Volume 2 : Memori Dua Insan Chapter 7

117 9 0
                                    

Chapter 7 :  Dunia yang Membebani Pundak Kecilnya

Aku hanya dapat melihat ke dalam kebenaran

Ketika dunia hanya berisi kebohongan

Aku pun hanya dapat menyendiri

Ketika dunia hanyalah kerumunan kosong tanpa arti

Aku pun terbutakan penglihatanku,

Terbisukan ucapakanku,

Tertulikan pendengaranku

Ini kah diriku nan sebenarnya ?

Diriku pun hanya ribut dalam kebisuanku

Aku pun tak kunjung menemukan jalan,

Jalan nan menuntun dunia menuju senyuman

Hingga aku pun mendapatkan kesempatan,

Siapkah dirimu membebani pundakmu dengan dunia ?

Aku pun terdiam dalam kata-kata itu

Sebuah kata yang mengubah hidupku

Menuju tugas berat yang menanti

“ Selamat datang di rumahku, penyihir. “

Sebuah sapaan dari Omnilibro pada Rio pun mulai menggema memenuhi ruangan itu.

“ Aku tidak menyangka kau benar-benar ada di sini, buku nan mengetahui segalanya. “

Suara Rio tampak datar di menanggapi Omnilibro yang ada di hadapannya itu.

“ Aku pun juga tak menyangka, ada seseorang yang mampu ke sini selain penciptaku. “

Suara berat dari Omnilibro pun bergema di ruangan besar itu. Cahaya lilin yang redup hanyalah batasan penglihatan untuk Rio. Kini mereka pun terdiam dalam keseriusan masing-masing. Omnilibro pun tiba-tiba membuka pembicaraan,

“ Dan apakah kamu pikir, aku tidak akan mengujimu bahwa kamu pantas bertanya padaku ? “

“ Uji lah aku sesukamu, “ Rio menjawab datar dengan mata seriusnya.

“ Kalau begitu, bersiaplah. Datanglah, roh penjaga siang, Arvaroh dan roh penjaga malam, Zakaroh ! “

Dua raksasa muncul di ruangan itu. Mereka berdua merupakan roh pahlawan yang ada dalam legenda kuno Thera.

“ Bagaimana kamu akan mengalahkan mereka, penyihir ? “

Rio tetap tenang dan mengarahkan tangan kanannya pada kedua raksasa itu. Dengan lembut Rio menayunkan tangannya ke depan seolah-olah mendorong sesuatu. Kedua raksasa itu segera terlempar ke dinding ruangan besar itu. Ketika Rio menggenggam tangannya, kedua raksasa itu, Arvaroh dan Zakaroh berubah jadi kilatan debu yang menghiasi ruangan itu. Omnilibro hanya dapat berdecak kagum,

Tier 0Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang