CHAPTER 2

713 88 12
                                    

Drap Drap Drap

Ji Hoon mengerahkan seluruh tenaganya, ia langkahkan kakinya selebar mungkin agar bisa menyamai langkah Baekhyun.

Namun tetap saja berkali-kali tubuhnya terhuyung kedepan hampir terjatuh karena terseret Baekhyun yang berlari bak orang kesetanan sejak dari parkiran rumah sakit.

Ji Hoon hanya berharap semoga genggaman tangan Baekhyun pada pergelangan tangannya tak terlepas karena jujur Ji Hoon takut tersesat di rumah sakit yang begitu besar ini.

"CHAN AHJUSSI!!!"

Seorang pria yang tengah bersandar di tembok menegakkan tubuhnya kala mendengar namanya diteriakkan oleh seseorang.

Ada sebuah perban yang menempel di pelipis kirinya dan beberapa lecet di sekitar wajah namun hal itu tak membuat ketampanannya yang merupakan kloningan dari dewa yunani memudar atau menurun kadarnya.

"Ji Hoon-ah!"

Chanyeol merendahkan tubuh jangkungnya dan merentangkan tangan siap menyambut anak angkat dari pujaan hatinya tersebut.

Ya, pujaan hatinya.

Chanyeol jatuh cinta pada pandangan pertama saat melihat Kyungsoo di hari pertamanya sebagai guru di El Dorado Art School.

Ia adalah pria straight, banyak nama wanita yang sudah masuk dalam daftar teman kencannya. Dan tidak sedikit guru wanita di El Dorado yang mengantri.

Namun ia rela menjadi seorang gay hanya demi Kyungsoo seorang.

Katakanlah Chanyeol gila. Cinta bahkan sudah membutakan dirinya akan kenyataan jika Kyungsoo sudah menikah. Ia tetap mengejar Kyungsoo dan mengatakan dengan sangat gamblang pada si guru manis tersebut jika ia tertarik dengannya.

Namun Kyungsoo adalah pria yang setia. Setampan dan seromantis apapun Chanyeol, cinta dan hatinya untuk Baekhyun tidak bisa ia gadaikan. Meski kenyataan pahit menamparnya sekalipun, sosok Baekhyun di hati Kyungsoo tetap tak tergantikan.

GREB

"Chan ahjussi...hiks...hiks..."

"Ssstt, uljimayo jagoan."

Ji Hoon melonggarkan pelukannya. Ia tatap perban dan beberapa luka di wajah dan tangan Chanyeol.

"Chan Ahjussi, gwenchanayo?"

"Hm. Ahjussi baik-baik saja."

Ji Hoon cukup dekat dengan Chanyeol karena remaja itu sering bertemu dengannya ketika Chanyeol menemani Kyungsoo menunggu jemputan dari Baekhyun di cafe tempat ia bekerja.

Dan sifat Chanyeol yang selalu hangat dan ramah pada anak-anak dengan mudah membuat Ji Hoon nyaman.

"Soo Appa...hiks...dimana Soo Appa...ahjussi...hiks...."

Jemari besar Chanyeol menghapus air mata di wajah mungil remaja di hadapannya.

"Dokter sedang mengobati Soo Appa. Ji Hoon harus percaya jika Soo Appa akan baik-baik saja, arra?"

"Ne."

Sret

Sudah cukup!

Baekhyun mulai tidak nyaman melihat interaksi diantara anaknya dengan saingannya.

Katakanlah ia kekanankan, iri, cemburu, tidak suka, benci atau apapun. Yang pasti Baekhyun ingin membuat jarak diantara Ji Hoon dan Chanyeol yang ia cap sebagai pria tidak tahu diri.

"Papa..."

Ji Hoon berujar lirih ketika Baekhyun membawa tubuhnya untuk berdiri di belakang Baekhyun. Tak ada sepatah katapun yang terucap dari bibir Baekhyun.

A WEEKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang