Happy reading 🌼
°°°"Seriously? Why, Le?" Tanya Agnes tak percaya. Demi apapun, Alea sangat beruntung.
Alea memutar bola mata dengan malas, Agnes terlalu lebay. "Lebay."
"Bukan masalah apa Le, gue kayak gak nyangka aja, sumpah." Sahut Agnes masih syok.
"Ck, kenapasih? Orang cuma gitu doang." Sahut Alea. "Lagipula, gue juga bodo amat. Masih gantengan Kak Arkan dimana-mana."
"Ish, difikiran lu cuma ada Arkan aja." Sahut Agnes kesal, "masih banyak cowo yang ganteng diluar sana."
Alea hanya mangut-mangut, "iya-iya."
"Kenapa gak sekalian lu minta WAnya?" Tanya Agnes.
Lagi-lagi, Alea hanya membuang nafas. "Mau ngapain kalau gue minta WAnya?"
"Kalau lu gak mau, lempar ke gue!" Jawab Agnes sewot, Alea membuatnya sedikit emosi.
"Lu kira apaan, main lempar aja." Sahut Alea. "Masih kurang yang mau lu jadiin mantan, ha?"
"Ck, kali ini serius deh gue. Sumpah yak, ganteng banget!" Sahut Agnes.
"Cuci deh otak lu!" Sahut Alea, setelah itu dia meninggalkan Agnes di kelas.
Memang sekarang jamkos, karena ada kemalangan dari salah satu guru mereka. Katanya anaknya ada yang meninggal.
Alea berjalan ke arah kantin, memang dia sudah lapar dari pertama mengobrol dengan Agnes.
Ia sebenarnya sudah menduga, bercakap dengan Agnes, tidak ada habisnya. Selalu saja ada aja alasanya, dan hal itulah membuat Alea jadi sedikit malas kalau bercerita dengan Agnes, apalagi perihal buaya-buaya darat.
'Brak!'
"Akh, ish!" Alea segera bangkit. "SIAPA SIH YANG BUKA PINTU SEMBARANGAN, HA?!"
Arkan tertegun, ia melihat siswi didepannya. Siapa dia? Berani sekali membentaknya.
Alea segera menutup mulutnya, ia buru-buru melangkahkan kakinya ke arah kantin. Namun sebuah tangan berhasil memberhentikan langkahnya.
"Lu songong banget sih! Gak pernah diajarkan tata krama sama orang tua lu! Ha?!" Gertak Rere, yang centil dan suka mengaku-ngaku bahwasannya ialah pacar Arkan. "Minta maaf sama pacar gue! Lu udah bentak pacar gue!"
Alea menatap Arkan yang hanya diam, dengan kedua tangan di saku celananya, dan tatapan datar membuatnya menjadi- argh!
"Ngapain liatin pacar gue kayak gitu!" Gertak Rere sekali lagi. "Minta maaf Anjing!"
Alea mengepal tangannya, seenak jidatnya aja mengatakan anjing. Jelas-jelas Namany Alea, Ayah dan Bundanya sudah susah payah membuat namanya, ini malah disebut-sebut anjing.
"Apa! Mau marah?!" Ucap Rere dengan gaya tangan yang di selipakan didepan dadanya.
Alea menunjukan name tag nya dihadapan Rere. "Baca ya Kak, my name is Alea, Alea Asqueena."
"Lu ngelawan, ha?!" Sahut Rere kembali esmosi. "Lu!-
"STOP STUPID!"
"Dek pergi aja, nanti lu dimakan sama emak lampir. Payah urusannya." Ucap Rio yang sedaritadi diam.
Alea menatap Rio, lalu beralih tatapan ke Arkan. "Maaf kak. Makasih."
Setelah mengatakan itu, ia beranjak ke kantin, dengan langkah yang sengaja ia cepatkan.
"AWAS LU! URUSAN KITA BELUM SELESAI!"
Alea menggeram, dasar wanita penggoda. Gak tau malu! Sumpah demi apapun ia tadi berharap kalau Arkan yang menahannya pergi, namun ternyata salah.
"Ckk!" Umpat Alea setelah menduduki bokongnya dengan kasar. "Untung Kakak kelas, kalau nggak. Mati deh lu, argh!"
Serryl menatap wajah sahabatnya, "kenapa?"
"Rere, biasalah. Mengakui yang bukan hak milik, ck murahan sampah." Sahut Alea.
"Yaudah gih, gak usah difikirin. Eh bye the way! Gue punya kabar baik and gembira!" Sahut Serryl mengangkat tangannya. "Beberapa minggu lagi, kita bakal adain acara prom night!"
"Ya terus?" Tanya Alea, sepertinya ia terlihat biasa saja. Toh yang difikirannya itu 'kan acara buat kelulusan kelas dua belas.
"Ck ya, masa lu gak senang? Kan bisalah cari cowo." Sahut Serryl.
"Iya." Sahut Alea malas, mungkin mungkin masih terbawa oleh suasana kejadian tadi. "Lu pesan apa? Gue mau peseni satu."
Serryl mengangguk, lalu beranjak pergi memesan makanan yang ia pesan tadi, untuk Alea.
°°°
"Iya Om, Alea disekolah baik kok. Gak pernah buat masalah sedikit pun." Ucap Arkan dengan senyuman.
Alea membelalakan mata, apa-apaan? Kok Arkan jadi berubah. Apa Arkan mempunyai kepribadian ganda? Sumpah Alea menjadi bingung sekarang.
Selama berjumpa dengan Arkan, baru kali ini ia lihat senyum lebar dari Arkan.
Ya walaupun, senyuman bukan untuknya. Namun begitu saja hatinya sudah berkupu-kupu, sudah tidak waras.
"Bagus deh. Arkan, om bisa minta tolong?" Tanya Reno.
Arkan menganggukan kepalanya, "apa om?"
"Ajarkan Alea tentang berbisnis dong, seperti kita ini. Nanti Om rencana ingin mewarisi ke tangannya yang disini, dan yang cabang untuk Adiknya." Sahut Reno.
Asli demi apapun, Alea melebarkan matanya lagi. "Ayah 'kan bisa ajarin aku, kenapa harus Kak Arkan?"
"Iya Om, sangat bisa." Sahut Arkan dengan senyuman yang kali ini berbeda, akan mengecil.
Alea mendengus, apa-apaan! Bisa-bisa ia makin suka dengan Arkan, rencana ingin move on, malah gagal kan gak lucu.
"Udah nurut aja, yaudah ayok balik Le." Ucal sang Ayah.
Alea menurut, lalu membututi ayahnya.
"Makasih Ar, Oom pulang dulu." Ucap Reno.
Arkan mengangguk, "sama-sama Om."
°°°
Up lagi nih, mumpung gak buntu😥
Vote dong😉
Instagram : annisa_pspta
KAMU SEDANG MEMBACA
It's Okay :)
Genç KurguGatau mau buat apa, intinya kisah ini bercerita tentang adik kelas yang mencintai dalam diam kakak kelasnya. Kalau gak mau nunggu, pindah ke lapak sebelah aja, karena cerita ini up nya gak nentu. Sekian terima gaji😉👍