadi abu ? Meledakkan kuburan ? Hebat sekali yang kamu kerjakan. “

Rio hanya terdiam tidak membalas perkataan Gerdio tersebut. Gerdio melemparkan sebuah kantong. Rio segera membukanya.

“ Itu adalah obatmu untuk bulan depan. Jika kamu tidak menjaga stressmu, nyawamu akan semakin pendek. “

“ Untuk apa nyawa yang terlalu panjang bagiku ? Aku hanya bisa menyakiti orang-orang di sekitarku. “

“ Kalau begitu, gunakanlah otakmu dan selamatkanlah orang-orang. Bukankah tujuan akhir dari rencana itu adalah menyelamatkan semuanya ? Kamu seharusnya tidak goyah. “

“ Terima kasih, Gerdio. “

“ Hanya ini yang dapat dilakukan oleh orang lemah sepertiku. “

Gerdio melangkah pelan meninggalkan lorong yang sepi tersebut. Sebelum Gerdio benar-benar meninggalkan Rio di sana, dia berkata,

“ Jangan khawatirkan perempuan itu. Dia akan baik-baik saja. Aku belum melihat tanda-tanda kematian darinya. Khawatirkan dirimu sendiri ! “

Ketika Gerdio mengatakan hal tersebut, Rio setidaknya dapat tersenyum sekarang. Setidaknya, itulah salah satu cara Gerdio menghibur dirinya. Setelah enam jam menunggu, tim medis keluar dan menemui Rio dan mengatakan bahwa nyawa Reyna dapat tertolong meskipun keadaanya tadi tersebut benar-benar mengancam hidupnya.

Meskipun dia sudah selamat, akan tetapi Reyna belum bangun. Rio pun hanya menunggu dengan sabar di kamar Reyna. Di lain tempat, Gerdio yang memberitahukan bahwa Reyna berada di rumah sakit membuat Clara dan Vatrio langsung terkejut.

“ Kenapa dokter tidak langsung memberitahu kami ? “

“ Rio sudah di sana menjaganya. “

Clara protes dengan sikap dokter tersebut yang mencuekkan mereka. Walaupun telah tengah malam, Clara dan Vatrio memutuskan untuk segera menjenguk Reyna di rumah sakit. Sekitar setengah jam  kemudian, Clara dan Vatrio telah sampai di rumah sakit dimana Reyna dirawat. Mereka segera menuju ruang dimana Reyna dirawat. Ketika mereka membuka pintu, terlihat bahwa Rio sedang duduk menjaga Reyna di sana.

“ Oh, ternyata kalian. “

“ Bagaimana keadaan Reyna, Rio ? “

“ Jangan khawatir, dia akan baik-baik saja. Sebaiknya kalian pulang dan besok saja menjenguknya. Aku akan menjaganya. “

Tier 0Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang