EDITED
*Third Person's POV*
Louis sudah memperhatikan semuanya.
Harry tampak gugup saat berada di sekitar Carly, ataupun saat berbincang-bincang dengan Carly. Harry bukan seperti Harry yang biasanya. Dan mata Harry hampir setiap saat tertuju pada mata dan bibir Carly (Dasar, pervert).
Niall selalu bersemu merah saat Carly dan Niall tidak sengaja bertatapan mata. Niall juga sering tertangkap basah sedang memperhatikan Carly dengan intensnya; bagaikan memandangi lukisan Mona Lisa dan mencoba mencari kejanggalannya.
Liam tampak seperti dirinya yang biasa, baik di depan Carly maupun di depan mereka semua. Perbedaannya: Liam tampak lebih flirty. Bayangkan saja! Liam menjadi flirty. Sedikit tidak masuk di akal. Liam sering menggoda Carly dan meledek Carly, memperlakukan Carly bagaikan sahabat seumur hidup. Ditambah lagi dengan pujian dari Liam waktu itu.
Hanya Zayn yang tetap normal.
Louis menarik kesimpulan (Louis merasa seperti sedang membuat skripsi, kau tahu), bahwa ketiga sahabatnya ini, sudah jatuh hati kepada Carly. Mereka bertiga menyukai Carly dan, ya Tuhan, mereka bodoh sekali! Mengapa mereka tidak berusaha menutupi perasaan mereka itu, dan malah menunjukkannya habis-habisan?
Oh, dan Louis juga memperhatikan Carly. Ia memperhatikan bagaimana Carly bertingkah di depan ketiga sahabatnya itu.
Wajah Carly merona hampir 10 kali lebih sering saat ia bersama Louis. Saat ia bersama Niall, ia terlihat nyaman sekali. Bagaikan sedang berbincang dengan sahabat masa kecil, karena mereka selalu berargumen tentang masalah sepele, seperti anak kecil. Saat ia bersama Liam, Carly tampak respect terhadap Liam. Ia tampak akrab sekali dengan Liam, bagaikan ia dengan teman dekat. Oh, dan ia jarang sekali blushing saat ia bersama Liam.
Kesimpulannya: Louis tahu bahwa Carly menyimpan perasaan pada Harry.
Padahal Louis lebih setuju jika Carly menyukai Niall. Ia tahu bagaimana kelakuan Harry sehari-hari. Ia adalah a flirty guy. Oh, He was also a Heartbreaker. Louis tidak ingin Carly patah hati karena kebrengsekan Harry (Maaf, Harry, Louis tetap mencintaimu, hanya saja sekarang ia lebih mencintai Carly).
Keputusan final Louis: Carly, be with Niall or Liam and tell Harry to fuck off and screw himself.
Wait, tapi kasihan Harry.
Jadi, keputusan final--sangat final Louis: Carly, be with one of those three fuckboys and make sure they don't break you little heart, or make you break down crying like a stupid baby.
Walau sebenarnya, Louis tetap tidak suka Carly mengencani sahabat-sahabatnya itu.
***
"Jadi, bagaimana perasaanmu, Carls?" tanya Harry sambil membereskan tempat tidur rumah sakit. Hari ini, Carly pulang dari rumah sakit karena ia sudah sangat-sangat sehat.
"Hah? Perasaan ... apa?" tanya Carly gugup. Ternyata, Carly salah tanggap. Ia pikir Harry menanyakan tentang perasaannya terhadap Harry. Harry hanya tertawa melihatnya.
"Oh, Carly, kau salah tanggap," kata Harry sambil tertawa. "Aku bertanya, bagaimana perasaanmu, bisa keluar dari lubang neraka ini, setelah seminggu lebih dikurung di sini?" Wajah Carly memerah, malu.
"Well, ya ... tentu senang. Aku bisa lebih bebas dan aku tak perlu muntah-muntah gila lagi sekarang." Jawab Carly sambil tersenyum, tak sadar bahwa ia memandangi mata hijau Harry lekat-lekat. Mereka sedang berduaan di sini, sementara yang lain sedang berada di kantin untuk makan. Ide siapakah itu? Tentu saja Niall.
KAMU SEDANG MEMBACA
I Got You [harry styles]
Fanfiction(UNDER EDITING) [BOOK ONE] "And in the end, I know that you'll always be mine, Carly. I got you." (Book Two: Diamonds Aren't Forever) © 2012-2014 adorkablejudey All Rights Reserved.