Perempuan Gila

61 14 7
                                    

Wajah kusam dengan noda darah mengering menjadi ciri khas Vena saat ini,rambut panjang menjuntai,kaki pincang serta kuku hitam panjangnya menambah kesan mengerikan bagi siapapun yang bertatap langsung dengan Vena.

Semenjak Galih meningalkannya,jiwanya sangat terguncang.
Ia dikurung dirumah megah itu bersama putri bertubuh mungilnya,Nina.
Tak ayal jika kondisinya sangat memprihatinkan,selama 10 tahun vena bertahan hidup dalam kondisi seperti itu,tanpa bisa keluar dari rumahnya.

Rumah megah itu,kini berganti menjadi gedung tua,semak belukar seolah menjadi pagar kokoh gedung tua itu,sementara tanaman menjalar,mengelilingi setiap jengkal tembok yang mulai kusam dan rapuh.

Krekk....krekk.

Terlihat seorang wanita membuka pintu bercat merah tepat dibelakang vena.
Ia berjalan mendekati Vena yang sedari tadi sibuk dengan tubuh yang membusuk yang ada dipangkuannya.

"Nih,makan!"sembari melempar kantong plastik yang berisi bangkai tikus ke wajah vena hingga bangkai itu berserakan di tubuhnya.Namun ia tak menghiraukan wanita itu,mulutnya berkomat-kamit tak jelas,matajya tajam menatap tubuh yang membusuk yang dipangkuannya.

"Heh!"tangan mulus itu mendorong tubuh vena hingga ia terjerembab,sementara heels hitamnya meneken wajah Vena yang terlihat mulai mengeras.

"Dasar perempuan gila!Mati saja kau!Kau tak pantas hidup.Dasar wanita murahan."Ucap wanita yang berwajah ayu itu seraya meninggalkan Vena.

Vena maraih pisau berkarat di saku kanannya,dengan cepat ia melemparkan pisau itu hingga tertancap tepat pada mata wanita itu yang kebetulan menoleh ke arah Vena.
Sontak wanita itu berteriak dan perlahan mencabut pisau berkarat itu dari matanya.
"Ahh...Dasar perempuan gila"Suaranya menggelegar memekkikkan telinga.

Sreett...sreett...sreet.
Vena menyeret kaki pincangnya,dan perlahan menghampiri wanita itu yang tergeletak di lantai kotornya.
"Kamu harus mati!!"sebilah bambu tertancap diperutnya.
Darahnya mengalir dari mulut dan perut bolongnya,perlahan vena mengendus dan menjilat mayat segar itu.

"Sudah lama aku tak makan daging segar"
Ucap Vena,usai menancapkan kuku panjangnya di mata wanita malang itu.

Tangannya liar,mencabik setiap setiap bagian tubuhnya,menarik hati,jantung hingga diulurnya usus panjangnya yang menjuntai di atas kakinya.

"Lina,kau yang pantas mati bukan aku."Ucap Vena dengan mulut penuh dengan daging segar.

Selamat Malam NinaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang