"Tentu saja karna aku kekasihnya." jawab jungwon sambil melirik jaeyun sinis.
"Apa? Bagaimana bisa?" protes Niki tak senang. "tidak pernah sekalipun aku mendengar ia memanggil jaeyun begi-"
perkataan Niki terpotong setelah mendapatkan lirikan mati dari Jaeyun.
oh c'mon!
Jaeyun tidak sedikitpun cemburu.
tapi boong.
Jungwon hanya bisa memutar bola matanya sembari mendengus kasar.
"Tidak apa, lagi pula, pantaslah dia memanggilmu sayang. kau cantik,"
"jungwonie?" seruan itu membuat Jungwon mengabaikan ucapan kurang ajarnya Heeseung. Ia menengok dan benar saja, tak jauh dari mereka ada sosok Hoseok yang berdiri kaku dengan mulut terbuka.
"Ya!" Hoseok segera berlari dan menerjang pundak sempit itu, merangkulnya dengan erat.
"Si bajingan itu benar-benar membawamu kembali!" pekiknya penuh suka cita. Jungwon berdesis dan kemudian mendorong kepala Hoseok dari wajahnya.
"Ya, seminggu yang panjang penuh perjuangan dari Sunghoon."
Deg!
Jaeyun menelan salivanya. Apa? Seminggu? Seminggu? Bukannya mereka baru putus seminggu yang lalu? Argh! Jaeyun merasa bodoh karna berpikir mungkin saja Sunghoon bersedih karna putusnya hubungan mereka. Nyatanya apa? Bajingan itu pergi menemui pemuda ini langsung setelah putus dengannya 'kan?! Sialan! Jaeyun benar-benar ingin mencakar langit-langit kafetaria sekarang juga.
"Seminggu? Seminggu ini ia bersamamu?" tanya Heeseung dengan alis terangkat.
"Malam itu dia benar-benar pergi ke Jepang?" Hoseok segera menempati bangku Sunghoon dan masih setia melingkarkan tangannya di bahu Jungwon.
"Kalian sudah saling kenal?" tanya Niki penasaran.
"Tentu saja! Siapa yang tak kenal dengan Si Cantik mematikan Yang Jungwon?" kekeh Hoseok sembari menyambar jus jeruk milik Heeseung. Ia menyeruputnya tanpa tahu malu.
