EDITED (7/2/2015)
*Carly's Point of View*
"Bikini?"
"Check."
"Ponsel dan segala macam temannya?"
"Check."
"Toiletries?"
"Check, Louis, Check! Astaga, aku sudah menyiapkan semuanya dari kemarin! Tidak ada yang tertinggal, aku sudah mengecek semuanya!" seruku sambil memukul Louis dengan guling. Louis tertawa.
"I just wanna make sure, darling, kau tentu tidak ingin barangmu tertinggal." Jawab Louis sekenanya.
"Di New York pun banyak toko, Lou, kita tidak pergi berlibur ke hutan pedalaman!" seruku lagi.
"Berhenti memukuliku, kau anak tidak tahu diuntung!" teriak Louis sambil balas memukuliku. Aku hanya tertawa keras dan terus memukuli Louis dengan guling.
"Balasan untuk semua kejahatanmu padaku!"
"Ugh, kenapa kau ini adikku?"
"Ugh, kenapa kau menyebalkan?"
Aku dan Louis saling menggelitiki satu sama lain, hingga akhirnya kami berhenti karena Harry memasuki kamarku. Harry hanya tersenyum tawar memandangiku, yang kubalas dengan senyum termanis.
Aku yakin, aku pasti terlihat menjijikan.
"Mobil manajemen sudah datang, ayo cepat." Kata Harry sambil membawa barang-barangku. Aku bangun dari tempat tidurku dan hendak mengambil koperku yang sedang digenggam Harry, sehingga tanganku tidak menyentuh tangan Harry yang lembut itu.
Seketika, perutku dipenuhi dengan kupu-kupu yang berterbangan dan pipiku dibakar oleh rasa malu.
"Um ... tak perlu kau bawakan, aku bisa sendiri." Kataku terbata-bata, sambil menarik tanganku dari tangan Harry. Harry hanya memandang mataku, lalu tersenyum. Bukan, bukan tersenyum, tapi smirking.
"Aku laki-laki, kau perempuan. Laki-laki lebih kuat, kau tahu?" balas Harry sambil pergi meninggalkanku begitu saja, membawa koperku bersamanya. Membuatku melongo seketika.
"Jadi kau mengataiku lemah?" teriakku padanya dari kejauhan. Terdengar suara tawa Harry samar-samar di telingaku. Seketika, aku tersenyum kecil mendengar suaranya dari kejauhan, dan membuat otakku membayangkan hal-hal yang hebat yang bisa kita berdua lakukan jika kita bersama nantinya—I'm imagining about something great.
"Astaga, Carly, you're so in love." Terdengar suara sassy Louis memenuhi gendang telingaku, memecahkan konsentrasiku. Wajahku kembali memerah karena malu.
"Oh, shut up, Louis, dan tidak, aku tidak jatuh cinta."
***
"New Yooooooooork!" teriak Liam dan Niall di dalam mobil. Aku hanya tertawa melihat tingkah konyol mereka. Tak kusangka, Liam ternyata bisa sekonyol ini. Kukira ia seperti bapak-bapak yang selalu serius dan terfokus pada masa depan. Oh, dan sayang keluarga juga.
"Noooooooorak!" teriak Louis dan Zayn, membalas teriakan Liam dan Niall.
"Astaga, aku dikelilingi anak-anak TK." Keluhku sambil menggeleng-gelengkan kepala.
"Carly, kau selalu menggelengkan kepalamu, apa kepalamu loncer?" tanya Niall polos. Dilanjutkan dengan letusan tawa dari mulut Liam dan Harry. Aku baru saja ingin menggelengkan kepalaku sekali lagi, namun aku langsung mencegahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
I Got You [harry styles]
Fanfiction(UNDER EDITING) [BOOK ONE] "And in the end, I know that you'll always be mine, Carly. I got you." (Book Two: Diamonds Aren't Forever) © 2012-2014 adorkablejudey All Rights Reserved.