Purpose

806 170 16
                                    

Jensoo💜

Happy Reading

Di pagi hari, Jisoo mengantar Jiseong ke rumah kedua orangtuanya sebelum kembali lagi ke rumah sakit. Dia sudah menjelaskan kondisi Jennie kepada Ayah dan Ibunya. Dia juga meminta mereka untuk menenangkan Jiseong karena anak itu menjadi emosional saat mengetahui sang Ibu harus menjalani operasi hari ini. Jiseong marah kepada Ayahnya karena dia berpikir, dia harus kehilangan kedua adiknya karena Ayahnya selalu membuat Ibunya sakit. Jisoo tahu betapa sedihnya Jiseong saat mendengar kabar itu. Bahkan Jennie juga tidak bisa menyembunyikan air matanya saat Jisoo menceritakan hal itu padanya.

"Dia akan baik-baik saja. Dia hanya mengkhawatirkanmu"

Jisoo berusaha menenangkan Jennie yang sudah terbaring di atas tempat tidur khusus pasien untuk bersiap-siap melakukan operasinya.

Jennie mengangguk pelan dan terus menghapus air matanya.

"Tenanglah. Kau tidak boleh seperti ini saat akan menjalani operasi"

Jennie kembali mengangguk pelan. Kedua matanya terlihat bengkak dan memerah karena sering menangis sejak kemarin.

"Kau akan baik-baik saja setelah ini. Aku tidak ingin kau menyesali keputusanmu lagi"

"Ja-jangan pergi kemanapun sebelum aku selesai melakukan operasi"

"Aku tidak akan pergi"

Jisoo duduk di bangku sebelah tempat tidur dan terus memegangi kedua tangan Jennie dengan erat.

"Aku tidak akan menyesal setelah ini. Karena aku percaya padamu. Hal ini hanya sebuah kesialan yang datang padaku"

"Jangan berbicara seperti itu. Ini semua kesalahanku, tapi kau yang harus menerima semua beban sendirian. Aku tidak akan pernah menyakitimu lagi setelah semua ini berlalu. Maafkan aku, Jennie-ah..."

"Kau tidak perlu meminta maaf padaku. Kau seharusnya meminta maaf pada calon anakmu yang sudah lebih dulu meninggal di dalam perutku ini" Jennie membawa tangan Jisoo untuk di taruh di atas perutnya.

Jisoo kembali mengingat pembicaraan mereka semalam. Dokter juga sudah memberi obat terlebih dulu untuk menghentikan perkembangan janin di dalam kandungan Jennie. Dia tahu kalau istrinya masih merasa sangat terpukul dengan apa yang menimpanya kemarin. Jisoo hanya bisa terus memberikannya dukungan supaya dia bisa merasa sehat kembali. Bahkan Jisoo tidak tertidur semalaman untuk menjaga Jennie di dalam ruang rawat itu. Perasaannya menjadi sangat kecewa dengan dirinya sendiri. Karena dia merasa tidak pernah membuat pernikahannya sendiri bahagia, sampai membuat istrinya menderita beberapa kali karenanya.

"Permisi, kami akan membawanya sekarang" Ucapan seorang suster membuat Jisoo mengecup kening dan juga kedua tangan Jennie sebelum dia di dekati beberapa suster yang masuk ke dalam ruang rawat.

Jisoo terus mengikuti langkah mereka yang membawa tempat tidur sang istri keluar ruangan. Sampai langkahnya terhenti saat mereka masuk ke dalam ruang operasi. Dia menempati tempat duduk kosong yang berada di depan ruangan itu. Dia tidak bisa menutup rasa khawatir, sedih, takut, dan cemasnya. Dia hanya bisa terus berdoa untuk kelancaran operasi istrinya hari ini.

Setelah menunggu kurang lebih dua jam, ruang operasi terbuka. Jisoo otomatis berdiri dari duduknya dan melihat sebuah tempat tidur kembali di bawa oleh beberapa dokter. Dia menghampiri salah satu dokter yang berjalan di belakang rekan-rekan kerjanya.

"Bagaimana, dokter?"

"Operasinya berjalan lancar. Dia akan mendapatkan perawatan selama dua hari di sini sebelum bisa dilanjutkan perawatan sendiri di rumah. Untuk hal lain terkait masa penyembuhan atau obat yang akan ku berikan, kita bisa membicarakannya lagi nanti"

The Cure (Jensoo Ver.)✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang