Pagi sekali Jaehyun sudah bangun, ia mandi lalu menyiapkan sarapan untuknya dan kedua adiknya.
Jaehyun harus bisa menjadi sosok pengganti appa dan eomma.
Sudah 5 tahun sejak orang tuanya meninggalkannya. Jaehyun sudah semakin dewasa. Ia menjadi pria pekerja keras.
"Sungchan ayo bangun, kau harus sarapan lalu pergi sekolah," ujar Jaehyun membangunkan si bungsu.
"Eung... Baiklah," lirih Sungchan lalu bangun dari tempat tidur tipis itu. Ia bangkit lalu menuju kamar mandi.
Sedangkan Jaehyun, ia mengambil bubur ayam buatannya lalu menghampiri Yumi yang sudah bangun di kamarnya.
Jaehyun meletakkan bubur panas itu di meja yang ada di sana. Ia mengusap wajah adiknya lembut. Yumi yang peka terhadap sentuhan sang kakak lantas bangun.
Ia tersenyum ketika melihat Jaehyun duduk di sebelahnya. "Biar ku bantu membersihkan tubuhmu," ujar Jaehyun lalu mengambil handuk dan juga air hangat.
Sejak divonis menderita tumor otak, Yumi sulit untuk bergerak. Ia bisa berjalan, tapi terkadang ia bisa tiba-tiba jatuh karena kakinya mati rasa.
Jaehyun mulai mengelap tangan dan kaki Yumi pelan dan lembut. Setelah selesai dengan kaki dan tangan adiknya, Jaehyun langsung merendam handuk kecil itu lalu memerasnya.
"Biar ku lakukan sendiri. Sarapan dan pergilah bekerja." Yumi meraih tangan Jaehyun lalu mengambil handuk itu. Mau tidak mau Jaehyun menyerahkannya lalu keluar dari kamar Yumi.
Ia duduk di lantai menikmati kopi dan nasi goreng yang ia buat. Di hadapannya ada Sungchan yang juga sedang makan.
"Maafkan aku, aku tidak pantas disebut si sulung," lirih Jaehyun pelan, sangat pelan.
Setelah selesai sarapan, Jaehyun langsung pergi menuju halte bus bersama Sungchan. Mereka berpisah di sana. Sungchan menuju sekolahnya dan Jaehyun menuju cafe tempat ia bekerja.
Jaehyun langsung masuk ke dalam cafe itu. Ia langsung memakai pakaian yang telah disediakan.
Cafe mulai ramai saat jam makan siang. Jaehyun dengan cekatan melayani pelanggan. Ia juga membantu karyawan lain dengan mencuci piring dan gelas yang kotor.
Jaehyun mendapatkan uang makan siang, tapi tak pernah ia gunakan. Ia selalu menyimpannya untuk tabungan operasi Yumi.
Jaehyun keluar dari cafe untuk sekedar menikmati rokok dan secangkir kopi. Ia sedikit menepuk dadanya saat sesak itu hadir. Bukan sesak karena rokok, tapi sesak saat mengingat kejadian 5 tahun lalu.
Jaehyun segera menghabiskan rokok dan kopinya saat waktu istirahatnya tinggal 10 menit. Ia langsung masuk ke dalam cafe dan melanjutkan pekerjaannya.
Pukul 9 malam Jaehyun baru pulang, ia langsung mandi dan menghampiri Yumi.
Saat membuka pintu kamar Yumi, ia melihat Yumi duduk sambil memakan Jajangmyeon instan bersama Sungchan.
"Maafkan aku, aku tidak sempat membeli nasi," ujar Jaehyun sambil menunduk.
"Tak apa, ayo makan bersama!" Yumi mengajak Jaehyun. Tapi laki-laki itu menggeleng membuat Sungchan mengurungkan niatnya untuk menyeduh Jajangmyeon instan itu.
"Aku sudah makan di cafe," ucap Jaehyun bohong. Ia segera pergi ke kamarnya dan Sungchan untuk berbaring.
Jaehyun sangat lelah hari ini, banyak sekali pelanggan yang datang. Namun, ia senang pasti gajinya akan naik.
Jaehyun membuka tas miliknya lalu mengeluarkan dompetnya, ia mengambil beberapa lembar uang lalu meletakkannya di dalam kotak berisi uang yang akan ia gunakan untuk operasi Yumi.
Ia juga memasukkan beberapa lembar uang kedalam tas sekolah milik Sungchan. Jaehyun juga memeriksa buku-buku pelajaran adiknya. Senyumnya mengembang ketika melihat nilai A+ pada tugas milik Sungchan.
Setelah merapikan kembali tas sang adik, Jaehyun mulai memejamkan matanya. Namun dering ponselnya melenyapkan rasa kantuknya.
"Halo, ada apa Mingyu?"
"Jae bisakah kau menggantikan shift ku di hotel malam ini? Aku ada acara keluarga."
Jaehyun menghela nafasnya pelan.
"Baiklah aku akan berangkat sekarang."
"Terima kasih Jung!"
Pip.
Jaehyun langsung mengambil jaketnya lalu bergegas menuju hotel tempat Mingyu bekerja.
Sungchan yang melihat Jaehyun yang pergi hanya menghela nafasnya kasar. Apakah Jaehyun tidak punya rasa lelah? Ia terus bekerja dan bekerja.
Jaehyun yang sudah sampai di hotel langsung menuju loker Mingyu dan mengambil seragamnya. Tidak lupa ia memberikan informasi jika dia akan menggantikan Mingyu hari ini kepada manager hotel.
Shift malam berlaku dari pukul 10 sampai pukul 5 pagi. Jaehyun tidak tidur, dan paginya pukul 9 ia harus bekerja kembali di cafe.
Jaehyun benar-benar pekerja keras. Dan keras kepala. Ia kadang melupakan kesehatannya sendiri demi kedua adiknya.
Ia sudah berjanji, tidak akan menjadi Jung Jaehyun yang dulu.
Tbc.
Jangan lupa tekan tanda bintang sebagai dukungan untuk Kia. Terima kasih sudah mampir :)
KAMU SEDANG MEMBACA
Last Dandelion
FanficSilahkan baca dulu 2 part. Jika suka boleh menetap :) "Yumi bilang aku itu bagaikan bunga Dandelion. Pemberani dan kuat walaupun diterpa angin. Tapi sayangnya aku juga rapuh seperti Dandelion." - Jung Jaehyun "Oppa tau? Kehilangan orang yang aku say...