05

2.2K 445 81
                                    

Dering ringan dari telepon genggam milik Sukuna, dia berdecak kesal ketika ada nama orang sinting yang tertera dilayar telepon.

'It ... ah siapa namamu?'

"Sukuna."

'Tolong jemput Megumi.'

"Hey en--"

Sambungan telepon dimatikan, Sukuna menyesal memberikan nomornya pada orang macam Fushiguro Toji yang semena-mena.

"Siapa?"

"Orang gila."

.

.

"Megumi sudah dijemput seseorang? siapa?"

Yuuji menggangguk, lalu menggeleng pelan. "Yang menjemputnya dua orang, siswi SMP. Kata Kugisaki mereka berdua cantik."

Sukuna mendengkus malas.

Pekerjaannya bertambah, tetapi apa mungkin Megumi diculik? Sukuna menimbang-nimbang kemungkinan itu, mondar-mandir berfikir siapa dan untuk apa menculik Megumi.

"Megumi punya Kakak?"

Yuuji menggeleng, "tidak tahu."

"Megumi punya musuh?"

Otak kecil Yuuji berfikir keras, hm ... sepertinya musuh mereka cuma Gojo-sensei, selain itu tidak ada.

"Megumi punya fans?" Sakuna berfikir, apa anak TK sudah mengenal rasa suka lawan jenis.

"Punya banyak!" Yuuji membentuk lingkaran besar dengan lengannya. Kening Sukuna berkedut.

Ia terlalu tua untuk memahami anak kecil seperti itu.

"Kenapa Nii-san tidak menghubungi Paman yang memberi nama perempuan pada Fushiguro?" Yuuji menarik ujung baju Sukuna, berharap kakaknya mendengarkan ide briliannya.

"Ide bagus."

Sukuna merogoh saku, mencari teleponnya. Lalu berdecih kesal, "Pulsaku habis."

"Huwee Nii-san payah."

"Memang, lebih payah lagi adikku."

Yuuji merengut, kesal. "Aku tidak payah, aku tidak mau jadi adiknya Nii-san."

Yuuji menendang kaki panjang Sukuna, kemudian bersedekap dada. Sukuna masa bodo, aslinya tidak peduli sama sekali.

Pedulinya saat ini cuma keberadaan Megumi.

"Kau harusnya bangga punya kakak tampan sepertiku, kau sering dapat makanan dari fansku kan?"

Benar juga.

Dipikirkan Yuuji sekarang ia tidak rela kehilangan hal itu hanya karena marah terhadap Sukuna. Padahal, aslinya orang-orang itu memberikan makanan pada Yuuji karena dia imut.

Yuuji menatap kakaknya, "jadi Choso-nii juga fansmu?"

Pikiran Yuuji mengarah pada siswa SMK berambut hitam dikuncir dua yang sering memberinya permen dan mengajak jalan-jalan. Disisi lain Sukuna mengerutkan kening, lalu berbicara dengan agak kesal.

"Kalau bertemu dia jauhi, dia mau merebutmu dari Nii-san."

Memikirkan soal orang yang tadi Yuuji sebutkan namanya saja sudah membuat Sukuna kesal. Terlebih nyatanya jika orang itu sekelas dengan Sukuna.

Pokoknya jauhkan Yuuji dari Choso.

Yuuji malah tersenyum, "Choso-nii lebih baik dari Nii-san!!"

Dering ringan membuat Sukuna tidak jadi memukul kepala merah muda Yuuji.

"Moshi-moshi."

'Dimana Megumi?'

Sukuna merengut, "aku tidak tahu. Kata Yuuji dia sudah dijemput dua orang. Anda punya kerabat atau orang yang berseteru dengan Anda?"

'Tidak ada.'

"Lalu?"

'Cari dia.'

Sukuna benar-benar membanting telepon, beruntung Yuuji berhasil menangkapnya. Dia sudah terbiasa menghadapi tempramen Kakak dan kakeknya yang sering membanting telepon genggam.

"Paman! Nii-san marah!" Yuuji mengambil alih berbicara pada Toji. Bibir kecilnya mengabarkan kondisi Sukuna sekarang.

'Berikan telepon ini padanya," suara halus Toji membuat Yuuji tenang.

Yuuji mengangguk.

Dia memberikan teleponnya pada Sukuna. "Apa lagi?"

'Kau bisa membawa Megumi jika kau menemukan keberadaannya.'

"Setuju."

Telepon dimatikan.

Sukuna tersenyum, apapun caranya ia harus menemukan Megumi.

Yuuji cuma mengikuti kakaknya dari belakang. Setelah pulang, ia ingin mengabari kakeknya kalau Sukuna mulai gila.

Yuuji mungkin menangis ketika tahu isi kesepakatan Toji dengan Sukuna.

_____

"Dia imut."

"Kyaa aku ingin memakannya."

Sementara itu, Megumi menangis dan berharap Toji menemukannya.

'Ayah tolong.'

-TBC-

RestartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang