OAFIHE 5

462 59 5
                                    

REVISI 2022

...

"Makasih ya, Jae, maaf ngerepotin." Ucap Asahi setelah turun dari motor milik Jaehyuk.

Jaehyuk mengangguk lalu mengusak rambut Asahi.

"Udah, sana masuk, malem ini dingin,loh"

"Iya, kamu juga hati - hati, jangan ngebut." Jaehyuk melambaikan tangannya ke Asahi lalu pergi dari sana membawa motornya. Asahi tersenyum memandang kepergian Jaehyuk,hingga tetesan hujan menyadarkannya untuk segera masuk ke apartemennya.

Asahi membuka pintu unitnya dengan pelan kala sudah sampai di unitnya, takut menganggu Mashiho yang tengah fokus menonton anime di laptopnya. Asahi menepuk pundak Mashiho sehingga membuatnya terkejutnya hingga latah.

"EH KODOK KODOK SETAN CIO GANTENG CIO ANAK MAMA."

"Kagetnya biasa aja dong." Mashiho memukul bagian kepala belakang Asahi lalu melanjutkan acara menontonnya sambil memakan Marshmellow kesukaannya.

"Huh, untuk gua ga lagi megang Grimoire, Kalau iya bisa gue serang lo pake sihir topan."

"Iya iya yang dapet Grimoire semanggi empat." Mashiho mendelik mendengar perkataan dari mulut Asahi yang terlihat tengah menantangnya. Ia beranjak menuju kamarnya, mengambil Grimoire nya lalu kembali ke sofa. Ia membuka Grimoire miliknya yang diliputi cahaya-ralat-sihir di sekitarnya sambil mengucap mantra.

"WOY! KALO MAU GELUD DI LAPANGAN SANA! GUE GA MAU YA NIH UNIT ANCUR KARENA ANGIN TOPANNYA CIO!"

Mashiho menghentikan kegiatannya lalu mengembalikan Grimoire nya ke tempatnya dengan kekuatannya setelah mendengar teriakan dari Yoshi. Ia tampak baru keluar dari kamar mandi dengan sikat gigi yang menempel di mulutnya dan handuk yang hanya menutupi bagian bawahnya saja. Asahi menahan tawa karena senang sahabatnya itu dimarahi oleh kakaknya.

"Mampus" Ujar Asahi dalam hati.

"A-ah, e-eum anu...."

"MY MAMA DON'T LIKE YOU SHE'S LIKE EVERYONE'S, AND I DON'T LIKE TO ADMIT THAT I WAS WRONG."

Nyanyian Haruto membuat Mashiho bernafas lega karena tidak jadi dimarahi oleh Yoshi.

"I JUST SO CAUGHT IN MY JOB DIDN'T SEE WHAT'S GOING ON AND NOW I-Hmphh"

"Berisik setan!" Haruto memuntahkan bola - bola kertas yang tadi di sumpalkan oleh Asahi. Haruto mendengus kesal lalu duduk di sebelah Mashiho sambil tetap memainkan game di ponselnya. Mashiho kembali menonton Animenya, Yoshi kembali ke kamar mandi dan Asahi berdiri di balkon untuk menatap hujan yang turun dengan deras.

Hujan yang turun sangat deras, dingin yang menusuk serta langit gelap tanpa bintang maupun bulan. Orang - orang berlarian untuk berteduh dan beberapa membawa payungnya untuk segera bertemu keluarga mereka. Mata Asahi terfokus pada seorang lelaki yang hanya diam menggunakan hoodie berwarna biru, ia tidak berteduh ataupun melakukan hal lain agar tidak terkena hujan, namun hanya diam sambil menunduk. Lelaki itu mendongak, menatap Asahi dengan tatapan tajamnya. Asahi terkejut bukan main melihat siapa yang dilihatnya.

"Pangeran kerajaan Osaki? Bukankah ia sudah meninggal karena dibunuh oleh prajuritnya sendiri?"

Asahi menggelengkan kepalanya, mungkin ia berhalusinasi.

"Apasih Sahi? Paling cuma ngayal."

Asahi kembali masuk karena ia sudah mulai mengantuk.

Lelaki yang tadi dipandang Asahi tersenyum miring lalu mengadahkan tangannya agar terkena tetesan hujan.

"Rupanya anak satu - satunya keluarga Hamada ya, sepertinya seru kalau dia ada di bawah pengaruhku. Jika Jeong Sungchan bisa menjadi milikku, maka Hamada Asahi harus bisa membayar apa yang ayahnya lakukan padaku. Apapun yang diinginkan oleh seorang Osaki Shotaro harus ada di depan matanya bagaimana pun juga."

_________________________

Junkyu tengah makan malam bersama Junghwan. Jungwoo tidak ada di Apartemen karena sedang bulan madu bersama suami-mate-nya. Junkyu tidak fokus pada makan malamnya, ia memikirkan seorang lelaki yang tadi ia temui di minimarket saat membeli bahan dapur. Lelaki itu seperti dikendalikan oleh seseorang, hanya seorang pangeran yang dapat mengendalikan orang lain untuk menuruti keinginannya, egois? memang.

"Mommy..."

"A-ah, ya? Kenapa sayang?"

"Mommy melamun ya? Itu makanan mommy daritadi cuma diaduk loh."

Junkyu memperhatikan makanannya yang kini sudah tak berbentuk, berbeda dengan makanan Junghwan yang sudah habis tak bersisa. Junghwan turun dari kursinya, menaruh piringnya di wastafel tempat cuci piring, lalu berjalan ke arah kamarnya untuk berpelukan dengan boneka sapi kesayangannya hingga tertidur.

Junkyu memakan makanannya yang sudah tak berbentuk, namun pikirannya melayang entah kemana dan raganya masih duduk sambil makan.

Flashback

Beberapa jam yang lalu....

Junkyu mengeratkan sweaternya karena udara yang sangat dingin. Ia memilah bahan yang ia rasa cukup untuk dimakan olehnya dan Junghwan. Hingga ia tak sengaja bertabrakan dengan lelaki yang lebih tinggi darinya.

"Ahmaaf." Junkyu menerima uluran tangan dari lelaki yang tadi menabraknya. Ia seperti mengenal lelaki itu. Junkyu merasa aneh, dia tak berekspresi sama sekali, berbeda dengan manusia normal lainnya. Seingat Junkyu, lelaki ini dulu memiliki image yang ceria dan penuh tingkah saat masih berada di Senior High School.

"Sungchan? Jeong Sungchan?" Lelaki yang dipanggil Sungchan oleh Junkyu hanya menatap Junkyu tanpa ekspresi, layaknya meminta pertolongan agar bisa melepaskannya dari sesuatu yang mengikatnya. Junkyu merasakan bahwa Sungchan tengah diikat oleh sihir dari seorang Pangeran yang pastinya berada di kalangan atas.

'Tolong aku hiks, aku ingin bebas'

Seperti itulah kira - kira ucapan batin Sungchan yang ditangkap oleh Junkyu.

"Ya! Sungchan!" Sungchan seakan tuli dan tidak mendengar panggilan dari Junkyu, Sungchan terus berjalan tak tentu arah,ia seperti robot yang di program hanya untuk ini dan itu saja. Junkyu menatap Sungchan sendu,ia harus menemukan cara agar Sungchan terbebas dari ikatan sihir itu.

Flashback Off







TBC

Ocean and Forest In His Eyes | HaruKyu (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang