EDITED.
*Third Person's POV*
"Carly? Ada apa? Kau tampak sangat serius." Tanya Louis sambil mengernyitkan dahi, bingung akan perubahan mood Carly yang cukup drastis. Carly menatapnya dengan mata biru cerahnya, tersenyum kecil sambil menggeleng pelan.
"Aku ... tidak apa-apa." Jawabnya dengan suara yang sangat pelan. Louis mengernyitkan dahi lagi. Ia heran, mengapa setelah ia mengumumkan kabar bahagia tentang Carly kepada Harry, Harry mendadak langsung pergi. Dan Louis sempat melihat ekspresi wajah Harry. Ekspresinya langsung berubah drastis. Dari wajah cupcakenya yang bahagia, turun drastis menjadi wajah penuh kegalauan.
Carly juga begitu. Ia ingat sekali bagaimana ekspresi wajah Carly saat ia memasukki kamar rawat Carly. Carly tampak senang dan berseri-seri, sementara sekarang ia tampak ... sedih? Ia juga terlihat kesal dan bingung. Seperti sedang berdilema dengan perasaannya sendiri.
Tunggu ... perasaan.
Harry tahu bahwa Louis tidak akan pernah mengizinkan bandmatesnya untuk mengencani adiknya. Dan mungkin Carly juga tahu soal itu, karena Carly sendiri adalah directioner. Aturan utama seorang fans adalah: mengetahui hampir segala detail dalam kehidupan idolanya, bukan?
Louis tidak mau menarik kesimpulan terlalu cepat. Namun Louis juga tidak ingin tidak memikirkannya. Tapi Louis juga tidak ingin salah mengambil kesimpulan.
Louis berdilema.
***
Harry memutuskan untuk berjalan kembali menuju ruang rawat Carly, dengan harapan bahwa Louis sudah pergi dari ruangan tersebut, sehingga suasana tidak menjadi canggung. Harry berjalan memasuki ruangan tersebut dan perkiraannya salah; Louis masih berada di dalam ruangan tersebut. Louis duduk di kursi dengan wajah serius. Carly tampak melamun, namun terlihat jelas bahwa ia juga sedang berpikir keras. Ada apa ini? Harry tidak pernah merasa secanggung ini seumur hidupnya.
Harry duduk di kursi sebelah Louis dan menepuk pundak Louis. Louis hanya menoleh sebentar, dan kembali ke lamunannya.
Harry juga mengalami hal yang sama saat ia di toilet tadi. Ia juga melamun, dan berpikir keras tentang Louis dan Carly. Ya, Harry percaya bahwa Carly adalah adik Louis. Hidung mereka mirip. Bahkan mata mereka juga mirip. Namun yang membuat Harry bingung setengah mati adalah: tentang aturan konyol Louis yang tidak mengizinkan bandmatesnya untuk mengencani adik-adiknya.
Harry mulai merasakan sesuatu pada Carly. Saat pertama kali bertemu, Harry tidak merasakan apa-apa. Namun, pada pertemuan mereka di basecamp dua hari yang lalu, Harry mulai merasakan sesuatu yang berbeda.
Saat tangan mereka tak sengaja bersentuhan, Harry merasakan perasaan yang aneh pada tangannya. Saat mereka tak sengaja bertatapan mata, Harry merasakan kupu-kupu di perutnya.
Terdengar sangat klise memang, tapi Harry tahu, ia menyimpan suatu perasaan yang aneh pada Carly. Ia tidak tahu apa ia menyukai Carly lebih dari sebatas teman atau tidak, tapi intinya adalah: He got a soft spot on Carly.
Harry juga berdilema.
"Fudge."
Suara Carly memecahkan keheningan di ruangan tersebut. Harry dan Louis langsung menoleh ke arah Carly, yang ternyata sedang sibuk menyeka hidungnya yang mengeluarkan banyak darah.
"Carls? Carly?" Louis menatap Carly yang tampak pucat. Louis mengambil tisu dan menyerahkannya ke Carly, yang disambut seketika oleh Carly dan langsung menyeka hidungnya.
Namun tiba-tiba, Carly merasakan sakit pada kepala dan dadanya; sakit yang benar-benar sakit. Tanpa ia sadari, ia sibuk menarik nafas dalam-dalam. Ia sesak nafas. Carly merasa saat itu ia sudah mau mati saja, karena, hell, ia benar-benar susah bernafas, ditambah lagi dengan kepala dan dadanya yang sakit setengah mati. Dan hidungnya yang terus menerus mengeluarkan darah. Ia merasa lemah dan tragis sekali.
Louis dan Harry melotot terkejut melihat Carly yang sedang berjuang menarik nafasnya satu persatu.
"HARRY! JANGAN DIAM SAJA, PANGGIL DOKTER! CEPAT! ASTAGA, TEKAN BEL ITU, CEPAT! JANGAN LARI KELUAR DAN BERTERIAK, BODOH, KAU AKAN MEMPERMALUKAN DIRIMU SENDIRI!" teriak Louis panik. Harry menekan nurse button berkali-kali karena panik. Terdengar suara seorang perawat dari speaker kecil di dekat kasur Carly.
"Maaf, ada yang bisa saya bantu?"
"BANYAK, BODOH, BANYAK! CARLY ... DIA ... ITU ... AH! CEPAT KE SINI, DIA SESAK NAFAS DAN TAMPAK AKAN MATI SEWAKTU-WAKTU! CEPAT! KUMOHON!" teriak Harry, semakin panik melihat Carly yang tampak semakin kesulitan bernafas, sambil menekan dadanya.
"Dokter akan segera menuju ke lokasi."Tak sampai beberapa menit. Dokter dan beberapa perawat datang sambil membawa alat bantu pernapasan. Mereka memasangkannya pada wajah Carly, dan akhirnya, secara perlahan-lahan Carly menutup matanya.
***
Harry dan Louis berjalan mondar-mandir di depan ruang rawat Carly, sementara dokter dan para perawat sedang melakukan tindakan pada Carly.
Saat dokter keluar dari ruangan, Louis dan Harry melompat ke arah Dokter yang bernama dr. Steve, dengan wajah panik setengah mati. dr. Steven terkekeh melihat ekspresi wajah Louis dan Harry, membuat mereka berdua berdecak kesal. Dalam keadaan segenting ini, mengapa ia sempat-sempatnya tertawa? Dokter gila.
"Carly sekarang baik-baik saja, tak ada yang perlu dicemaskan. Sebaikan kalian luruskan wajah kalian yang berlipat itu dulu. Tenang sedikit. Nah, begitu. Penyakit Asma Carly kambuh, dan ia mengidap penyakit Thypus. Ia tidak boleh berpikir terlalu keras. Sepertinya ia tadi terlalu overthink, sehingga sistem tubuhnya menjadi lemah. Berpikir itu menggunakan banyak energi, sehingga saat ia overthink, tubuhnya menjadi lemah. Namun sekarang tak ada yang perlu dikhawatirkan lagi." Jelas dr. Steven panjang lebar.
"Berapa lama ia harus dirawat di sini?" tanya Harry, merasa lega.
"Kurang lebih selama satu minggu, hingga keadaannya semakin lebih baik. Akalu begitu, saya permisi." Jawab dr. Steven, meminta diri. Harry dan Louis mengangguk, lalu dr.Steven pun pergi. Harry dan Louis masuk ke dalam ruangan, dan melihat Carly yang terbaring di atas kasurnya, entah tertidur atau pingsan.
Louis berjalan ke arah adik perempuannya, duduk di kursi, dan menggenggam tangan Carly.
"Wake up, boo, I miss you already."
5*R>0TY
KAMU SEDANG MEMBACA
I Got You [harry styles]
Fanfiction(UNDER EDITING) [BOOK ONE] "And in the end, I know that you'll always be mine, Carly. I got you." (Book Two: Diamonds Aren't Forever) © 2012-2014 adorkablejudey All Rights Reserved.