"𝑃𝑖𝑙𝑖𝘩 𝑎𝑘𝑢 𝑎𝑡𝑎𝑢 𝑐𝑢𝑝𝑎𝑛𝑔?"
Langkah lesu nan lunglai memasuki apartemen yang ukurannya cukup besar untuk dihuni 5 pria dewasa. Seret langkah yang berat menandakan seseorang sudah kembali dari aktivitasnya yang melelahkan. Pastilah itu Brian, mengingat hanya dirinya seorang yang belum pulang di malam yang sudah larut ini. Keadaan dorm sudah gelap, menandakan seluruh penguhuninya memiliki kesibukan masing-masing di kamar. Langkah kaki pemuda yang kini memikul tas hitam panjang berisi bass dengan tangan dikiri yang dipenuhi kantor diteruskan pada ruangan berpintu hitam di pojok dorm. Tangannya segera menekan kenop pintu. Ah tidak terkunci, padahal ia yakin sekali sudah mengunci kamarnya sebelum pergi ke stasiun TV tadi pagi. Pasti ada seseorang di dalam.
Dan kiri dirinya berdiri di depan pintu, memperhatikan seseorang yang sudah ditebaknya sedang duduk bersandar pada sandaran tempat tidur di sudut sana sembari tangan yang sibuk memainkan gawai. Siapa lagi jika bukan Sungjin. Brian meletakkan bass serta barang-barang yang sedari tadi merepotkan tangannya di belakang pintu, melepas kemeja hijau lumut yang tidak terkancing menyisakan kaos hitam serta celana jeans yang masih melekat. Tanpa menunggu lama, dilesakkannya badan lelah tersebut ke kasur, dengan paha sang kekasih yang menjadi bantal sementara.
"Tumben kesini?" Brian menengadah kepalanya agar dapat melihat Sungjin dengan jelas. Yang lebih tua pun membalas tatapan tersebut dengan mata yang berbinar, sama persis seperti awal mereka bertemu dan jatuh cinta walaupun sebenarnya terlarang. "Just.. it smells like you" senyum manis dari Sungjin menghangatkan hati Brian, masih memberikan jutaan kupu-kupu pada perutnya walau setelah lima tahun berjalan. Senyuman yang selalu berhasil menghapus seluruh rasa lelahnya meskipun pada hari paling sibuk sekalipun. "Ya ini kan kamar aku, pasti bau aku lah kan" kini pria bermata mirip rubah tersebut sibuk ngusel pada paha kekasihnya dan menjadikan kaki Sungjin yang hanya berbalut celana pendek tersebut menjadi guling.
"Capek hm?" kali ini Sungjin mengizinkan Brian melakukan apapun di kakinya sembari mengusap surai biru tersebut yang kini sudah lepek karena debu, asap, dan keringat. "Huum" Brian hanya bergumam kecil sambil mengangguk dan bibirnya mengerucut lucu. Demi apapun, Sungjin sungguh tidak tahan dengan ini, rasanya ingin cium. Walau dibawah temaram lampu tidur saja tidak mengurangi keindahan Brian, setidaknya itulah baginya. Sudah bucin memang susah guys.
Keduanya kembali dalam keheningan. Brian masih betah dengan bantal dan gulingnya tersebut, sebelum akhirnya ia memecah keheningan. "Hyung.." Brian masih memunggungi pandangannya dari Sungjin, menolak menatap sang beruang secara langsung. "Hm?" "Do you love me?" suaranya lirik seperti menahan tangis. Satu kalimat yang cukup membuat nafas Sungjin tercekat.
"Kabjagi, Kang Bra?" namun yang ditanya hanya diam, seperti menunggu jawaban lebih lanjut. "Pertanyaan ini ga perlu di jawab bukan? Kamu tau aku sayang banget sama kamu sama seperti awal." sambung Sungjin terlihat meyankinkan. "But it seems you don't!" dan kali ini Brian bangkit duduk dan memutarkan badannya, memberanikan diri menghadap Sungjin walau dengan mata yang mulai berkaca-kaca. Mungkin karena hari yang lelah membuatnya lebih banyak berfikir hal-hal kecil sehingga membuatnya jauh lebih sensitif.
"Kang Bra" tangan hangat sang beruang menangkup pipi sang rubah dengan pelan, mengusapnya dengan tulus, dan penuh perasaan seakan-akan itu adalah barang yang rapuh dan hendak dijaga sebaik mungkin. "Kamu tau ga aku melihara cupang di kamarku" "Apa hubungannya?" sungguh Brian bingung dengan balasan Sungjin yang sama sekali tidak ada kaitannya. "Cupangnya warna biru, siripnya mekar" kali ini usapan tersebut perpindah ke surai biru milik yang lebih muda, merapikan helaian yang menutup dahi. "Persis kaya warna rambut kamu. Jadi kalo aku kangen kamu, aku liatin cupang aja abisnya kamu sibuk."
"PARK SUNGJIN LO NYAMAIN GUE SAMA CUPANG? DIMANA AKHLAK LO?" Dan selanjutnya yang di dapatkan Sungjin adalah pukulan keras di bahunya. Sungjin hanya mengusap bahunya yang kesakitan sambil terkekeh geli. Padahal apa yang dikatakannya tak sepenuhnya bohong. "Hey Kang Bra, you dropped something." lanjut Sungjin masih dengan sisa tertawa yang belum selesai. "My manner, right? Abisnya lo ngadi-ngadi ya Sungjin, masa pacar ganteng gini disamain sama cupang." lagi-lagi Brian mengerucutkan bibirnya dengan lucu, menyilangkan tangannya di depan dada menandakan bahwa ia sedang kesal. Namun sungguh Sungjin tidak kuat menahan ini lama-lama. "Jadi pilih gue atau cupang?"
"Jelas pilih kamulah" jari Sungjin menarik dagu Brian, mendekatkan wajah mereka. Dapat dilihatnya mata tersebut yang tersirat kelelahan, namun juga kebahagiaan karena mampu mengerjakan hal yang disukainya. "terus aku cupang hehehe" lanjut Sungjin yang menghasilkan kerucutan di bibir Brian semakin maju. Kali ini Sungjin tidak menahan diri lagi, dikecupnya bibir tersebut dengan hangat. Bibir Brian masih jelas memberikan rasa cherry sisa dari lipbalm yang digunakannya saat tampil tadi bercampur dengan kopi yang pasti diminumnya belum lama ini. Kecupan tersebut mulai berubah dari hanya tempelan menjadi kecupan nakal serta lumatan yang hangat dan basah. Keduanya melepaskan tautan, mencari oksigen akibat 'perseteruan' barusan.
Kini keduanya merebahkan diri bersebelahan. Kepala Brian yang bersandar nyaman di lengan Sungjin dengan tangan lainnya yang saling memeluk satu sama lain. Kepala yang lebih muda terkukung rapi di dada Sungjin, membuat sang beruang lebih mudah mengecup puncak kepala kekasihnya yang menggemaskan tersebut. "Serius kamu pelihara cupang?" Brian masih penasaran akan cupang biru menyerupai dirinya tersebut. "Seriuslah masa main-main, ada tuh di kamar mau liat?" "Besok aja deh, aku capek. Kamu jangan kemana-mana, aku pinjem dulu malem ini sampe besok pagi" "Iya sayang, aku temenin kamu hari ini dan selanjutnya." lengkap dengan kecupan di kening sang rubah manis.
-fin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love is Never Ending: Kumpulan Sungbri Oneshoot🔞
FanfictionKumpulan oneshoot Sungbri, di upload melalui akun twitter @lakoona. Read by your own risk, happy reading!🔞🔞