Aku tak tahu bagaimana menjelaskannya, tapi entah bagaimana pagi ini aku menemukan hewan-hewan ini berada di dalam rumah kecilku. Kambing, kura-kura, kelinci, ayam, burung gagak, mereka semua muncul di dalam rumahku dalam semalam. Bagaimana bisa?
"Tadi kalian bilang apa?"
"Mereka menyebut kami Midnight Stealth. Kami datang karena kau memanggil kami untuk mengabulkan permohonanmu," ujar si Kura-kura.
"Apa? Kapan aku pernah memanggil kalian?"
"Kemarin malam. Kau tidak ingat?"
Aku bergumam, mencoba mengingat kejadian semalam. "Tidak kok. Sepulang sekolah aku hanya beres-beres rumah, makan, membaca buku, mengerjakan tugas, dan terlelap tidur tuh."
"Doamu, kau berdoa sebelum tidur. Di saat itu kau memanggil kami," ujar si Kambing.
"Doa? A-aku tidak berdoa seperti itu! Aku hanya berdoa ...."
"Agar seseorang membantu kau supaya bisa berpacaran dengan Kak Zean?" sahut si Gagak.
Aku diam. Terlalu malu untuk mengakui bahwa kemarin malam aku berdoa seperti itu. "E-ehem! Tapi aku kan tidak memanggil kalian, lagipula kalian, kan, hewan bukan orang, bagaimana bisa membantuku?"
"Tuhan yang menyuruh kami semua untuk membantumu di Bumi. Jadi kami tidak bisa pulang jika permohonanmu tidak terkabul."
"APA? JADI KALIAN AKAN TINGGAL DI SINI?!"
"Iya, hanya sampai kau berpacaran dengan Kak Zean."
Aku tidak tahu bentuk mukaku seperti apa dan semerah apa. Aku benar-benar malu, apakah ini hukuman dari Tuhan karena meminta hal yang tidak masuk akal.
"Jangan khawatir, kami pasti bisa membantumu kok, kokoroyok~!" seru Ayam disertai kokokannya.
Justru kalian yang membuatku khawatir tahu! Ah ... bagaimana bisa aku percaya pada kalian?
Untung saja Ibu kerja jadi TKW di luar negeri dan tidak akan kembali untuk waktu dekat ini. Bisa-bisa ia terkena serangan jantung lagi.
"Ah baiklah itu salahku karena meminta hal yang aneh-aneh. Jadi, kalian tak perlu membantuku. Aku mencabut permohonanku sekarang. Kalian tidak perlu susah payah mengabulkannya dan bisa langsung kembali saja."
Mereka semua saling bertatapan. Seperti memberi sinyal. Aku duduk diam memerhatikan mereka satu per satu. Benar-benar hal yang tidak masuk akal, aku cerita ke temanku pun dia hanya akan menganggap aku sudah gila karena terlalu banyak belajar.
"Sayangnya tidak bisa begitu," ujar si Ayam.
"Apa maksudmu?"
"Permohonan yang sudah diucap tidak bisa langsung dibatalkan begitu saja, apalagi jika sudah melibatkan kami."
Aku menghela napas, memijit pangkal hidungku. "Terus aku harus bagaimana? Kalian ingin aku melakukan apa agar kalian bisa pergi?"
"Kau harus bicara dan mengajak Kak Zean pacaran!"
"Gimana caranya? Itu mustahil. Makanya aku akan membatalkan permohonannya, jadi—"
"Kenapa kau pesimis sekali! Kau bahkan belum mencobanya tapi langsung bilang tidak bisa!" seru Kelinci sambil melompat-lompat.
"Aku mencobanya! Berkali-kali aku mencobanya tapi gagal! Dia memang tidak akan bisa digapai oleh orang seperti. Jadi, kalian cepatlah pergi, aku tidak membutuhkan bantuan kalian!"
Aku berjalan meraih tas ransel dan sepatuku. "Ya sudah aku akan berangkat sekolah dulu, kalian duduk diam di rumah, jangan keluar, o—"
SRUKK!!
KAMU SEDANG MEMBACA
FABULA LINEA
Casuale[Fantasy x Sci-fi x Horror x Thriller] Mari ikut denganku! Akan kuajak kau melihat sebuah gerbang emas yang amat berkilau di ujung sana. Namun, perhatikan langkahmu dengan benar. Karena berbagai macam garis cerita akan kalian lewati nantinya. Jika k...