Volume 2 : Memori Dua Insan Chapter 2

170 10 0
                                    

Chapter 2 : Merunut Benang Memori yang Kusut

Di suatu hari di musim dingin yang datang kembali,

Ketika salju pertama turun menutupi tanah,

Ketika tatapan hangat mata itu telah menghilang,

Dan digantikan dengan tatapan dingin dari matamu,

Diriku mungkin telah terpaku pada dirimu yang ada di musim gugur

Hingga aku tidak dapat menahan dinginnya salju ini,

Juga tidak dapat menerima tatapan dingin dari matamu,

Apakah aku salah ?

Diriku mungkin menunggumu kembali hangat layaknya musim semi

Dimana hati kita dapat saling berlabuh

Ketika untaian kata-kataku dapat mencapai hatimu,

Ketika tatapan kita adalah tatapan yang menggentarkan hati

Mungkinkah aku salah karena ego terhadap tatapan hangatmu itu ?

Apakah salah jika aku mencintaimu ?

Apakah salah jika aku harus merunut benang memori yang kusut,

Demi bertemu dengan dirimu yang selalu melindungiku ?

“ Perang telah berakhir. “

Itulah kata-kata yang mungkin bergema dalam setiap orang yang mulai meninggalkan Sarvial. Tidak ada wajah kesenangan muncul dari wajah pada ksatria yang telah bertempur di Sarvial itu. Mungkin saja lebih tepat jika disebut memasang wajah bingung daripada wajah senang melihat Pertempuran Sarvial itu. Para pasukan terkejut ketika melihat hanya ada 39 orang yang terluka dalam pertempuran di Sarvial itu. Mereka merasa bahwa kedatangan mereka di Sarvial tidak terlalu berarti apa-apa. Semuanya berlalu begitu cepat hingga mereka merasa mereka belum melakukan apapun. Mereka pulang dengan tangan hampa.

Bersama Rio yang telah kehilangan ingatannya, Reyna juga mulai melakukan persiapan untuk kembali ke Namunaria bersama pasukan-pasukan lainnya. Reyna melihat Zera dan Lasilas yang masih terus berdebat soal Gerbang Alostavier.

“ Zera, apa kamu tidak bisa mengembalikan Gerbang Alostavier ? Kita masih belum yakin dengan monster-monster yang bisa jadi ada di bagian Utara ini. Tanpa kekuatan Tier 0, tidak ada yang tahu apa yang bisa para monster itu lakukan. “

“ Yang Mulia, kekhawatiran Anda dapat saya mengerti namun mengembalikan Gerbang Alostavier itu hampir mustahil. Holy Sentinel yang memiliki kekuatan setingkat Tier 0 pun hampir mengerahkan seluruh hidupnya untuk itu. Kami di sini, para Sentinel tidak mungkin dapat menciptakan Gerbang Alostavier layaknya Holy Sentinel lakukan. “

“ Lalu apa saranmu ? “

“ Kita bisa menyiagakan pasukan sepanjang perbatasan antara dunia atas dan dunia bawah. “

“ Itu adalah kemustahilan ! Entah berapa banyak pasukan yang perlu dipersiapkan untuk itu. Lagipula kerajaan lain tidak semudah itu memberikan izin pada pasukanku. “

“ Yang Mulia… saya rasa ini adalah masalah yang tidak bisa kita tangani langsung saat ini. “

“ Baiklah aku mengerti. Setibanya ke istana aku akan segera memikirkan masalah ini. “

Tier 0Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang