"I can do this alone!"
Kalimat itulah yang sedari tadi berputar-putar di kepala Sungjin. Dan kalimat itu juga yang membuat tertahan di ruangan ini. Dan itu juga hal yang sama yang membuat ia menguji imannya.
Sudah sebulan ini World Tour, sudah sebulan juga band yang dibesarkan dari nol seperti malika ini mengepakkan sayap ke luar negeri tanpa sedikitpun kembali ke negara asalnya. Sudah sebulan juga dua insan yang sedang kasmaran menahan rindu, mengumpulkan untaian-untaian waktu luang, dan yang pasti berpura-pura agar terlihat seperti baik-baik saja. Sungguh, hubungan mereka terekspos kepada staff terlebih fans merupakan hal terakhir yang ingin mereka rasakan. Cukup para member yang mengetahui hubunga, yang bisa dikatakan terlarang ini, namun cinta tidak memiliki alasan dan tidak bisa memilih bukan?
Lapar di malam hari sungguh menyiksa, apalagi jika persediaan cemilan sudah habis. Persis saat ini, Sungjin yang meratapi perut keroncongannya dengan tatapan nanar. Namun ia masih memiliki cadangan di kamar sebelah, ya kamar Younghyun. Seorang Younghyun tidak mungkin sudah tidur jam segini, selalu memiliki persediaan makanan, dan selalu boleh jika kekasihnya yang mirip beruang ini merampok cemilannya. Ya katakanlah Younghyun bucin, tapi keduanya sama-sama bucin, persis apa yang Jae katakan soal mereka.
Dengan berbalut kaos oblong dan boxer kebesaran khas style tidur Sungjin, ia menelusuri lorong hotel yang cukup remang. Cukup dengan beberapa langkah, ia sudah sampai pada tujuannya yaitu kamar Younghyun yang berada di sebelah kamarnya. Dengan tiga ketukan pada pintu, Younghyun sudah membukakan pintu dan mempersilahkan yang lebih tua untuk masuk.
"Younghyun, aku lapar, bagi ya" Sungjin yang berjalan menuju nakas penuh cemilan di dekat ranjang Younghyun. Namun langkahnya terhenti saat sepasang tangan hangat melingkar di pinggangnya dari belakang. "Hyung, kangen banget rasanya mau nangis." lirik Younghyun yang menyembunyikan kepalanya di bahu Sungjin. Yang lebih tua hanya dapat mengusap tangan lucu seperti paw meng di perutnya itu. "Sabar ya sayang, sebentar lagi kita selesai, nanti kita kangen-kangenan." Sungjin berusahan menenangkan walaupun dalam hatinya memiliki perasaan rindu yang membuncah. Bagaimana tidak, selama tour ini mereka tidak memiliki kesempatan untuk bersama, berpelukan pun tidak sama sekali alih-alih takut ketahuan yang lain. "Bulan depan masih lama hyung, aku tidak kuat" rengek Younghyun yang sekarang berada di ceruk leher Sungjin, menciuminya lembut sambil menghembuskan nafasnya yang hangat. Sungjin mengerti kemana arah kegiatan ini, namun sungguh ia harus menahannya. "Younghyun, I just can't..." belum sempat menyelesaikan kalimatnya, namun tangan Younghyun sudah terhempas dari pinggangnya. "Okay, I can do this alone! Just stand up there and don't try to go out. The key is mine!" ternyata Younghyun sudah mengunci kamar ini. Oh, Sungjin sungguh tidak bisa lolos lagi.
"Hyung watch me, I bet you really miss me huh?" goda Younghyun yang saat ini naik ke ranjangnya meninggalkan Sungjin berdiri membatu dari jarak kurang lebih 2 meter. Ditanggalkannya kaos dan boxer yang dikenakannya. Saat ini tubuh putih seputih tahu terekspos tanpa sehelai benangpun. Younghyun mulai menggoda dirinya sendiri, mengusap badannya dengan ujung jari, menggigit bibir bagian bawah sembari menatap Sungjin dengan tatapan nakal, memainkan putingnya yang kini mulai menegang akibat terpapar dinginnya udara AC yang perlahan mulai menegangkan yang ada di bawah sana.
"Hyung, aku rindu sentuhanmu" lirik Younghyun sembari mencubit putingnya yang makin menegang. Tangan mungil itu kini berpindah ke bagian bawah yang mulai menegang. Puncaknya yang merah muda sudah bersinar di bawah cahaya lampu akibat precum dari self-servicenya itu. "Hyung, aku membayangkan tanganmu yang besar dan berurat itu mengocok milikku, memberiku kenikmatan hnnhh..." kocokan itu makin cepat seiring waktu berjalan. Sungjin yang masih berdiri hanya dapat menelan ludah melihat pemandangan indah di hadapannya ini. "Hyung, andai milikmu masuk ke dalam lubangku, menghentaknya ke dalam mengenai prostatku, ahhh... hyungiee nnhh.." kini Younghyun merancau akibat jari tengahnya yang sudah bersarang dengan nyaman di lubang kenikmatan tersebut, bergerak keluar masuk seirama dengan pinggulnya sembari tangan lain yang memainkan putingnya yang makin mengeras. "Hyung aahhh, aku ingin sekali merasakan milikmu, yang tegang dan berurat, memporakporandakan milikku." kini gerakan tersebut makin cepat. Younghyun sudah tidak dapat membuka matanya lagi akibat kenikmatan yang dirasa terutama saat tiga jarinya yang mengambil alih pekerjaan tersebut. "Sungjin hyung aku hnnghh... selalu membayangkan dirimu menggagahi aku sshhh.. hnghh..." Younghyun merancau makin tak jelas, badannya bergetar hebat, gerakannya melambat. Ternyata ia sudah mencapai putihnya yang mengotori perut dan dadanya sendiri.
Bohong jika Sungjin tidak terangsang dengan pertunjukan barusan. Buktinya, 'adik' kecil di bawah sudah meronta ingin dibebaskan. Kewarasannya sudah berganti dengan nafsu. Rasa lapar yang dari tadi menyiksa entah sudah hilang kemana. Saat ini yang diinginkannya hanya makan, 'memakan' kekasihnya. Didekatinya lelaki manis yang masih terkulai lemas di kasur itu, diambilnya tissue untuk membersihkan bekas adegan tadi. "Aku bisa sendiri kan, hanya ini yang bisa kulakukan saat rindu denganmu dan sentuhanmu." Younghyun berceloteh lucu saat Sungjin membersihkan perut dan dadanya. "I'm sorry Younghyun, but I can't help myself." Sungjin menyerang Younghyun dengan ciuman yang tiba-tiba, berawal lembut namun berubah menjadi lumatan-lumatan kasar, hisapan, gigitan, serta pertukaran saliva. Tak ada yang peduli lagi saat air liur menetes ke dagu keduanya. Ciuman tersebut beralih ke belakang telinga hingga leher, membuat yang lebih muda mendesah tertahan. "Hyung, ahh shit..."
Dan kali ini, Sungjin mengambil seutas yang berada di nakas sebelah kasur Younghyun, bandana yang tadi dikenakan Younghyun saat konser. Diikatnya kain tersebut hingga sekarang menutupi mata Younghyun. Selanjutnya, kaitan gorden pun dimanfaatkannya untuk menyatukan tangan Younghyun di atas kepala. Saat ini, Sungjin memiliki kendali penuh atas tubuh Younghyun yang tidak dapat berbuat apa-apa. "Hyung.. kena...ahhh" kalimat Younghyun terpotong saat merasakan lidah basah Sungjin yang berada di putingnya yang menegang. Tangan pria beruang itu sudah bermain di milik Younghyun yang mulai menegang lagi lalu beralih ke kerutan di bawah sana. Diselipkannya satu jarinya yang panjang dan berurat, tak juga melepaskan hisapan pada puting Younghyun membuat pria bermata rubah itu mencondongkan badannya akibat kenikmatan ini, hingga jari tersebut masuk makin dalam mengenai prostatnya. "Hyung, please, don't tease me if you won't" Younghyun terengah-engah, matanya yang tertutup serta tangan yang terikat membuatnya tidak dapat melakukan apa-apa selain menikmati dan memohon kepada kekasihnya untuk menuntaskan ini.
Tanpa aba-aba, Sungjin melepas boxernya, melebarkan paha Younghyun menampakkan lubang yang sudah lama dirindukan. Digeseknya kepala penis pada lubang berkerut tersebut membuat lelaki yang berada di bawahnya mendesah lagi dan lagi. Perlahan namun pasti, batang keras, panjang, dan menegang itu mulai masuk menghasilkan teriakan yang selanjutnya berganti dengan desahan saat Sungjin mulai menggerakkan pinggulnya. "Hyung.. ahh... fuck me harder.. I miss you oh shitt mpphh" Younghyun tidak bisa lagi menahan desahnya akibat kenikmatan yang diberikan oleh Sungjin yang lama dirindukannya. "Gimana aku bisa tahan kalo kamu godanya begitu" Sungjin masih tak habis pikir dengan Younghyun yang melakukan self service di hadapannya. Kali ini hentakan demi hentakan memenuhi lubang Younghyun hingga mengenai prostatnya memberikan kenikmatan yang luar biasa.
Pemandangan dari tempat Sungjin sungguh luar biasa. Younghyun dengan tangan terikat keatas, mata yang tertutup, mulut yang menganga, serta desahan yang tak henti-hentinya keluar. Kedua jari telunjuk dan tengah Sungjin di arahkannya ke bibir Younghyun. Yang lebih muda mengerti kemudian mengjilat, menghisap, dan mengulum kedua jari tersebut yang semakin lama semakin memasuki rongga mulut Younghyun hingga ke pangkalnya membuatnya sedikit tersedak. "Apa rasanya hm?" tanya Sungjin yang masih bekerja keras dibawah sana yang tidak sedikitpun mengurangi tempo permainannya. "I can't see anything or do anything. Aku cuma bisa nerima perlakuan dan kenikmatan dari kamu, feels like heaven." tak lama Younghyun kembali melepaskan cairan putih kental miliknya. Dengan beberapa hentakan selanjutnya, Sungjin juga hampir mencapai orgasme nya. Dicabutnya penis tersebut kemudia diarahkannya ke mulut kekasihnya. "Open your mouth, baby" dan kali ini seluruh sperma yang ditumpahkan Sungjin sukses ditelan Younghyun hingga bersih.
"Ga jadi ambil cemilannya?" tanya pria berpipi gembil tersebut ketika sang kekasih memeluknya yang tanpa busana dari belakang, di atas kasunya. "Ga jadi laper, kan udah makan kamu." balas pria bermata indah, disusul tawa nakal dan kecupan pada bahu.
-fin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love is Never Ending: Kumpulan Sungbri Oneshoot🔞
FanfictionKumpulan oneshoot Sungbri, di upload melalui akun twitter @lakoona. Read by your own risk, happy reading!🔞🔞