Happy reading 🌼
°°°Kini, para ciwi-ciwi sedang memasak di dapur. Sedangkan para cowo sudah siap menggelar karpet di ruang tengah dan mereka sekarang sedang meminkan game onnline.
"Lea, Ini mau di gimanain?" Tanya Yuyu, "Dimasukin aja kan?"
"Heh, makannya rajin masak dirumah. Sok banget sih, gini caranya sayang." Bukan Alea yang nyahut, melainkan Agnes.
"Ya gimana, Nyokap Bokap kan jarang dirumah, jadi males yaudah go food aja deh." Sahut Yuyu.
Mereka sedang memasak nasi goreng, selain simple mereka juga mau menyingkat waktu saja. Soalnya takut mereka semua pulangnya malam, kan gak lucu satu persatu di marahi emaknya.
"TARA!" Pekik Alea," akhirnya jadi juga. Freysa, bawa ke depan gih. Gue nanti bawa minumannya, yang lain bawain piring sendok sama gelas yang udah gue siapain di nampan itu ya!"
"Oke!"
°°°
Semuanya menyantap makanan dengan khidmat, dengan porsi makanan yang extra.
Memang Alea sengaja membuat nasi goreng yang berlebih, Alea tau kalau teman cowonya semua rakus-rakus.
"Nah, wahai rakyatku, kalian sudah kenyang?" Tanya Wahyu kepada semuanya. "Kalau belum, ayok kita colong makanan simpenan Alea!"
"ANJING, BEGO!" Sahut Alea. "Ganteng-ganteng kok bego, oon, goblok!"
Semua tertawa melihat Alea mengumpat.
"Assalamualikum," ucap seseorang. "Pak Reno, ada?"
Seketika Alea terdiam. Arkan, ada keperluan apa dia? "Waalaikumsllam. Eh kak, A-ayah lagi dikantor, ada a-apa?"
Arkan terdiam, ia mengingat. Ini kan murid yang mendapatkan beasiswa tadi, oh jadi dia anaknya Pak Reno.
"Tolong bilangi Ayah lu. Nanti kalau udah pulang, langsung otw ke kantor Pak Leord, Ayah lu tau tempatnya dimana. Assalamualaikum." Sahut Arkan, lalu langsung keluar tanpa menutup pintu lagi.
"Huft! Buat kerjaan orang aja!" Setelah mengucapkan kalimat itu, Alea berjalan kedepan. Lalu menututp pintu, lalu memegang dadanya. Dag dig dug serr.
"Woi, ngapai lu disono? kesurupan? Ah jangan sekarang dong, kan gak lucu jadinya." Ucap Agnes.
"Mata lu, gue gak kesurupan bego." Sahut Alea ngotot. Lalu ia kembali ke perkumpulan manusia yang sedang makan ini.
"Siapa Le?" Tanya Rio, wakil ketua kelas.
"Kayak pernah kenal gue, dia kan si Arkan ya? Kakak kelas ganteng itu." Ucap Fresya. "Ya gak, Lea?"
Alea mengangguk, "iya."
"Dia kenal Bokap lu? Wah ada apanih?" Tanya Fresya, "wah Alea. Wahhh."
"Apesi! Kan cuma kenal. Yaudah bodo amat." Sahut Alea malas, namun sebenarnya ia juga malu-malu kucing.
Tapi masih aman, satu kelas, satu sekolah, bahkan kedua temannya masih belum tau kalau Alea suka sama Arkan.
"Yah biasanya yang kek gitu sering di jodohin nih, wah Alea. Wahhh." Ucap Fresya heboh.
'Amin ya allah, amin kalau gue bakal dijodohin sama Arkan. Amin amin amin.' -Batin Alea.
"Ya, gak la. Gila lu, gue juga mau dapet masa depan yang indah. Gue masih mau jadi dokter dulu." Sahut Alea.
"Lah, kan masa depan lu sama Arkan 'kan bakal cerah. Beh, duitnya gak abis bahkan sampai tujuh turunan pun. Mana orangnya ganteng, dingin, ahh aduhh woi pengen!" Fresya yang masih heboh.
"Gila, halu lu bangsat." Sentak Alea, mana mungkin ia dengan Arkan. Tidak terlalu berharap, untuk menggapai menjadi pacara saja susah, apalagi menjadi suaminya.
"Stt, gue mau kentut!" Ucap Wahyu tanpa dosa. Dan seketika bom besar berbunyi.
"ANJIR! WAHYU KEBELET BOKER WOI!" Teriak Rio.
Sedangkan wahyu hanya cengengesan, sambil memandangi rakyatnya yang sedang menutup hidungnya dengan baju maupun tangan.
"Sorry, gue kelepasan. Eh kamar mandi mana, Le?" Tanya Wahyu.
"Disono, lurus aja." Sahut Alea sambil menunjukan letaknnya menggunakan telunjuk.
°°°
"Makannya, makan itu secukupnya aja!" Sentak Marsya, bendahara kelas sekaligus ciwi yang sangat garang. Bahkan garangnya melebihi Kak Ros Upin Ipin.
"Wkwkwk, anjir Wahyu bau taik! Wahh Wahyu!" Teriak Rio.
"Diem asu!" Pekik Wahyu, wah bakal terjadi perang dunia ketiga nih.
"Eh balik yuk, guy's!" Ucap Agnes. "Udah mau maghrib."
Semua mengangguk, lalu membersekan barang mereka masing-masing. "Makasih ya Le, sering-sering kalau bisa."
"Ye kutu kupret, maunya gratisan aja. Modal woi!" Sentak Fresya kepada Marsya.
"Yah kan lumayan, gak ngeluarin uang kas, hehe. Yaudah kaum-kaum gue, kita balik!" Ucap Marsya.
Semua sudah pada keluar, dan mengucapkan terima kasih keoada Alea.
Ia menatap rumanya, sepi lagi. Adiknya? Adiknya sekarang sedang menginap di rumah Omahnya.
Ia beruntung mempunyai teman satu kelas seperti mereka semua. Karena mereka semua bisa diatur, dan bahkan kompak, jadi seru kalau mau ngumpul.
Ia menatap rak piring, sudah penuh dengan piring basah. Ia melihat ke arah wastafel tidak ada piring kotor tersisa satu pun.
"DRAKOR I COMING!" Serunya, lalu berlari menaiki tangga, menuju kamarnya.
°°°
Hai!
Semoga suka sana ceritanya ya! Kasih saran di komen dong, biar aku tau dimana letak kesalahannya, dan semoga kedepannya makin bagus.
Vote dong😉
Instagram : annisa_pspta
Jum'at 25 february, 2021
KAMU SEDANG MEMBACA
It's Okay :)
Teen FictionGatau mau buat apa, intinya kisah ini bercerita tentang adik kelas yang mencintai dalam diam kakak kelasnya. Kalau gak mau nunggu, pindah ke lapak sebelah aja, karena cerita ini up nya gak nentu. Sekian terima gaji😉👍