09.

543 69 15
                                    

You're all that I've needed
Completing my world

--Sezairi, It's You

***

Altair

Orang-orang Dinora mungkin gak semuanya tau apa yang gue lakukan selama satu minggu gue menghilang.

Hanya segelintir dari mereka yang tau. Juan, Viros, dan Wina, mungkin yang lain ada yang udah tau, mungkin diceritain sama ketiga orang yang emang gue ceritain langsung kenapa gue selalu ambil satu minggu cuti full di bulan dan di minggu yang sama tiap tahun.

Mereka yang gak tau mungkin akan berpikir kalau gue pergi liburan dan mereka akan mulai menebak-nebak kemana gue pergi.

Tapi, setiap tahunnya gue selalu ke tempat yang sama.

Dufan.

Selama 6 hari gue menghilang setiap harinya gue akan pergi ke taman hiburan yang kayaknya selalu rame tiap hari.

Ah ya, gue sendirian dan selalu gak naikin wahana apapun. Karena buat gue, semenjak keluarga gue hancur, setiap gue ke dufan, gue gak merasakan apa yang gue rasakan dulu saat ke sini sama bokap nyokap.

Semuanya gak sama lagi dan gak akan mungkin sama lagi.

Gue ke sana cuma untuk menyegarkan ingatan gue ketika ke sana bareng nyokap dan bokap. Di saat semuanya masih baik-baik aja.

Gue datengin satu per satu wahana yang ada di sana cuma untuk ngeliatin orang-orang menaikinya sambil tertawa ataupun berteriak.

Dulu gue juga pernah sebahagia orang-orang yang menaiki wahana itu.

Setiap gue melihat ada keluarga yang dateng ke sini, gue selalu berdoa semoga keluarga itu selalu bahagia, supaya mereka gak perlu merasakan sakit kayak yang gue rasakan ketika keluarga gue hancur.

Meskipun gak bisa gue pungkiri gue selalu iri dengan keluarga yang harmonis. Mereka aja bisa harmonis, kenapa keluarga gue enggak?

Mereka aja bisa terus bahagia, kenapa gue enggak?

Gue gak iri sama orang-orang yang mampu beli apapun di dunia ini atau orang-orang yang bisa pergi kemanapun yang mereka inginkan.

Gue hanya iri sama orang-orang yang keluarganya masih lengkap satu atap. Gue iri sama orang-orang yang gak sabar buat pulang ke rumah karena ada yang nunggu mereka di sana. Gue iri sama orang-orang yang dicariin kalo mereka pulang malem, yang diomelin kalo pulang telat. Dan gue iri sama orang-orang yang dateng ke dufan sama keluarga mereka lengkap dengan tawa bahagia mereka.

Gue iri karena gue gak bisa merasakan itu semua lagi.

Dan hari terakhir gue selalu menutupnya dengan pergi ke makam nyokap. Tepat di hari ulang tahunnya. Tapi gue cuma bisa menatap pusaranya dari jauh, karena gue masih belum siap untuk mendatanginya lagi meski udah bertahun-tahun dia pergi ninggalin gue.

Kenapa Mama harus pergi?

Adalah pertanyaan yang gak pernah gue dapat jawabannya. Karena satu-satunya orang yang bisa menjawabnya udah pergi selama-lamanya sebelum menjelaskan segalanya ke gue.

Apa Mama gak sayang Alta?

Adalah pertanyaan yang gak pernah gue ungkapkan ke nyokap tapi gue tau jawabannya.

Enggak, dia gak sayang gue, kalo dia sayang gue, dia gak akan pergi.

Dua pertanyaan itu selalu gue ucapkan dalam hati ketika melihat pusara nyokap dari jauh dan dua pertanyaan itu pula yang selalu membayang-bayangi gue setiap saat.

Understanding YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang