02

3.2K 527 84
                                    

"Hujan!"

Yuuji tertawa polos ketika tetesan air mulai jatuh dari langit, ia bahkan menunjuk-nunjuk lapangan yang mulai basah terkena hujan.

Ini sudah jam pulang sekolah, dan ramalan cuaca tidak menyebut kalau akan turun hujan.

"Itadori, dilarang main hujan-hujanan." Kugisaki Nobara, anak perempuan itu tergopoh-gopoh datang dengan tas ransel berat berisi buku dan beberapa barang kesukaannya.

"Wlee... Kugisaki takut hujan."

"Apa katamu?!"

Nobara menggulung lengan seragamnya yang memang pendek, ranselnya ia lempar pada Megumi yang juga sudah dititipi ransel milik Yuuji.

Megumi hanya bisa menghela napas.

Bodohnya ia tidak sadar kalau Nobara dan Yuuji bekerjasama untuk menariknya ikut masuk dalam derasnya air hujan.

_____

Sukuna melewati jalan untuk menjemput Yuuji, hujan hari ini benar-benar tidak diperkirakan. Beruntung, ia tampan dan punya fans yang secara sengaja meninggalkan payung lipat di loker paling ujung miliknya.

Payung berwarna merah muda.

Apa Sukuna malu?

Tidak, toh warna rambutnya juga merah muda. Baginya tidak masalah akan apapun, kecuali jika kakeknya marah sehingga tidak berhenti mengomel ataupun Yuuji yang tidak bisa diatur.

"Fushiguro-san," sapanya ketika melihat Toji yang berdiri kehujanan didepan gerbang sekolah.

"Um ... Siapa?"

Sukuna menyadari jika orang didepannya punya kelainan sulit mengingat nama seseorang.

"Sukuna."

"Ah iya, Sukuna."

"Sedang apa disini?"

Toji berjongkok dan menunjuk para orang tua yang menjemput anaknya, tentu ada payung digenggaman para orang tua itu. Berbeda dengan Toji sekarang, sebab saat pagi tadi ia tidak sengaja mematahkan gagang payung satu-satunya.

"Anda takut berinteraksi dengan orang-orang?" Sukuna tersenyum remeh, Eh ... itu tidak sopan karena didepannya adalah orang yang lebih tua, tetapi itu kebiasaan yang sulit ia hilangkan.

"Bukan bodoh, kau tidak lihat aku tidak bawa payung." Toji berdecak sebal.

"Heh, Anda niat menjemput Megumi atau tidak?"

Sukuna menyayangkan Megumi yang punya Ayah tidak kompeten seperti Toji, kalau bisa ... lebih baik Megumi menjadi adiknya.

"Tidak, aku hanya kebetulan lewat."

Sukuna kini tahu dari mana sifat tsundere dari teman adiknya itu. Ternyata sifat juga bisa menurun, kalau diingat-ingat sifat keras kepalanya dan Yuuji juga bersumber dari sang Kakek.

"Lalu kenapa tidak pergi?"

"Sekalian saja pulang bersama Megumi."

Sukuna tidak habis pikir dengan sifat orang yang satu ini.

Jika boleh, izinkan Sukuna menendang badan berotot itu jauh-jauh sehingga Megumi bisa jadi miliknya, hm ... ide bagus.

Namun sepertinya ia terlalu banyak menonton kartun kesukaan Yuuji yang seringkali melebih-lebihkan sesuatu. Dibanding kekuatannya sekarang, sepertinya Toji lebih kuat.

"Anda butuh payung?"

"Ya."

Sukuna membuka tasnya, memudian melempar payung lipat yang ia punya dan ditangkap dengan sempurna oleh Toji.

Mata Toji melirik kearah tas Sukuna yang resletingnya terbuka.

"Kau ini penjual payung?"

"Owh ... Saya hanya menemukan mereka di loker."

Lagi-lagi itu bukan punya Sukuna. Ingat, orang tampan fansnya pasti banyak.

Jadi jangan heran.

"Saya duluan," kata Sukuna dan berlalu meninggalkan Toji.

Toji menimbang-nimbang, dan akhirnya ia bangkit menyusul Sukuna. Payungnya lupa ia buka.

"Megumi."

"Ayah!" Megumi senang mendapati ayahnya datang, baju seragamnya sudah basah kuyup semua. Sama halnya dengan Yuuji dan Nobara.

Megumi memeluk ayahnya yang juga basah kuyup.

"Main hujan-hujanan?"

"Itadori dan Kugisaki yang menarik ku! A-aku tidak suka hujan-hujanan."

"BOHONG!" Yuuji dan Nobara menyahut serempak.

"Fushiguro tadi tertawa saat main hujan!" kata Yuuji, dia melirik pada Nobara untuk mendukungnya. Nobara mengangguk.

"B-bukan--"

"Tidak apa, kita tidak butuh payung sekarang."

Ia mengembalikan payung pinjaman itu, lalu menggendong Megumi dan mengambil tas anaknya.

Megumi melambaikan tangan pada teman-temannya.

"Hey nak, tidak ada laki-laki sejati yang takut hujan," katanya.

Seperti pria sejati yang mengajari seorang pecundang, wajah Toji yang terlihat meledek beribu kali menyebalkan dimata anak beranjak dewasa itu.

Sekarang ini Sukuna benar-benar ingin menendang dan merebut Megumi dari tangan Toji.

-TBC-

RestartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang