Jensoo💜
Happy Reading
4 bulan kemudian..
Persiapan ujian semester mulai di adakan. Para mahasiswa sudah sibuk mengumpulkan tugas yang tertunda serta menyiapkan bahan materi yang akan di pelajari masing-masing. Perpustakaan terlihat lebih ramai dari biasanya karena hari ini juga merupakan jadwal sidang mahasiswa tingkat akhir yang sudah mencapai semester keenamnya. Tidak sedikit juga bagi mahasiswa semester lain yang memanfaatkan waktu ujian ini untuk membentuk grup belajar sendiri sejak beberapa minggu sebelumnya, untuk membahas materi pelajaran yang akan menjadi bahan ujian mereka.
Di pagi hari, seperti biasa, Jisoo mengantar Jennie untuk berangkat ke kampus. Kandungan sang istri yang terlihat semakin besar, membuat Jisoo harus selalu mengawasinya dengan ekstra hati-hati. Dia bahkan ikut membantu persiapan ujian Jennie di rumah. Dia juga harus menunda pekerjaan barunya sebagai kepala sekolah sebuah tempat belajar kanak-kanak yang baru di bangunnya untuk fokus mengurus sang istri.
Akhir-akhir ini, Jisoo kembali mendapat ujian dalam mempertahankan suasana hati Jennie, karena rasa cemburunya kembali muncul.
Pertemuan tidak sengaja nya dengan Jinwoo dan juga tunangannya di Mall minggu lalu, membuat Jennie merasa curiga dengan sikap Jisoo yang selalu memperhatikan wanita tunangan Jinwoo saat sedang berbicara. Jisoo menjelaskan kalau itu dilakukannya karena mereka sedang mengobrol mengenai perkenalan masing-masing. Dan itu di tunjukkannya sebagai sikap baik terhadap lawan bicaranya. Jisoo sudah berkali-kali mengatakan kalau dia tidak mempunyai perasaan sama sekali terhadap tunangan Jinwoo itu, tapi sampai saat ini, Jennie belum bisa menerima ucapannya dengan baik.
"Pakai jaketmu saat turun dari mobil nanti"
Jennie hanya bisa terdiam. Pandangannya mengarah ke luar jendela di sampingnya.
"Apa kau merasa mual atau pusing hari ini?"
Jennie masih belum menanggapi apapun. Tangannya mengelus lembut perut besarnya itu.
"Usia kandunganmu baru memasuki bulan keenam. Dokter bahkan mengatakan kalau perutmu sudah seperti hamil sembilan bulan. Mungkin itu karena tiga bayi yang ada di dalamnya. Aku selalu merasa gugup setiap kali melihatmu berjalan sambil menopang pinganggmu. Tapi aku juga merasa kagum padamu, kau sanggup membawa beban seberat itu setiap harinya. Aku tidak bisa membayangkan bagaimana kalau usia kandunganmu sudah mencapai bulan kesembilan. Mungkin aku harus mengambil cuti mulai dari sekarang untuk memperhatikan kesehatanmu"
"Beban?"
Jisoo menengok sekali sebelum memusatkan pandangannya kembali ke jalan. Dia mendengar ucapan pelan dari Jennie tadi.
"Apa kau berpikir kalau tiga anak di perutku ini sebagai beban bagimu?"
"Tidak. Maksudku, berat dari perutmu itu, pasti karena itu kau menjadi lebih mudah lelah akhir-akhir ini"
"Lelah? Apa kau juga lelah menjagaku dan tinggal denganku?"
"Apa maksudmu? Kau selalu memutar pembicaraan seperti ini. Aku sudah berkali-kali menjelaskan padamu mengenai tunangan Lee Seonsaengnim itu.."
"Bukankah dia cantik?"
"Mwo?"
"Jung Hoyeon. Dia seorang model dan juga memiliki proporsi tubuh yang bagus. Sementara, kau memiliki istri dengan tubuh gemuk seperti ini. Kurasa itu yang menyebabkanmu tidak bisa melepaskan pandangan padanya"
Jisoo mencoba untuk fokus menyetir.
"Jennie-ah, kau masih cemburu? Aku tidak memperhatikannya karena dia cantik. Aku tidak bermaksud untuk membuatmu cemburu. Kau juga sudah mendengarnya kalau Lee Seonsaengnim mengundang kita berdua ke acara pernikahan mereka bulan depan. Apa kau masih berpikir kalau aku akan menyukai wanita seperti itu?"
KAMU SEDANG MEMBACA
The Cure (Jensoo Ver.)✅
FanficConvert Story Jensoo Gender Bender Cr. To _fanfict