Part 01
Bella menghela nafas panjangnya sembari sesekali mengelap keringat di wajahnya. Mengepel lantai seluruh rumah membuatnya ingin menyerah, terlebih lagi nyeri di dadanya tak kunjung sirna, dan bahkan terasa lebih parah dari sebelumnya.
Sudah sejak pagi Bella bersih-bersih rumah, padahal kalau biasanya ia kerjakan setelah pulang bekerja, dan hal itu memang membuat tubuhnya yang sudah lelah semakin terasa remuk saat bangun di pagi harinya. Sebenarnya itu sudah biasa, Bella akan bekerja dan bersikap profesional seolah semua baik-baik saja, namun karena kejadian kemarin lah Bella memutuskan untuk cuti sementara, ia hanya ingin istirahat namun yang terjadi justru sebaliknya. Ia harus tetap membersihkan rumah sembari menahan rasa sakitnya.
"Kak Bella? Kenapa Kakak malah mengepel lantai, bukannya Kakak harus istirahat ya?"
Billy yang baru datang itu seketika bertanya setelah melihat Bella mengepel lantai, ekspresinya tampak khawatir, namun Bella justru tersenyum seolah ingin mengatakan bila ia sedang baik-baik saja.
"Kakak enggak apa-apa kok. Sudah sana kamu ganti baju, Kakak mau lanjut ini." Bella memeras kain pel-nya namun Billy justru terdiam di sana, menatap wajah kakaknya yang pucat dan lelah.
"Kakak sakit ya?" tanyanya curiga, terlihat dari picingan matanya.
"Enggak kok. Kakak baik-baik saja."
"Terus kenapa mukanya Kakak pucat? Kakak belum makan?" Billy kembali bertanya yang kali ini hanya Bella diami, merasa bingung harus menjawab apa, terlebih lagi nasi goreng yang dimasak adiknya tadi belum Bella makan sedikit pun.
"Sudah kok. Kamu mau bantuin Kakak enggak? Kalau iya, kamu siapkan bahan makanan ya untuk kita masak nanti malam." Bella berujar kaku, berusaha mengalihkan pembicaraan, tentu saja Billy menyadarinya, adiknya itu bukan anak kecil yang bisa dibohongi, namun kali ini Billy justru mengangguk, seolah apa yang ingin kakaknya sembunyikan akan ia bongkar dengan mudah.
"Iya, Kak. Aku ke dapur dulu ya," pamit Billy yang diam-diam Bella syukuri, setidaknya ia memiliki waktu untuk ke kamar dan menyembunyikan sarapannya. Namun Bella tidak akan tahu, bila dibalik kepatuhan Billy, adiknya itu pergi ke kamar untuk memeriksa apa benar kakaknya sudah makan. Karena yang ia tahu, kakaknya itu selalu menyembunyikan banyak hal. Apalagi kalau semua itu tentang perlakuan Tante mereka, Billy tidak akan percaya begitu saja meskipun kakaknya mengatakan bila dirinya merasa senang dan baik-baik saja.
Di sisi lainnya, Bella mengangkat ember pel-nya, ia berniat meletakkan alat-alat itu ke tempat asalnya, namun sebelum melakukannya, Bella dibuat keheranan saat melihat Vanessa sudah pulang, padahal waktu masih bisa dikatakan siang.
Vanessa adalah sepupunya, tepatnya anak tunggal dari tantenya. Umurnya masih dua puluh lima tahun dan bekerja di tempat yang sama dengan Bella beberapa bulan yang lalu setelah lulus kuliah. Vanessa memiliki wajah yang cantik, penampilannya juga menarik dengan tinggi ideal. Jadi tak akan mengherankan bila gadis itu sering menjadi incaran banyak pria, berbeda dengan Bella yang terkesan pendiam dengan penampilan sederhana. Padahal wajahnya juga tak kalah cantik, namun semua itu tertutup oleh sikap pemalunya.
"Vanessa, kamu kok sudah pulang? Ini kan belum jamnya pulang?" Bella bertanya penasaran, sampai lupa bila ia harus menyembunyikan sarapannya dari Billy."Apa sih, Kak? Jangan ganggu aku kenapa sih? Aku ini capek." Vanessa yang tadi sempat tersenyum semringah seketika cemberut melihat kakaknya, terlebih lagi saat Bella menanyainya seolah memedulikannya, membuat Vanessa muak mendengarnya.
"Aku kan cuma tanya. Apa salahnya kalau kamu menjawab? Aku cuma enggak mau kalau kamu pergi dari kantor di waktu kerja. Kamu tahu kan yang memasukkan kamu itu aku, kalau kamu bersikap buruk, aku juga yang kena omel." Bella menjawab sabar, nadanya tidak meninggi sedikit pun namun justru membuat Vanessa yang mendengarnya semakin membencinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
in bed boss (TAMAT)
Romance"Temani saya tidur, saya akan membayar untuk itu." Revan, seorang boss perusahaan yang dikenal ramah, namun siapa sangka di balik wajah tenangnya, Revan menyimpan trauma? Kisah masa lalunya, membuatnya tidak bisa tidur sendiri, ia harus ditemani, at...