03

2.6K 514 143
                                    

"Ayah," panggil Megumi.

Toji menoleh, apron hijau ia taruh ketempatnya semula. Ini hari Minggu dan pagi hari harus dimulai dengan makanan bergizi.

Pria yang hampir menginjak kepala tiga itu menata semua lauk diatas meja makan, kaki Megumi kecil berayun-ayun tanda tidak sabar.

"Ayah ayah ayah!"

"Ya nak?"

Toji menatap sudut kamar, ada sosok hantu di sana. Tidak menyeramkan bagi Toji, tetapi ia takut jika suatu hari Megumi melihat hantu itu juga.

"Dimana ibu?"

"Mau ibu yang seperti apa? Akanku carikan."

Megumi mencebik lucu.

"Selamat makan!"

_____

"Ayah kita akan kemana?"

Megumi sedang berada dalam gendongan Toji, mereka baru saja keluar dari rumah untuk melihat-lihat keadaan.

"Mencari pekerjaan."

"Untuk apa bekerja?"

Toji berfikir sejenak, dia tidak tahu juga kenapa harus mencari pekerjaan. "Untuk membelikanmu anak kelinci."

Dia jadi teringat akan mahluk imut yang pernah ia tebas, apa mungkin Megumi menyukai kelinci?

"Aku mau Anak Anjing," tangan mungil Megumi menjuk pada anak anjing yang berlari mengejar bola.

"Anak Anjing?"

"Iya~ yang besar."

Megumi merentangkan tangannya, menunjukkan seberapa besar anak Anjing yang ia inginkan.

"Mengapa?"

"Akan aku beri nama ayahnya Megumi."

Toji tertawa sedikit, lalu mengelus rambut hitam Megumi yang tak beraturan.

"Kalau begitu akanku berikan dua ekor untukmu."

"Ayah~" Megumi merengek dan memukul bahu Toji pelan. "Aku mau satu ekor!"

"Dua."

"Satu!"

Suara Megumi naik sedikit.

"Dua."

"Satu!"

Toji benar-benar tertawa kali ini, ia menurunkan Megumi ketika sampai kesebuah toko.

"Mau beli apa?" tanya Toji.

"Permen jahe!" Megumi berlari mencari permen kesukaannya ketika Toji menyuruhnya mengambil sebanyak yang ia mau.

Toji berdiri didepan kasir, minimarket ini sedang sepi. Matanya melirik pengumuman yang tertempel dimeja kasir.

Brak

Pemilik toko yang tadi sempat tertidur bangun dengan agak kaget.

"Ada yang bisa saya bantu?"

Jari Toji mengetuk tepat pada lembar pengumuman. "Masih perlu pekerja?"

Ngeri sih.

Luka jahitan di samping bibir kanan Toji membuat kesan seperti preman, walau kenyataannya preman lebih mending daripada pekerjaannya dulu.

Pemilik toko itu akan seribu kali berfikir untuk menerima Toji.

"Maa--"

"Ayah!"

Langkah kecil Megumi menghampiri ayahnya, tangannya menarik baju bagian bawah Toji.

Toji berjongkok, menyamakan tingginya dengan Megumi.

"Aku mau ini," ia memerkan dua buah permen jahe dan satu permen karet pada Toji.

"Cuma ini?"

Megumi kecil mengangguk malu-malu, ia kembali naik ke gendongan ayahnya. "Paman aku mau bayar ini."

Pemilik toko itu diam, meruntuki kesalahannya karena menilai orang dari tampilan luar saja.

Kemudian tanpa pikir panjang ia langsung menyerahkan kertas formulir untuk Toji isi.

"Ayah biar aku isikan."

Megumi mengisi semua pertanyaan yang ada di formulir, Toji menepuk kepalanya sebagai bentuk pujian.

"Mulai besok pagi Anda bisa mulai bekerja." Pemilik toko itu tersenyum manis.

"Bos," panggil Toji.

"Ya?"

"Harga permen ini, potong dari gajiku."

-TBC-

Bapak Toji nggak punya duit, nyari kerja lansung ngutang.

RestartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang