Volume 1 : Satu Awal Chapter 8

232 13 0
                                    

Chapter 8 : Akhir yang Tertunda

Tubuh lemah itu mulai digerakannya. Tidak ada satupun yang dapat bergerak dengan leluasa. Tangannya,kakinya, bahkan lehernya sekalipun sangat lemah. Hanya satu hal yang diucapkan Rio saat dia mengetahu kondisinya itu,

“ Aku masih hidup ternyata... “

Rio benar-benar sulit untuk meghadapkan kepalanya ke kiri ataupun ke kanan. Dia bahkan tidak mengetahui dimana Reyna berada, entah di dalam ruangan ini atau tidak. Rio hanya berkesimpulan, Reyna tidak berada dalam ruangan ini karena dia tidak merasakan hangatnya tangan Reyna saat ini juga.

“ Kenapa kamu bicara seperti itu ? “

Suara yang tidak asing lagi di telinganya. Suara bernada lembut itu berasal dari Reyna, seorang gadis yang sedikit keras kepala namun sebenarnya memiliki hati yang lembut dan merupakan suara yang terus dia khawatirkan. Salah satu suara yang tidak dia ingin mendengarkan jeritan darinya.

“ Ah… “

Rio tampaknya benar-benar berkata di saat yang salah. Ketika dia mengira bahwa tidak ada seseorangpun di kamar itu, ternyata Reyna masih terus menunggu di salah satu sudut ruangan itu. Ketika Rio hanya dapat memandang langit-langit ruangan itu, dalam sekejap terlihat Reyna di depan matanya.

“ Kenapa, Rio ? “

Rio yang hanya terdiam itu membuat Reyna heran. Rio mulai angkat bicara,

“ Entahlah… perasaanku mengatakan saat-saat tenang seperti ini tidak akan bertahan lama. Setidaknya aku ingin menghabiskan beberapa saat di sini. “

“ Tentu saja… dan sebaiknya kamu tidak berpikir hal-hal yang seperti itu. Beristirahatlah… “

Reyna kemudian mengganti kompres panas Rio. Sebelum Reyna menyelesaikannya, dia melihat Rio sudah tertidur lagi. Reyna hanya tersenyum kemudian memperbaiki selimut Rio.

=-=

Rio kini terbangun lagi. Entah sudah berapa lama dia tertidur, tapi Rio yakin dia tidak tidur dalam waktu yang sebentar. Rio menyadari bahwa beberapa anggota tubuhnya sudah bisa digerakkan walaupun masih belum seperti semula. Ketika dia melihat ke arah kakinya, dia melihat Reyna tertidur di atas pahanya, dimana kepala Reyna menghadap membelakanginya. Dengan lemah lembut Rio mengusap kepala Reyna dengan tangannya yang lemah. Ketika Rio masih mengusap kepala Reyna, tiba-tiba saja kepala Reyna berbalik arah dari membelakanginya menjadi menghadapnya.

“ Maaf, apa aku membangunkanmu, Reyna ? “

Reyna mengangkat kepalanya dan menggeleng.

“ Apa kamu sudah agak baikan, Rio ? “

“ Sepertinya. “

Rio kemudian bangkit dari baringnya.  Reyna segera membantunya.

“ Bagaimana, Rio ? “

“ Setidaknya lebih baik dari kemarin. “

Tier 0Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang