Volume 2 : Memori Dua Insan Chapter 5

137 12 0
                                    

Chapter 5 : Pintu Tua nan Penuh Memori

Dalam hembusan udara pagi nan membekukan,

Diriku tertegun di depan pintu itu,

Sebuah pintu tua nan penuh memori

Hingga hatiku terkosongkan karenanya

Ketika sambutan nan meriah tak lagi terdengar

Ketika pelukan hangat itu tak lagi ada

Ketika tatapan hangat itu tak kunjung didapat

Ketika inilah hatiku terdiam dalam luka

Ketika sambutanmu adalah kekuatanku

Ketika pelukanmu adalah pelipur laraku

Ketika tatapanmu adalah penenang jiwaku

Ketika itulah dirimu ialah segalanya bagiku

Namun kini diriku terpaku dalam memori lama nan tak bergulir

Hingga akupun merindu teramat sangat...

Di kolam kesedihan nan tak kunjung kering

Di depan pintu tua nan penuh memori

Merasa bahwa memori Rio telah lengkap di Matutinus, mereka berencana meninggalkan kota ini pada pagi hari.  Mereka segera membereskan barang-barang dan keluar dari penginapan itu. Ketika mereka melakukan check out, Rio memberikan kembali tiga buku yang dipinjamnya dari nenek penjaga resepsionis

“ Ini, Nek. Terima kasih sudah meminjamkannya. “

Nenek itupun tersenyum pada Rio dan menolak buku-buku itu secara halus.

“ Nenek yakin itu adalah milikmu. Lagipula tidak ada yang bisa membaca tulisannya. Jagalah baik-baik buku itu. Itu pasti penting untukmu, bukan ? “

Dengan senyum di wajahnya Rio berkata,

“ Terima kasih, Nek. “

Reyna yang berdiri di sebelah Rio itu segera tersenyum pula melihat Rio yang tampak bahagia itu. Merekapun keluar dari penginapan itu dan bersiap dengan kuda mereka. Di hari yang bersalju dengan dingin yang menusuk tulang, mereka segera berangkat meninggalkan kota kelahiran Rio itu melalui gerbang teleportasi.

“ Kita kemana berikutnya, Reyna ? “

“ Coba ku cek dulu. “

Reyna segera membuka jurnal perjalanan Rio dan dia cukup terkejut bahwa kota berikutnya adalah Igrafas, kota kelahiran Reyna.

“ Jadi, kemana kita, Reyna ? “

“ Igrafas. “

Sebuah kata-kata datar dari Reyna itu membuat Rio tertegun beberapa saat dalam kebingungan. Dalam kebisuan itu mereka segera berpindah menembus ruang melalui gerbang teleportasi yang ada di kota itu.

Tier 0Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang