4. Three Can Play the Game

5.1K 170 3
                                    

EDITED. (7/2/2015)


*Third Person's POV*


Carly masih harus dirawat di rumah sakit untuk 4 hari ke depan. Carly sudah merasa sangat bosan di sini, selama 5 hari harus bed rest. Ia tidak diperbolehkan turun dari tempat tidurnya, kecuali ke toilet, tentu. Bahkan tidak banyak orang yang diperbolehkan untuk menjenguknya, hanya 3 orang saja; Harry, Louis, dan Eleanor. Carly semakin hari semakin akrab dengan Eleanor, dan ia terus menerus merasa bahwa ia orang paling beruntung sedunia.

Orang tua angkatnya, Elsa dan Ben Johnson, diperbolehkan untuk menjenguk Carly karena bagaimanapun mereka adalah orang yang mengasuh Carly dari ia kecil sampai ia remaja seperti sekarang ini. Kemarin mereka menjenguk Carly, dan menjelaskan semuanya tentang siapa ia sebenarnya, dan sebagainya. Carly merasa kehilangan mereka, meskipun mereka berjani bahwa mereka tidak akan pernah kemana-mana meninggalkan Carly, dan masih mengizinkan Carly untuk memanggil mereka dengan panggilan Mum dan Dad.

Sekarang, Carly sedang sibuk menonton televisi dengan perasaan bosan. Harry dan Louis tidak di sini hari ini, sehingga ia benar-benar merasa kesepian dan sendirian.

"Hai, Carly, bagaimana kabarmu?" terdengar suara dr. Steven dari arah pintu, tersenyum ke arahnya. Carly tersenyum kecil ke arah dr. Steven, dan menjawab pertanyaannya.

"Sangat baik, Steve."

Dr. Steven adalah dokter muda yang tampan dan sangat ramah. Ia bahkan meminta Carly untuk memanggilnya dengan panggilan Steve. Carly tidak keberatan, karena, yah ... dr. Steven memang sangat muda dan tampan, sehingga tidak ada perasaan canggung sama sekali.

"Hari ini check up keadaanmu dilakukan oleh salah satu perawat di sini. Aku ke sini hanya untuk menyampaikan bahwa sekarang siapapun boleh menjengukmu, karena thypus yang dideritamu sudah hampir sembuh dan tidak menular lagi."

Mata Carly bersinar bahagia mendengar kabar baik tersebut.

"Benarkah? Even the Queen?"

Steve terkekeh.
"Telepon saja sang Ratu, mungkin saja ia akan kasihan melihatmu, terlebih lagi setelah ia melihat bercak air liur itu di pipimu."
Carly melotot dan langsung menggosok pipinya dengan keras, membuat Steve terkekeh lagi.

"Akan ada beberapa temanmu yang menjenguk hari ini. Tunggu saja. Sudah, ya, aku permisi." Kata Steve sembil berjalan menuju pintu. Carly tersenyum dan melambai ke arah Steve.

Carly kembali ke dalam kesendiriannya. Karena kesendiriannya, Carly tidak memiliki kegiatan lain selain: berpikir.

Carly memikirkan tentang segalanya. Tentang masa remajanya, tentang masa kecilnya, tentang keburukan dirinya, tentang kelebihan dirinya (yang baginya tidak ada sama sekali), dan ... tentang kejadian yang terjadi belakangan ini. Tentang hidupnya yang Carly tahu akan berubah 360 derajat karena kebenaran yang ia baru ketahui ini. Menjadi adik dari Louis Tomlinson tentu saja akan merubah hidupnya. Dia dapat membayangkan dirinya di bawah sorotan sinar flash dari para fotografer, dan para wartawan yang sibuk mengerubunginya karena ingin mengetahui lebih jauh soal Carly Johnson, adik Louis Tomlinson yang terbuang.

Tapi yang membuatnya lebih bingung lagi adalah soal perasaannya. Soal perasaannya pada pria yang baru dikenalnya dalam kurun waktu 6 hari. Hampir tidak masuk akal jika Carly sudah mulai tertarik pada Harry, karena Harry masih termasuk orang asing baginya dan mereka belum kenal dekat. Carly bingung.

Tidak peduli ia adik dari Louis Tomlinson atau bukan, Carly tetaplah Carly; yang cengeng dan sedikit-sedikit menangis.

***

I Got You [harry styles]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang