Part 16

2.2K 64 0
                                    

Part 16

Selama makan malam tadi, Revan dan Bella hanya terdiam, keduanya sama-sama canggung setelah kejadian di mana Revan berbicara hal konyol menurutnya. Mungkin bila untuk ia dan Bella tidak akan lah aneh, namun untuk pembantu yang baru bekerja dengannya, tentu saja hal itu tabu dan bahkan menyimpulkan kesalahpahaman baru.


Bi Mina mengira bila mereka sudah menikah, suatu pemikiran yang bahkan tidak pernah mereka inginkan sebelumnya. Membuat Revan merasa sangat bersalah dengan Bella, ia tahu wanita itu pasti merasa tak nyaman di dekatnya, bisa dilihat dari caranya terdiam dengan wajah tertunduk di sampingnya.


Ya, setelah makan malam, Bella dan Revan masuk ke dalam kamar masing-masing, sampai waktunya tiba, Bella harus mendatangi kamar Revan untuk menemaninya tidur seperti biasa. Namun yang terjadi hanya ada kecanggungan di antara mereka, keduanya sama-sama diam dengan pemikiran bersalah.


"Soal tadi, saya minta maaf. Gara-gara saya, Bi Mina jadi mengira kalau kita sudah menikah." Revan menatap ke arah Bella lalu kembali tertunduk, ia merasa malu mengatakannya, namun ia juga harus minta maaf atas kesalahannya.


"Tidak apa-apa kok, Pak. Kan kenyataannya pekerjaan saya memang menemani Bapak tidur, jadi wajar kalau Bi Mina salah paham dan mengira kalau kita sudah menikah." Bella menjawab seadanya, entah kenapa ia masih merasa malu dan canggung, tidak seperti biasanya yang selalu berusaha tenang saat bekerja.


"Iya sih. Tapi bila dipikir lagi, lebih baik Bi Mina tahu kalau kita sudah menikah, dengan begitu beliau tidak akan curiga dengan hubungan kita ini seperti apa. Rasanya akan sulit dijelaskan bila Bi Mina tahu kita cuma atasan dan bawahan, tapi tidur seranjang." Revan berujar tak yakin yang kali ini mendapat perhatian bingung dari Bella.


"Jadi maksud Bapak, kita berpura-pura menjadi suami dan istri?" tanya Bella tak yakin.


"Iya, hanya di depan Bi Mina saja. Itu pun kalau kamu tidak keberatan."


"Saya tidak keberatan, Pak. Asal Bapak tidak memecat saya, saya sangat membutuhkan pekerjaan ini, saya butuh uang tambahan untuk biaya kuliah adik saya." Bella menjawab mantap, ada rasa lega mendengar bosnya masih mau memperkerjakannya.


"Baguslah kalau kamu tidak keberatan." Revan menyunggingkan senyumnya, merasa bahagia saja masalah ini selesai tanpa merugikan siapapun terutama Bella.


"Tapi kenapa Bapak tiba-tiba memperkerjakan Bi Mina? Apa pekerjaan saya kurang bersih? Atau masakan saya kurang enak?" Bella bertanya bersalah, meski ia sudah sangat berusaha, namun tetap saja yang menilai adalah bosnya.


"Tidak kok. Pekerjaan kamu selalu bagus, masakanmu juga enak. Hanya saja, saya merasa kalau saya ini terlalu membebani kamu. Hampir tidak ada waktu kamu istirahat dengan tenang, waktu kamu banyak dihabiskan untuk melayani saya, itu lah kenapa saya memperkerjakan orang lain lagi, saya hanya ingin mengurangi beban pekerjaan kamu."


"Terima kasih, Pak. Maaf sudah merepotkan. Saya janji, saya akan bekerja lebih giat lagi." Bella menjawab mantap yang disenyumi oleh Revan.


"Sudahlah, jangan terlalu memaksakan diri." 


"Tapi bagaimana Bi Mina bisa tinggal di sini? Bukannya sudah tidak ada kamar lagi ya, Pak?" 


"Sebenarnya ada kamar kecil di dekat dapur, Bi Mina bisa memakainya." Mendengar itu, Bella tersenyum lalu mengangguk mengerti, merasa lega saja mendengarnya.

in bed boss (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang