16.

890 79 16
                                    

Jangan lagi kau pergi dari hidupku,
Takkan mudah untukku bila sendiri,
Biar kita miliki rasa bahagia.

-- Hanya Cinta Yang Bisa, Agnes Mo feat. Titi DJ

***

Akyla

Kesibukan kadang menjadi pelarian paling favorit untuk setiap orang yang sedang mengalami masalah, dan Altair adalah salah satunya.

Setelah kejadian dia bercerita tentang Ayahnya, setiap hari selalu dia habiskan dengan kerja kerja kerja kerja keras bagai quda.

Dia akan selalu jadi orang terakhir yang meninggalkan kantor, bahkan ada hari di mana dia kembali menginap di kantor dan ketika gue mengeceknya pagi-pagi, pasti ada satu botol wine yang udah habis isinya di atas meja tamunya.

Dan kali ini business trip menjadi kesibukannya yang terbaru.

Dinora sedang ada campaign project ke beberapa kota di Indonesia, tentu aja dengan memboyong brand ambassador terbaru yang nantinya juga akan ada acara temu penggemar, dan Altair mengikuti semua rangkaian tripnya selama sebulan ke depan.

"Cie yang lagi el-de-er uhuy awas bapak bos kecantol model cantik nan aduhai di sono beb! Di Bandung atau Malang kan dingin, ya kali kehangatan dari selimut cukup, pastinya kudu ada yang-,"

"WOY BANG CUAN TUH MULUT SARINGANNYA RUSAK?"

Gue yang sebenernya gak denger-denger amat sama apa yang diomongin Bang Juan langsung kaget ketika mendengar suara Pita yang kayaknya diikuti dengan dia melempar sesuatu ke Bang Juan karena targetnya baru aja meringis kesakitan.

"Buset Pita ngapa jadi lo yang sewot?" sungut Bang Juan gak mau kalah.

"Ya abisnya tuh mulut masih pagi udah gak ada saringannya, ketinggalan tuh saringan di kosan?"

"Bukan, tapi di rumah sugar mommy," balas Bang Juan dan Viros yang daritadi cuma mendengarkan kali ini tawanya meledak.

"Kyl, jangan didengerin ya omongannya Bang Cuan yang gak cuan-cuan itu," ucap Pita pada gue sambil memberikan sebungkus kuaci ke gue.

"Tenang aja, Ta, gak usah diseriusin," bales gue, "eh kok lo kasih kuaci ke gue?" lanjut gue.

"Supaya menemani lo menghabiskan waktu ketika Alta pergi, kalo yang itu abis gue masih ada banyak ya bilang aja!" jawabnya dan gue tertawa.

Setelah keadaan kembali kondusif, gue melirik ponsel gue yang sejak tadi pagi belum ada tanda-tanda adanya kabar dari Alta.

Tadi pagi Alta hanya mengirimkan chat yang menjelaskan di mana dia sekarang, bagaimana keadaannya, dan mengingatkan untuk tidak khawatir berlebihan padanya.

Gue paham betul gimana trip kali ini emang sengaja diikuti oleh Alta untuk mengganti proses healingnya yang biasanya dia lakukan; menghilang seminggu yang udah dipake tahun ini.

Tapi karena gak ada orang yang gue kenal dekat yang bisa gue ganggu buat sekedar nanya Alta beneran baik-baik aja atau Alta gak lewat waktu makannya membuat gue mau gak mau percaya sama setiap yang Alta ceritakan.

Ya walaupun kadang pengen interogasi tapi batal karena mikir ulang gimana capeknya dia seharian terus malemnya harus berurusan sama gue yang suka kambuh suudzonnya. Hati tenang tidak didapatkan, berantem iya. Big no.

"Kyla."

Gue menoleh ketika mendengar suara Kak Wini, "Kenapa, Kak Win?" tanya gue.

"Hmm itu di depan ada Pak Adyastha, katanya mau ketemu sama lo," jawabnya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 28, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Understanding YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang