Prologue

17.5K 256 23
                                    

EDITED on 7/2/2015.


Di sudut kota London, aku berjalan seorang diri. Menenteng tas yang berisi belanjaan, yaitu sayur mayur dan buah buahan untuk makan malam keluargaku nanti. Angin cukup kencang, sehingga rambut panjangku berterbangan tertiup angin.

Introduction, aku Carly Jennifer Johnson, 18 tahun, baru lulus dari High School dan belum memiliki rencana untuk melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi. Bahkan, aku belum tahu cita – citaku. Aku benar – benar tidak bisa membayangkan masa depanku, imajinasiku buruk sekali. Aku juga orang yang sangat pemalu. Maka tak heran bahwa aku hanya memiliki sedikit teman. Aku merasa kecil sekali bila berbicara pada orang lain. Aku selalu menganggap bahwa aku tidak punya kelebihan sama sekali; membuatku bingung, apakah aku ini orang baik atau justru bodoh.

Aku berjalan dengan penampilanku yang bisa dibilang terlalu sederhana. Hanya memakai Kemeja Biru panjang dan celana jeans panjang, dengan flatshoes yang umurnya sudah 2 tahun dan terlihat sangat kotor. Sambil bernyanyi - nyanyi pelan, aku berjalan menikmati arsitektur kota tempat tinggalku, London.

Aku yang sedang menikmati suara burung –burung yang berkicau indahnya, merasa terganggu karena tiba – tiba saja, jalan yang tenang dan sepi ini mendadak jadi ramai dan penuh sesak, diiringi suara - suara jeritan keras. Karena kesal, merasa terganggu, dan bingung, aku memutuskan untuk mengumpulkan keberanian bertanya kepada seseorang yang berdiri di dekatku.

"Permisi, eh, anu, itu, ada keributan apa?" Tanyaku sopan.

"There's Harry Styles! With Taylor Swift, his girlfriend!" Jawab orang itu.

Aku hanya mengerutkan dahiku dengan ekspresi tidak percaya.

"Benarkah?" tanyaku lagi. Orang ini hanya mengerlingkan matanya dengan ekspresi yang menggambarkan 'terserah deh', lalu berlari meninggalkanku, menggabungkan diri dengan kerumunan itu. Sontak aku merasa sangat penasaran, dan mencari jalan lain untuk melihat sumber keributan tersebut. Tidak, aku tidak ingin terjepit-jepit dengan kerumunan orang itu, itu membuatku merasa takut dan aku tidak ingin belanjaanku menjadi rusak karena terjepit.

Akhirnya aku menemukan jalan lain berjalan di jalan itu, hingga akhirnya aku berhasil melihat sumber dari kerumunan itu.

Ya, orang tadi benar. Ada Harry Styles. Harry Styles, pria tampan yang sepantaran denganku, yang juga idolaku, sedang berdiri dengan wajah frustrasi menghadapi para fans. Dan kau tahu, aku juga fans 1D, atau bisa disebut directioner. Aku merasa senyum mengembang di wajahku dan perasaan bahagia menjalar di dalam tubuhku. Jantungku berdetak dengan kencang, senyum di wajahku tidak bisa dikontrol lagi, dan aku susah payah untuk tidak menjerit. Oh, sebut aku pemalu dan pendiam.

Rasanya ingin aku berlari ke arahnya dan menyelamatkannya dari kerumunan gila itu.

Jika urusannya sudah menyangkut dengan idolaku, penyelamatku, pahlawanku, aku dengan senang hati melepaskan sifat pemalu dan pendiamku.

Baru saja aku berjalan mendekatiya, ketika aku melihat gadis berambut pirang yang berdiri di sebelahnya, menggandeng tangannya. Tangan Harry.

Aku merasakan mataku panas dan mulai buram. Dadaku terasa sakit, meskipun aku tidak tahu, mengapa bisa sesakit ini. Aku tidak punya masalah dengan jantungku, jadi kenapa?

Tenggorokanku sakit, kepalaku pening, dan satu hal yang aku ketahui,

Satu detik kemudian, aku berlari menjauh kerumunan tersebut, terjatuh, dan duduk di trotoar jalan yang sangat sepi. Sangat sepi, sehingga aku dapat mendengar detak jantungku yang begitu cepat.

I Got You [harry styles]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang