Xiondra | 01

1.2K 115 9
                                    

Happy reading!

•••

Brum

Brum

Brum

Dua buah mobil sport terlihat saling mengejar dan menyalip pengendara lain tanpa menghiraukan makian dari para pengendara yang mereka lontarkan untuk mereka berdua.

Lelaki tampan dengan mata coklat tajamnya nampak beberapa kali mengumpat saat lawan yang berada di depannya selalu menghalangi jalannya saat ia akan menyalip.

Shit,” Umpatnya kelewat kesal.

Sedangkan pengemudi mobil sport yang berada di depan tampak tertawa kecil seakan mengetahui kekesalan lawanya yang tertinggal di belakang.

Ia semakin menekan pedal gasnya saat terlihat kerumunan orang yang tengah bersorak di dekat garis finish.

“Wow”

“Sumpah keren banget!”

“Siapa sih? Gue pengen banget liat mukanya.”

Sorakan dari beberapa penonton terdengar saat mobil berwarna hitam itu mencapai garis finish diikuti mobil lain di belakangnya.

Lelaki bermata coklat keluar dari dalam mobil dengan muka kelewat kesal, pasalnya ia sudah di kalahkan beberapa kali oleh pengendara mobil sport hitam tersebut, yang bahkan ia sendiri pun tidak tau siapa orang tersebut.

Mereka semua mulai bersorak girang saat pintu mobil mulai terbuka, kaki jenjang berbalut celana jeans yang robek dibagian lututnya dan sepatu sneakers putih yang membalut kakinya itu yang pertama kali mereka lihat. Mereka semua menatap tak percaya saat seorang gadis bersurai panjang keluar dari dalam mobil tersebut. Dengan gaya coolnya ia melepas kaca mata hitam yang membingkai matanya dan melemparkan nya kedalam mobil. Bersandar di pintu mobil dan menatap orang-orang secara bergulir, seakan mencari sesuatu yang entah apa, ia sendiri pun tidak tau.

Ia menatap seorang lelaki yang menjadi lawan nya tadi, entah kapan ia sudah berada di hadapan nya seraya mengulurkan tangannya.

“Gue Alex!” Alex mengulurkan tangannya, seakan tau maksud lelaki di hadapannya gadis tersebut menyambutnya dengan senang hati.

“Ondra.”

“Gue gak nyangka, selama ini gue dikalahin sama perempuan,” Ondra yang mendengar nya hanya terkekeh.

“Berasa jadi pengecut gue.” Tambah nya. Ondra semakin terkekeh dan menepuk pundak Alex beberapa kali dengan pelan.

“Lo kan gak tau,” Katanya.

“Tapi sekarang gue tau.” Sungguh Alex.

“Nih!” Alex mengulurkan kunci mobil miliknya kearah Ondra. “Seperti kesepakatan kita, mobil gue buat lo!” Ucapnya santai, dan dengan senang hati Ondra menerimanya.

Thanks.” Alex mengangguk.

Ondra meraih ponsel yang berada di saku celana nya saat ponselnya terasa bergetar beberapa kali, menatap nama sang penelepon sekilas kemudian menatap lelaki di hadapannya.

“Gue duluan ya Lex!” Ucapnya seraya mengangkat ponsel seakan memberitahu tahu.

Alex mengangguk seraya tersenyum. “Hati-hati.”

Ondra mengangguk dan segera masuk kembali ke dalam mobil. Kemudian segera mengangkat telepon. Sekitar sepuluh menit berbicara ia segera mematikan panggilan dan segera menjalankan mobilnya.

•••

Kaki berbalut sepatu sneakers itu melangkah dengan pelan seraya mengendap-ngendap, sesekali mata nya mengedar ke sekeliling takut tiba-tiba ada orang rumah yang melihatnya.

Ondra memegang gagang pintu kamar nya kemudian menekannya dengan pelan dan membuka pintu sepelan mungkin dan segera masuk tak lupa langsung menutup pintu dan menguncinya.

“Hufttt ... Selamat!” Ucapnya

Ondra melepaskan jaket yang membungkus tubuhnya kemudian melemparkannya ke sembarang arah dan segera membaringkan tubuhnya dan segera menuju ke alam mimpi.

•••

“Ondra! Tolongin mommy sayang!”

“Ondra! Mereka jahat sama mommy!”

“Ondra! Mereka mau jahatin mommy!”

“Sayang tolongin mommy!”

“MOMMY!!”

Mata Ondra terbuka lebar, memperlihatkan mata sayu yang memancarkan ketakutan. Nafas nya naik turun tidak beraturan, ia menyeka keringat yang berada di pelipisnya secara perlahan. Menatap ke Seliling kemudian menghela nafas panjang.

Mimpi itu.

Mimpi yang membuatnya trauma dan ketakutan yang mendalam secara bersamaan.

Ondra menatap jam yang berada di nakas.

Pukul 06.18.

Ia segera beranjak dari kasurnya dan segera masuk kedalam  kamar mandi. Tak membutuhkan waktu lama untuk melaksanakan ritual mandinya, Ondra sudah keluar dengan pakaian lengkapnya. Kaos putih dilapisi kemeja kotak-kotak berwarna merah dipadukan celana jeans hitam yang membalut kaki jenjangnya tak lupa kaca mata hitam yang mengantung di kaos putihnya.

Ondra segera turun ke lantai bawah.

Ia tersenyum saat melihat kembaran nya sudah berada di meja makan dan sedang menyantap makanan nya. Tak lupa Oma dan Opanya yang tengah berada di meja kaman juga.

“Selamat pagi!” Sapanya riang tak lupa mengecup sekilas pipi ketiga orang yang sangat ia sayangi secara bergantian.

“Pagi sayang.” Ucap Opa dan Oma secara bersamaan. Oma menyerahkan segelas susu dan di raih oleh Ondra dengan senang hati. Meneguk nya beberapa kali kemudian meletakkan di atas meja.

“Pagi kebo.” Ucap Andra.

“Ndra!” Rengek Ondra. Ia tidak suka disamakan dengan kebo. Yakali cewek secantik dia disamakan sama kebo.

“Abang Ndra!” Peringatan Andra.

Ondra mencibir. “Dih, cuma beda lima menit juga.”

“Ya tetap aja tuan gue!”

“Nyadar lo tua.” Andra mendengus kesal mendengar ucapan kembaran nya.

“Udah-udah. Ondra makan!” Ucap Oma menengahi berdebetan kedua cucunya.

“Iya Oma.” Jawab keduanya secara bersamaan.

•••

Bersambung...

XIONDRA [Hiatus]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang