sembilan

0 1 0
                                    

Happy reading 🌼
°°°

"Alea sama Serryl, tunggu di luar dulu ya." Ucap Reno, memang sekarang Serryl dan Alea sedang ikut ke kantor Reno, Ayah Alea.

Dan memang, Serryl juga ingin mencuci mata katanya. Mana tau dapet yang kinclong, bisalah.

Alea duduk, sedangkan Serryl masih celingak-celinguk menatapi satu persatu Karyawan Pak Reno, mana tau ada yang gans gitu.

"Ish, ganteng tapi udah oom-oom." Ucap Serryl kesal. "Yaudah deh, gue sama pamungkas aja kalau gitu."

"Ye, sekali-sekali otak lu di cuci pakai deterjen! Otak kok fikirannya cowo aja." Ucap Alea.

"Ck, gue udah pengen banget pacaran!" Sahut Serryl kesal.

"Stt, lu bising banget bego! Lu ga-

"Lea, Serryl. Masuk nak!" Teriak Reno di dalam ruangan.

Serryl menatap Alea, Alea mengangkat bahu acuh lalu masuk ke dalam. "Ada apa, Yah?"

"Ya gak apa-apa, yaudah kalian disini dulu. Ayah mau keluar sebentar." Ucap Reno kepada dua putrinya, ya memang Serryl sudah dianggap seperti putrinya sendiri. "Dan, Arkan sama Rio. Tolong temani anak om ya, om titip sebentar, jangan lupa diajak ngobrol."

Arkan yang sedari tadi diam sambil menunduk memeriksa berkas, seketika matanya mendongkak. "Iya Om, santi aja."

Setelah jawaban dari Arkan, Reno langsung keluar. Memang dia sekarang ada tujuan yang penting, dan memang hanya butuh waktu sebentar saja.

Alea yang sedaru tadi gak sadar, mulai duduk gelisah. Ternyata Arkan ada disini, dan Rio? Kenapa Rio tiba-tiba muncul? Padahal yang ia lihat sewaktu ingin keluar dari ruangan Ayahnya hanya ada satu orang saja.

Tak mau ambil pusing, Alea memainkan kembali ponselnya. Sedangkan Serryl setia menatap lekat Rio.

Keempat makhluk hidup ini masih setia membungkam mulutnya. Karena mereka juga tidak tau, ingin membuka pembicaraan dari mana.

"Lea." Ucap Arkan yang sedari tadi diam. "Gue bisa minta tolong?"

Alea dengan cepat mengangguk, "ya Kak, ada apa?"

"Tolong ambili berkas yang disamping lu." Ucap Arkan.

Dan seperti dihipnotis, Alea iya-iya saja, dan dengan cepatnya ia mengambil berkas itu, dan meletakannya di meja yang Arkan duduki.

"Makasih," ucap Arkan.

Setelah itu, semua kembali senyap. Serryl yang sudah kalah dengan badannya dan akhirnya ia menudurkan badannya di kamar pribadi milik Ayahnya Lea.

Sedangkan Alea masih sibuj dengan ponselnya, ya walaupun ia juga bosan.

Arkan dan Rio? Sibuk dengan berkas. Sejauh ini masih belum ada yang mengobrol. Mungkin mereka masih di keadaan canggung satu sama lain.

°°°

Alea dab Serryl kembali ke rumah, dengan tangan yang penuh dengan paper bag. Memang sehabis pulang dari kantor Reno, Serryl mengajak Alea untung shoping.

Sebenarnya Alea sudha menolak, karena kali ini kantong nya cukup banyak terkuras. Serryl yang pertama semangat, langsung lemas.

Akhirnya Serryl membujuk Alea untuk tetap ikut bersamanya, namun bukan Alea namanya kalau gak memanfaatkan waktu.

Dengan begitu Alea mengajukan syarat, Serryl harus menraktir Alea dengan wujud barang atau makanan.

Yang namanya anak sultan, duit ngalir terus. Tanpa berfikir panjang, Serryl meng-iya 'kan saja. Toh, memang Ayah dan Mamanya mencari nafkah hanya untuknya, kalau bukan untuknya lalu untuk siapa?

"Le, gue pakai baju ini cantik gak?" Tanya Serryl sambil bergaya di depan cermin, dengan PD yang berlebihan.

"Kece parah, berapa harganya?" Tanya Alea.

"Seratus dua puluh, diskon jadi seratus ribu. Keren gak?" Tanya Serryl sekali lagi.

"Wahh, omegat cantik banget lu." Sahut Alea menggeleng kepalanya.

Drrtt!

"Ryl, hape lu bunyi." Ucap Alea, lalu menyerahkan ponsel ke pemiliknya.

"Stt, mama gue." Sahut Serryl, lalu duduk di samping Alea.

'Bundahara'

Halo Ryl, dimana?

Dirumah Lea, Ma

Mama dirumah, pulang gih

Kok tumben pulang? Biasanya gak pernah pulang

Mama kangen kamu sayang

Hm

Pulang ya nak

Iya

'Tut!'

"Napa lu? Kok jadi lesu gitu?" Tanya Alea ketika melihat perubahan mimik wajah Serryl.

"Mama Ayah gue, udah pulang. Dan gue males aja ketemu mereka." Sahut Serryl apa adanya.

"Lah, kan bagus. Lu jadi gak kesepian lagi." Ucap Alea.

"Huh, iya. Yaudah deh, gue balik yak. Thanks waktunya." Sahut Serryl, lalu memasukan kembali baju barunya ke paper bag.

"Ck iya, eh bye the way thanks juga atas traktirannya." Sahut Alea.

"Aman. Yaudah gue balik, bye!" Ucap Serryl lalu turun ke bawah.

Alea mengekori dari belakang, lalu. "Bye! Hati-hati!"

°°°

Maaf, makin lama up nya. Soalnya lagi buntu, dan lagi sibuk ujian guy's.

Vote dong😉

Instagram : annisa_pspta

It's Okay :)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang