08

1.7K 371 79
                                    


Ini Hari Ibu.

Megumi menggigit bibir bawahnya, seluruh peserta yang duduk di aula saat ini adalah ibu dari siswa siswi yang tampil di pentas.

Pentas sudah selesai dan masing-masing anak berlari ke ibunya untuk menawarkan bunga, Megumi menutup mata, dia meremas tangkai bunga yang setengah layu.

"Megumi."

Yang memanggilnya adalah Yuuji, anak laki-laki berambut merah muda itu melambaikan kedua tangan pada Megumi. Kening Megumi mengerut, dia khawatir Yuuji akan membuang bunga yang seharusnya diberikan ke ibunya karena tidak datang.

"Dimana bungamu?"

"Owh, aku memberikannya pada kakakku," Yuuji berkata ringan, dia menunjuk pintu yang terbuka. "Tadi aku melihat ayahmu diluar, dia menunggumu."

Megumi berjalan tenang kearah pintu, padahal hatinya ingin cepat-cepat bertemu dengan ayahnya. Remasan ditangkai bunga mengendur, dia mencari-cari sosok ayahnya dan menemukan pria itu yang duduk santai disalah-satu kursi.

"Ayah!"

"Yo, Anakku."

Toji melambaikan tangan, dan menepuk bangku disamping meminta Megumi untuk mendekat. Megumi mempercepat langkahnya, dia memeluk kaki Toji ketika sampai, kemudian mengulurkan setangkai bunga.

Kening Toji menyrengit, kekehan kecilnya membuat Megumi bingung. "Kau ingin berlatih melamar seseorang, nak?"

"Ayah! ini bunga untukmu!" Lama-lama Megumi akan benar-benar jengkel dengan ayahnya sendiri.

"Untukku?"

"Selamat hari ibu."

"Apa aku kelihatan seperti seorang wanita?"

"Ayah!"

"Aku cuma bercanda."

Megumi malu-malu ketika mengungkapkan isi kepalanya, dia berbisik lirih, "aku menyayangimu, Ayah."

Toji mendengar itu.

"Ya, Ayah juga menyayangimu."

Mata Toji terpejam.

Lama dan lama.

Ketika membuka mata, Megumi yang telah tumbuh remaja terlihat didepannya. Bayang-bayang yang menyelimuti tubuhnya, adalah kemampuan dari Fushiguro Megumi didunia yang asli, didunia yang dia kenal.

"A-ayah."

Matanya terfokus pada Gojo Satoru yang berdiri dibelakang anaknya, ah, kedua orang tampak tidak baik sekarang.

"A-yah," Megumi memanggilnya sekali lagi, nadanya canggung, seolah tidak terbiasa mengatakan hal-hal itu.

"Apa ada yang bisa monyet ini bantu untuk kalian?"

Shaman yang hebat, apapun yang bisa Toji lakukan sekarang. Dia akan mendukung anaknya untuk menjadi sesuatu yang kuat, jangan biarkan Megumi jatuh.

Ingatan palsu yang menggantikan masa-masa yang terlewati bersama Megumi sudah cukup berharga.

Sekarang Toji kembali kedunianya dengan cara tidak masuk akal lagi. Yang paling dia sukai, Anaknya didunia ini mengenalinya sebagai seorang Ayah.

Tidak seperti pertemuan pertama mereka, Megumi mengenalnya.

"Apapun yang aku bisa, akan aku lakukan."

"Jangan khawatir meminta bantuan padaku."

Helaan napas yang berhembus, kali ini Toji akan jujur tentang apa-apa yang akan dia katakan.

"Aku ini kuat, tidak sepertimu yang masih dalam tahap pertumbuhan."

Ia bahkan sama sekali tidak membiarkan Megumi ataupun Satoru untuk berbicara.

"Fushiguro Megumi--"

Marga yang dia dapat dari membuang nama klan Zenin dan mengambil marga istrinya terlihat bagus untuk didengar, "--lakukan apapun yang kamu inginkan."

"Ayahmu akan selalu mendukungmu."

Bahkan ketika hal buruk terjadi, kali ini Toji akan selalu bersama anaknya. Sebagai bayang-bayang orang tua yang selalu melindungi anaknya.


-End-


Ini diketik emang udah di rencanain Alur dan akhirnya begini. Nggak bakal panjang karena emang nggak perlu panjang-panjang buat nulis sebuah Fanfic sederhana seperti ini.

Pada akhirnya setiap orang tua menyayangi anaknya dengan caranya sendiri.

Yosh terimakasih pada semua orang yang mencintai Fanfiction ini.

Menurut kalian cerita ini termasuk kategori;

Good Ending?

Sad Ending?

atau gantung?

RestartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang