05

7 0 0
                                    

Felly dan Echa berakhir pulang di antar Raka dan Rizky. Karena Raka belum bisa bawa mobil sendiri mengingat keadaannya yang masih lemah, ia memilih pulang Bersama Rizky dari pada bareng Arsen. Entah kenapa, ia merasa tertarik untuk mengetahui rumah kedua karyawan yang memang sering menarik perhatian warga kantornya. Buktinya, hamper seluruh karyawan mengenal dua sosok gadis itu. Bahkan kang bersih pun kenal baik dengan mereka.

"Tumben belum pulang, Neng?" sapa satpam saat melihat Felly dan Echa yang berdiri di depan pintu.

"Nunggu yang anter pulang, Pak. Bapak tugas malam?" balas Felly dengan senyum ramahnya.

"Iya, Neng."

"Sendiri aja, Pak?" tanya Echa.

"Enggak, Neng. Ini temennya tadi ijin beli kopi."

Tal lama sebuah mobil yang sangat dikenal oleh mereka berhenti di depan mereka. Kaca mobil depan terbuka dan memperlihatkan Rizky yang tersenyum menatap Echa. karena di matanya hanya ada Echa kan.

"Pulangnya sama pak bos, Neng?" tanya satpam.

"Iya, Pak. Echa lagi PDKT sama pak Rizky," celetuk Felly yang langsung mendapat jitakan dari Echa.

"Cha, ayo masuk!" seru Rizky dari dalam mobil.

"Tuh kan, Pak, mereka emang lagi PDKT."

Tidak ada yang menyadari kedatangan Raka sebelum Raka merangkul Pundak felly dan menariknya untuk masuk ke pintu belakang mobil Rizky. Echa sedikit masih kaget, tapi ia langsung menyusul masuk masuk dan duduk di samping kemudi.

"Pak Raka mah gak ada romantisnya kalo ngajak perawan." Felly berucap sembari mengalihkan pandangan ke luar jendela.

Raka menoleh padanya, "Lebih suka tipe romantis?"

Felly menggeleng. "Lebih suka yang berduit sebenernya. Meski tak semua tentang uang tapi semua kebutuhan beli pake uang."

"Matre."

"Jangan mikir cewek itu matre, Pak. Hanya saja cewek seperti saya lebih realistis. Pada nyatanya pake hati hanya bisa membawa luka."

"Pernah sakit hati?"

"Bukan saya, Tapi Echa sama adik saya sering."

Raka mengalihkan matanya menatap Echa yang duduk di depannya. Rizky pun menoleh pada Echa sebelum Kembali menatap jalanan di depannya.

"Pernah disakiti, Cha?" tanya Rizky tanpa mengalihkan pandangan.

Echa sebenarnya sudah mendumal dalam hati. Ia merutuki mulut saudaranya yang sering tanpa rem.

"Echa pernah punya cowok Waktu kuliah. Tapi tuh cowok dengan kurang ajarnya deketin adik saya. Lebih parahnya, dia hampir melecehkan adik saya."

Ucapan Felly membangkitkan rasa bersalah Echa dan memancing rasa penasaran dua pemuda yang Bersama mereka. Felly sendiri masih memandang keluar jendela, seakan tak peduli dengan ekpresi tiga orang lainnya.

Echa sadar meski ucapan Felly seakan tenang, sebenarnya ada emosi yang terselip di dalamnya. Masih jelas rekaman kejadian itu dalam ingatannya.

"Cha, lo lihat kan gimana cowok lo hampir merusak Allen? Lo mau merusak persaudaraan kita demi cowok kurang ajar kek dia? Allen masih kecil, Cha, dan lo udah buat dia trauma!"

Tak terasa setetes air mata menetes di pipi Echa. Bukan hanya Echa, Felly pun meneteskan air matanya, tapi ia segera menghapusnya sebelum yang lain menyadarinya.

"Cha,"panggil Rizky lembut.

Echa menoleh dan tersenyum menatap Rizky. Keadaan menjadi hening. Sebenarnya luka itu sudah lama tak pernah mereka ungkit. Entah kenapa hari ini Felly tiba-tiba membukanya.

RAFELWhere stories live. Discover now